Sunday, September 25, 2011

Diskusi ringan dengan Manajer Lejel Region Kalimantan

 saya bertemu dengan direktur home lejel shopping bagian kalimantan di ruang sauna setelah gym di salah satu hotel bintang  5 di balikpapan.

ketika itu saya hanya berbincang-bincang ringan dengan beliau dan beliau ternyata senang berbagi kisah mengenai cerita bagaimana dia sampai berada disini. terlepas dari itu semua, dia bercerita mengenai kehidupan orang korea, kehidupan disana sungguh keras karena sama seperti negara 4 musim mereka harus berjuang untuk dapat bertahan hidup. dan korea pun demikian, mereka ketika datang musim dingin sangat sulit untuk dapat bertahan hidup karena tumbuhan tidak dapat tumbuh pada suhu yang cukup rendah.


sehingga hal ini yang mendorong orang korea untuk mau berjuang terus dalam hidup mereka. Mr. Lee bercerita bahwa orang indonesia tidak jauh berbeda dengan orang manapun dalam hal kemampuan, hanya saja mereka sebenarnya terlanjur hidup menyenangkan, saya sempat bingung kenapa dia bisa berkata seperti itu? dia mengatakan "kalau disini tidak ada uang masih bisa hidup, di korea tidak mungkin bisa hidup kalau tidak ada uang?" contoh : kalau di musim dingin, korea butuh penghangat dan ada biaya yang harus dikeluarkan kalau tidak anda bisa mati kedinginan, sedangkan di indonesia negara tropis, tanah subur, sangat luar biasa sekali negara kalian" saya melihat raut wajah kagum dr muka Mr. Lee ketika bicara indonesia.
orang luar bisa sangat menghargai negara kita yang sangat kaya ini, malah kita sendiri menyia-nyiakannya.

Mr. Lee juga mengatakan bahwa anak muda di korea juga sekarang terlalu nyaman, mereka belum mengetahui bagaimana jaman kondisi dulu waktu susah semua serba kekurangan. dia bercerita bahwa dulu waktu jaman 1960-1975 korea miskin dan mereka kesulitan dalam sandang pangan, harus berharap bantuan dari luar (waktu itu bantuan dari USA) mereka mengirimkan roti dan jagung. dulu kalau roti dibagi tidak bisa bertahan lama sedangkan jagung mereka bisa bertahan lama dan pentingnya lagi adalah mereka bisa menggunakan jagung tersebut untuk direbus dan dijadikan sop, sehingga lebih kenyang dan juga lebih banyak. (saya jadi terharu mendengar beliau curhat, kenapa? saya sering lihat banyaknya makanan dibuang, belum lagi saya yang suka pilih-pilih makan, kadang bisa cerewet soal makan. sedangkan dia pernah hidup sebegitu sulitnya. dan itulah yang katanya membuat dia lebih bersyukur terhadap hidup ini, sayangnya anak jaman sekarang sedikit kesulitan untuk bisa memahami perjuangan orang di jaman dulu karena mungkin selain mereka belum mengalaminya juga karena kemajuan teknologi yang membuat segala sesuatu menjadi mudah.

segala sesuatu menjadi serba instan dan semuanya menjadi gampang di dapat atau mudah di raih. seandainya para anak muda ini mengerti dan memahami bagaimana perjuangan dulunya mungkin mereka akan lebih bersyukur terhadap hidup mereka saat ini, saya tanya "maksudnya apa ya Mr. Lee?" dia menceritakan bahwa kalau mereka tahu seberapa susahnya hidup dulu, maka seharusnya mereka bisa bergembira menikmati hidup saat ini dengan tidak kekurangan makanan, biasanya yang sering terjadi adalah bagaimana mereka sering merasa tidak puas dengan apa yang mereka miliki, sudah punya ini malah ingin itu. sudah punya sesuatu kemudian tidak berapa lama sudah bosan, list nya bisa terus bertambah.

ketika sedang mendengar apa yang dibicarakan Mr. Lee, saya jadi tahu bahwa ternyata sebenarnya bukan orang korea atau jepang yang menjadikan mereka begitu superior tetapi kemampuan mereka untuk beradaptasi dan mengerti perubahan itu yang membuat mereka dapat bertahan hidup dan sukses. jadi sebenarnya kita bisa belajar dari mereka karena mereka sebenarnya belajar memahami perubahan bahwa bencana atau bukan, perubahan musim yang tidak menentu, mereka semua sudah memahami dan sudah mengambil langkah antisipasi untuk itu.

semoga tulisan ini dapat membantu menginspirasikan pembaca bahwa kita harus bersyukur dan bersemangat untuk tidak selalu berada dalam kondisi nyaman. istilahnya memperluas zona kenyamanan kita.

semoga bermanfaat.

No comments: