Sunday, March 3, 2013

Nothing Comes Instant - My Story - Investing

Oke sekarang berbagi mengenai keingin-tahuan saya mengikuti acara workshop, saya tidak mengatakan bahwa workshop tidak ada gunanya, yang terpenting adalah kita harus survey terlebih dahulu apa yang sebenarnya ingin kita butuhkan, tetapi saat ini sudah banyak sekali seminar dan workshop yang menawarkan perubahan instan, sukses dalam waktu singkat, sekali lagi banyak yang menawarkan cara instan bukan?

Let’s get started,jadi pertama kali saya mengikuti seminar sukses cara cepat kaya, cara instan meraih kekayaan dan berbagai embel-embel lainnya. dulu saya dan teman saya rajin sekali mencari seminar di Koran-koran, pasti ada seminar tersebut. Waktu itu ada seminar mendapatkan “kekayaan dalam waktu singkat” hanya 100 ribu berdua, atau 75 ribu jika pergi sendiri. Pergilah dengan penuh harapan bahwa ada formula yang dapat dibagikan untuk dapat meraup kekayaan dalam waktu singkat, ketika sampai disana, wah boro-boro bisa mendengarkan dengan jelas, ruangan penuh membludak. Semua ingin berada disana dan mendengarkan apa yang ingin disampaikan oleh pembicara (terbukti marketing works!!). ruangan terbatas tetapi peserta sampai di luar-luar, yah kita mendengarkan apa yang di sampaikan sambil bersesak-sesakan dengan para orang-orang pencari kesuksesan.

Ilmu atau informasi yang disampaikan standar, biasa bercerita tentang dirinya yang terpuruk lalu berhasil bangkit dan mampu sukses seperti sekarang ini. Seperti biasa semuanya juga mampu dan bisa sukses seperti dia, jika sudah tahu caranya dan ada jalan pintas sehingga kita tidak perlu untuk bersusah payah seperti dia. Disinilah strategi-nya untuk masuk dan jualan produknya / workshopnya, dengan nilai yang mungkin sekitar 10x lipat dari nilai investasi awal. Nah pertanyaannya biasanya, is it worth it for me? Or was it worth it? Disini kita sudah mulai menaruh ekspektasi bahwa mungkin orang ini bisa memberikan jawabannya. Maybe this is the answer of my pray for this long time, akhirnya mungkin saya bisa keluar dari kondisi saya ini. Dengan menaruh ekspektasi itu dan berbekal harapan itulah akhirnya biasanya akan termotivasi untuk ikut workshop atau seminarnya dia lagi.

Sekali lagi, saya tidak melarang, membenci atau antipati terhadap workshop atau seminar-seminar, apapun yang dijual oleh mereka kalau bermanfaat maka jalankan. Tadi sudah saya singgung mengenai ekspektasi, harapan kita, itu yang memang membuat kita termotivasi tetapi itu juga yang membuat kita terjebak pada menginginkan hasil instan. mau terlihat langsung ada hasilnya. Sebenarnya ada factor lain juga, yaitu ingin membuktikan pada orang-orang bahwa dirinya mampu sukses dan dihargai atas kesuksesannya. Jujur sih, if you rely your expectation on outer of yourself then you will never be happy, wah gua kok jadi bijak gini ya? What happen.. haha… ketularan siapa saya??

Jadi kamu ikut seminarnya? Tentu tidak, karena yang ditawarin semuanya teori dan asal usulnya sudah pernah saya baca dan cari secara online (it’s called google). Jadi kebetulan aja pembicaranya merangkum semuanya dan mengajarkan seperti kuliah. Ada juga yang mengajarkan based therapy (ini masih mending tetapi kembali lagi dilihat kualifikasi si therapist nya). Bahkan ada yang menulis buku dengan harga cukup mahal dengan cover yang tebal, tulisan yang bagus tetapi isinya hanya berisi testimony orang-orang yang mengikuti workshopnya, dan workshopnya sangat banyak sekali jenisnya (saya salah satu korban buku itu, mungkin yang tahu buku itu akan senyum sendiri.. saya akan ikut senyum bersama anda juga hehe..)

Mungkin kejadian paling lucu (ya sekarang baru tertawanya) adalah bahwa saya hampir mengikuti seminar yang seharga belasan juta, yang menerangkan bagaimana mencari sinyal beli dan jual pada saham. Saat itu kondisi saya untung dan rugi hanya silih datang berganti, hal yang wajar sama seperti dalam usaha. Hanya saja mungkin dalam kondisi galau (ya galau kawan-kawan, saya juga bisa galau), “gelisah dan kacau” melihat portofolio masih belum beres. Kenapa lucu? Waktu di pitch (istilah di prospek dalam marketing) saya benar-benar termotivasi untuk ikut, pencarian akan sebuah system yang dapat menentukan kapan waktu beli dan waktu jual. Melihat buktinya ditampilkan di slide (nanti saya tampilkan punya saya juga, haha), wah langsung deh saya kasih uang muka buat beli, bahkan saya mengajak teman untuk ikut workshopnya.

Sewaktu pulang dari seminar itu, saya sedikit curiga, pikiran saya menganalisis kalau bisa ada signal beli dan signal jual berarti banyak yang sudah kaya dunk dengan system itu. Penasaran dengan pikiran saya sendiri, malam itu juga saya cek ulang semua yang dikatakan, lalu mencari di mesin pencari, ternyata yang menawarkan system ini jumlahnya tidak terhitung (percayalah banyak sekali yang menawarkan system jual beli, saya bahkan tidak dapat mengingatnya).

Akhirnya ya saya tidak jadi ikut, mengapa? Karena memang tidak ada yang instan, signal beli dan jual itu juga ada yang harus kita setting terlebih dahulu, lalu di tes kemudian apakah berhasil atau tidak, karena setiap saham punya karakteristik tertentu dan mempunyai psikologi harga yang berbeda. Jadi ya kembali lagi, tidak ada jalan pintas, tetap kita harus melakukan pekerjaan rumah kita. Lucu bukan? Haha, ketawa dong.. menertawakan keluguan saya. Kemudian saya juga mencari-cari rekomendasi, tepatnya membayar bulanan untuk mendapatkan berita dan rekomendasi rutin dari para penjual layanan rekomendasi. Akhirnya juga tetap saja portofolio berantakan, bisa overload dari beberapa puluh macam rekomendasi saham, tidak focus pada sekelompok kecil jenis saham (kelihatan desperado banget ya pengen kaya nya…)

Kalau kalian bilang saya sudah mengambil pelajaran, anda salah!!. Beberapa bulan yang lalu, saya ditawari lagi seminar, kali ini seminar kaya dari forex. Wow, luar biasanya lagi gratis, siapa yang tidak mau kalau gratis. Haha. Ga nolak… sementara saya sudah siap secara mental untuk menolak apapun yang akan ditawari, pokoknya kalau suruh uang muka pasti ga akan saya kasih, bahkan kalau disuruh cepat daftar karena tempat terbatas, saya akan angkat kaki dan langsung meninggalkan tempat itu. Tetapi yang ditawari ternyata bukan seminar melainkan langsung produk-nya dan produknya adalah robot yang dipasang di trading system.

Karena hal baru jadinya saya tertarik untuk mengikuti dan lagi-lagi mental saya kalah dengan jualannya, tergiur untuk mengikuti padahal awalnya pesimis melihat gratisan plus juga belum pernah mengikuti seminar forex, berakhirlah saya membeli program tersebut, kali ini salah satu kolega juga ikut. Walaupun sudah berbekal pengalaman dan pengetahuan tetap saja saja tetap terbuai oleh produknya, apa sih produknya? Ya itu tadi EA (expert advisor) yang sudah disetting menggunakan formula tertentu dan dipasang pada system trading kita sehingga kita tidak perlu 24 jam / setiap hari memantau forex. Begitu di pasang biarkan robotnya bekerja, waktu saya cek sumbernya, memang diberikan bukti bahwa memang ada bukti transaksi yang menguntungkan di web (saya lupa nama web, tetapi web ini memunculkan siapa saja yang melakukan transaksi dan bagaimana performance mereka terhadap pasar).

Tentu saja saya tambah percaya dengan hal itu, tetapi again nothing comes instant, programnya memang di setting hanya mengambil fraksi kecil dari pergerakan / perubahan pasar entah itu up or down, tetapi yang luput dari pengamatan saya adalah bahwa tidak ada stop limit (memang sih saya juga tahu ada robot yang diciptakan untuk melawan balik semua posisi yang dibuat EA pada system trading tertentu). Apa yang terjadi? Beberapa minggu pertama terlihat akumulasi keuntungan karena robotnya bekerja dengan sangat baik sekali dan konsisten ( ya iyalah kan program, “if this then that” bukan? Algoritma nya jalan, tanpa embel-embel perasaan emosi serakah dan takut).

So what is the bad news? Bad news-nya adalah no stop loss, haha.. argument mereka sih ya tadi itu, menggunakan stop loss hanya akan memberikan kesempatan “counter robot” untuk menghapus posisi yang sudah kita terapkan. Jadi ketika pasar bergerak melawan arah robot, hasilnya adalah minus besar-besaran, akumulasi profit yang didapat berminggu-minggu lenyap dalam 1 hari itu. Saya juga tidak ingat berita apa yang menghempas market sehingga posisi yang dibuka terbalik semua ( kelebihan serta kekurangan manusia, yaitu mudah lupa ), dengan perasaan tidak nyaman dan emosi ketakutan saya menelpon perusahaan tersebut dan segera menjelaskan bahwa tidak ada yang ditakuti bersabar saja robot-nya akan bekerja sesuai formula yang ditetapkan, anehnya malah disuruh ikut nambah lagi programnya. Haha, definitely say NO…
Dan memang sih, beberapa bulan kembali performa robotnya menunjukkan prestasinya, tetapi tidak beberapa lama lagi terhempas dari pergerakan yang berbeda dengan yang ditunjukkan pasar, alhasil harusnya balik modal, malah jadi minus lagi. Sampai sekarang posisinya ya 50% dibawah modal portofolio. “Nothing comes instant”, mau cepat kaya dengan tanpa pengetahuan dan pengalaman (proses dan waktu) tidak mudah untuk mengatakan bahwa ada cara yang cepat.
Saya orangnya penasaran dan memang selama proses itu (hampir mengikuti workshop yang dapat memberitahu sinyal beli dan jual, serta membeli robot forex trading dan ada beberapa seminar lainnya), saya belajar mencari informasi yang saya butuhkan, membaca sumber-sumber dari online, lalu mencari bahan-bahan yang saya butuhkan untuk menambal kekosongan atau ketidak-tahuan dalam proses mengisi informasi yang lengkap tentang suatu bidang. Saya tidak mengatakan bahwa saya harus tahu mengenai semua hal, tetapi akan lebih baik kalau kita cukup “well informed” dengan apa yang akan kita kerjakan dan bukannya hanya menerima informasi itu hanya satu bagian saja.

Pelajaran yang saya ambil? Do your homework, be eager, take the lessons, and keep learning. Jadi tidak ada salahnya menjadi salah, ambil pelajarannya dan biasanya akumulasi pengalaman itu membuat kita dapat memahami proses mencapai kesuksesan itu bukan jalan lurus yang kita tinggal lewati, kadang ada kerikil atau batu kecil yang bisa kita lompati dengan mudah, tetapi terkadang ada batu besar atau halangan yang membuat kita harus sedikit memutar dengan tanpa melupakan tujuan awal kita.

Halangan terbesar bukanlah batu yang menghadang kita, halangan yang tidak terlihatlah yang membuat kita merasa tidak bisa sampai pada tujuan. Apa itu? Orang biasa menyebutnya “mental block” halangan mental, sesuatu yang tidak kasat mata, sesuatu yang ada di dalam pikiran anda sendiri.

Update terbaru, baru-baru ini salah satu kolega saya menawarkan semacam MLM / Direct Selling kepada saya, sesuatu yang bernama “bicara” dan “peleburan” (maaf ya tidak secara gamblang saya ceritakan apa namanya), sekali lagi saya tidak antipati terhadap apapun, jadi saya tidak mengatakan ingin mengikuti atau menolak ajakan dia tetapi skema yang diajari sekali lagi skema cara cepat kaya, which is I don’t really appreciate. MLM atau direct selling atau insurance punya proses dan pelatihan yang harus dijalanin, kalau cocok jalankan kalau tidak ya sudah tidak masalah. Anda harus siap mengikuti program dan system yang dijalankan, sama seperti “ViSalus” bedah buku yang pernah saya bahas di artikel blog sebelumnya. 

No comments: