Tuesday, October 4, 2011

Kamu dengan Siapa?

sebenarnya hal ini tidak menganggu kita kalau yang tanya hanya 2-3 orang saja, kita bisa dengan entengnya menjawab "sendirian, atau bersama teman cowo". tentu nya hal itu tidak menjadi masalah. tapi kalau dalam satu hari setiap bertemu dengan orang saya ditanya seperti itu, bagaimana dunk??

ya inilah kisah buat dimasukin ke blog jadinya. haha..
sebenarnya waktu itu saya sedang menghadiri pesta pernikahan, ada 2 pesta pernikahan dengan jarak waktu hanya berselang satu hari. jadi ketika saya pergi kesana dan bertemu dengan teman-teman yang hanya sekadar kenal ya jadinya seperti itu. mungkin sekitar 10 orang lebih yang saya temui yang bertanya saya pergi dengan siapa.. tapi bukan itu sebenarnya yang menganggu saya. adalah kalimat setelah itu yang menguji kesabaran saya.

setelah jawaban saya berikan misal sendiri / bersama teman, pasti jawaban berikutnya mana lawan jenisnya? mana calonnya? mana kekasihnya? mana sang doi? kalau 2-3 orang masih bisa saya handle, tetapi lama-lama terusik juga kalau ditanya melulu, mungkin ada orang yang senang di tanya seperti itu kali ya.. don't know..

anyhow, mungkin setelah beberapa orang saya mulai terasa risih, kalau tidak dijawab juga dibilang tidak sopan. tapi kalau dijawab ya malah ditanya lagi. mending kalau sudah saya jawab mungkin langsung berubah ke topik lain atau membicarakan hal yang lain. so dalam situasi ini apa yang saya lakukan?

1. kalau saya tidak mengenal orang nya, dalam artian mungkin hanya sekadar kenal, maka saya hanya senyum senyum saja, tanpa bermaksud untuk memberikan alasan apapun (buat apa? kenal dekat saja tidak, bahkan yang mengenal saya cukup lama pun cukup sopan untuk tidak bertanya untuk mengetahui apapun dari saya kecuali saya yang mengijinkan)

2. kalau bertemu relasi bisnis atau yang berhubungan dengan bisnis, jika ditanya biasanya saya langsung mengganti topik pertanyaan mengenai keluarganya atau dengan siapa dia berjalan saat itu. menanyakan kondisi nya, kesehatannya. jadi kita rubah sudut pandang kita. kita kan jadi lebih proaktif dan kesannya peduli kepada dia dengan menanyakan keadaan dia. toh tidak ada ruginya. kalau perlu memuji anaknya atau mensupport apapun yang dilakukannya. bukankah itu lebih positif? lebih bermanfaat? menurut penelitian orang lebih senang diperhatikan ketimbang memperhatikan. jadi kita berikan saja perhatian yang positif.

3. kalau ketemu teman lama, nah ini agak sulit, teman lama berarti kemungkinan besar tahu masa lalu kita, mungkin tahu cerita kita, atau juga teman yang sudah lama tidak ketemu. jadi apa dunk reaksi nya? saya tidak bereaksi melainkan malah saya akan bertanya balik, sama kasus seperti no 2 diatas. menanyakan kondisinya, mengatakan hal-hal yang positif dan yang baik.

begitulah kisah singkat, kalau dibandingkan dulu, biasanya saya bereaksi atau mengeluh kenapa sih mereka reseh or gimana lah. tapi hal itu tidak sehat, malah merusak kita, bikin kita jadi generasi pengeluh.

semoga bermanfaat..

No comments: