hope u guys can enjoy it...
Menyadari Hidup Saat Ini, bukan apa yang SUDAH terjadi dan bukan apa yang AKAN terjadi . . .
Wednesday, December 23, 2009
My Stories @ Muda-Mudi Paguyuban Pintu Mas - Part 03
pada hari minggu (hari H), hanya sebagian kecil panitia yang tetap tinggal untuk registrasi sedangkan untuk yang sisanya pergi tinjau lokasi dan langsung mencari tempat yang dapat di jadikan tempat outbond.
kalau mau dipikir-pikir sebenarnya kita cukup gambling untuk menemukan lokasi seperti itu karena lokasi yang kita cari belum kita survei dan belum kita cek, ketika rapat kita hanya mengasumsi bahwa itu bisa dilakukan. tapi kita beruntung untuk memilikinya.
lalu ketika sampai di pantai lamaru, kita langsung mengecek seluruh kondisi lapangan, pada saat kita beristirahat, disitu kamera beraksi dan ada tipe kita yang narsis.. haha..
setelah itu kita langsung meluncur menyiapkan segala peralatan dan perlengkapan outbond.
kemudian tidak berapa lama, para peserta mulai berdatangan dan berkumpul.
let the games begin..
panitia pun ikut serta...
finally.. narsis bersama
this is fun...
Wajah Tersangka . . . WANTED!!!!!!!!!
kalau mau dipikir-pikir sebenarnya kita cukup gambling untuk menemukan lokasi seperti itu karena lokasi yang kita cari belum kita survei dan belum kita cek, ketika rapat kita hanya mengasumsi bahwa itu bisa dilakukan. tapi kita beruntung untuk memilikinya.
lalu ketika sampai di pantai lamaru, kita langsung mengecek seluruh kondisi lapangan, pada saat kita beristirahat, disitu kamera beraksi dan ada tipe kita yang narsis.. haha..
setelah itu kita langsung meluncur menyiapkan segala peralatan dan perlengkapan outbond.
kemudian tidak berapa lama, para peserta mulai berdatangan dan berkumpul.
let the games begin..
panitia pun ikut serta...
finally.. narsis bersama
this is fun...
Wajah Tersangka . . . WANTED!!!!!!!!!
Monday, December 21, 2009
My Stories @ Muda-Mudi Paguyuban Pintu Mas - Part 02
terakhir yang bisa kami lakukan adalah mencoba membuat outbond bareng / semacam gathering . . .
bersambung . . .
desain games... dan penyusunan peserta serta simulasi...
Saat ini kami mencoba untuk sekali lagi memberikan kesempatan supaya mereka bisa saling mengenal. Fungsi dan tujuan adalah kita harus MEMBERI dulu, Berikan mereka pengertian bahwa Tujuannya arisan ini adalah supaya kalian bisa saling mengenal dan saling menghargai satu sama lain. Logika saya yah secara pribadi adalah bahwa kita harus mengenal orang tersebut dulu baru kita bisa tahu apakah kita menyukai nya atau tidak, apakah kita bisa menghormatinya dan memahaminya. Sekarang bagaimana kita bisa mengharapkan orang lain untuk menghargai diri kita sendiri kalau kita tidak mau menghargai orang lain.
" Berikan yang terbaik pada diri sendiri dengan cara hargai orang lain "
melihat dari sisi panitia, mereka mencoba berbagai cara terbaik karena mereka di berikan tanggung-jawab untuk melakukan terbaik dan mereka berusaha yang terbaik yang ada didalam diri mereka.
(semua games kita pikirkan dan terkeluar dari isi otak kita, kita cek, re-check, double re-check)
Beberapa Panitia secara pribadi sempat down karena briefing yang diadakan ternyata tidak mengundang peminat yang banyak secara mereka sudah berikan yang terbaik dan mencoba berbagai macam acara dan kegiatan, sedikit sekali yang hadir. Tetapi sebagian panitia tidak patah semangat dan mereka bersikap positif mengatakan bahwa ayo kita lakukan, acara sudah tinggal berapa hari lagi. There is no turning back, the show must go on.
Saya langsung teringat mentor spiritual saya mengatakan “kalau anda tidak lakukan anda 100% gagal, kalau anda lakukan anda punya kesempatan 50% sukses – 50 % gagal, mana yang anda pilih?”
Secara kita sudah rapat beberapa minggu dan mengorbankan waktu para panitia yang sebenarnya mereka dapat gunakan untuk diri mereka sendiri tetapi karena tanggung jawab dan rasa kebersamaan yang tinggi di antara mereka lah yang membuat kita semua mau berkorban untuk menyusun acara ini. Langsung saya katakan kita maju, mau 5 orang, kita bawa aja. Ga masalah yang penting kita have fun disana, games pun kita rancang sebisa dan sebaik yang bisa kita keluarkan dalam otak kita. Briefing pun kita buat 2 kali. Kita berikan kesempatan bagi mereka sekali lagi untuk mendaftar, kita berpikir positif bahwa mungkin hari yang kita tentukan mungkin berhalangan bagi sebagian besar dari mereka. So apakah hal itu berhasil?
Pada hari kedua briefing yang ada datang ternyata 2 orang.. hahaha . . . Apakah kita down.. no turning back remember?
Saat ini kami mencoba untuk sekali lagi memberikan kesempatan supaya mereka bisa saling mengenal. Fungsi dan tujuan adalah kita harus MEMBERI dulu, Berikan mereka pengertian bahwa Tujuannya arisan ini adalah supaya kalian bisa saling mengenal dan saling menghargai satu sama lain. Logika saya yah secara pribadi adalah bahwa kita harus mengenal orang tersebut dulu baru kita bisa tahu apakah kita menyukai nya atau tidak, apakah kita bisa menghormatinya dan memahaminya. Sekarang bagaimana kita bisa mengharapkan orang lain untuk menghargai diri kita sendiri kalau kita tidak mau menghargai orang lain.
" Berikan yang terbaik pada diri sendiri dengan cara hargai orang lain "
melihat dari sisi panitia, mereka mencoba berbagai cara terbaik karena mereka di berikan tanggung-jawab untuk melakukan terbaik dan mereka berusaha yang terbaik yang ada didalam diri mereka.
(semua games kita pikirkan dan terkeluar dari isi otak kita, kita cek, re-check, double re-check)
Beberapa Panitia secara pribadi sempat down karena briefing yang diadakan ternyata tidak mengundang peminat yang banyak secara mereka sudah berikan yang terbaik dan mencoba berbagai macam acara dan kegiatan, sedikit sekali yang hadir. Tetapi sebagian panitia tidak patah semangat dan mereka bersikap positif mengatakan bahwa ayo kita lakukan, acara sudah tinggal berapa hari lagi. There is no turning back, the show must go on.
Saya langsung teringat mentor spiritual saya mengatakan “kalau anda tidak lakukan anda 100% gagal, kalau anda lakukan anda punya kesempatan 50% sukses – 50 % gagal, mana yang anda pilih?”
Secara kita sudah rapat beberapa minggu dan mengorbankan waktu para panitia yang sebenarnya mereka dapat gunakan untuk diri mereka sendiri tetapi karena tanggung jawab dan rasa kebersamaan yang tinggi di antara mereka lah yang membuat kita semua mau berkorban untuk menyusun acara ini. Langsung saya katakan kita maju, mau 5 orang, kita bawa aja. Ga masalah yang penting kita have fun disana, games pun kita rancang sebisa dan sebaik yang bisa kita keluarkan dalam otak kita. Briefing pun kita buat 2 kali. Kita berikan kesempatan bagi mereka sekali lagi untuk mendaftar, kita berpikir positif bahwa mungkin hari yang kita tentukan mungkin berhalangan bagi sebagian besar dari mereka. So apakah hal itu berhasil?
Pada hari kedua briefing yang ada datang ternyata 2 orang.. hahaha . . . Apakah kita down.. no turning back remember?
Kemudian kita langsung berinisiatif saatnya kita harus berkorban satu kali lagi dan kali ini bukan darah dan keringat kita, bukan curahan pikiran dan tenaga kita tetapi dompet pulsa kita.
sumber pic : klik sini
Semua nya berkorban mengeluarkan pulsa untuk menelpon semua kenalan dan teman-teman yang bisa dihubungi. Hasilnya hingga pukul 22.15 wita terdapat 24 orang minus satu yang tiba-tiba mencancel. Hahaha… well not bad, the show must go on, right?
Semua nya berkorban mengeluarkan pulsa untuk menelpon semua kenalan dan teman-teman yang bisa dihubungi. Hasilnya hingga pukul 22.15 wita terdapat 24 orang minus satu yang tiba-tiba mencancel. Hahaha… well not bad, the show must go on, right?
bersambung . . .
My Stories @ Muda-Mudi Paguyuban Pintu Mas - Part 01
Sulit sekali untuk bisa mengorganisir pemuda-pemudi yang seumuran dengan kita. Terlebih kalau mereka masing-masing masih belum saling mengenal, jadi selama kita itu kita harus berusaha untuk mengenal mereka, berusaha untuk menarik mereka masuk ke dalam lingkaran setan… eh salah lingkaran pergaulan. Dan hal ini terjadi dalam paguyuban dimana saya ikut serta, kesulitan yang muncul yang pertama kali saya lihat adalah kecenderungan masih belum saling mengenal. Dari peserta masih malu-malu atau ragu atau belum yakin bahwa ini adalah suatu wadah dimana mereka bisa saling mengenal.
Saya pernah berorganisasi di vihara dan ini adalah level yang berbeda dengan organisasi seperti vihara / gereja, mereka sudah mempunyai suatu organisasi yang berada di naungan vihara atau gereja, bahkan mereka sudah mempunyai satu kesamaan yaitu dalam keyakinan mereka dan perbedaan mereka tidak terlalu terlihat kentara di dalam komunitas hubungan tersebut. Sedangkan level paguyuban ini dalam perspektif sederhana saya, mempunyai level yang lebih berat dan lebih sukar tapi bukan berarti TIDAK BISA, PASTI ADA JALAN KELUAR.
Masalahnya cuma satu, kita memulainya dari awal, karena Paguyuban Pintu Mas belum punya / belum aktif muda-mudi nya. Bandingkan dengan vihara (Mahavihara Buddha Manggala) mereka sudah punya patria (Pemuda Theravada Indonesia), belum lagi muda-mudi Mahavihara sendiri. Memang rumput tetangga selalu lebih hijau daripada rumput sendiri. Itu lah yang terjadi saat ini, pertama saya ikut paguyuban adalah karena ketidak-jelasan karir saya dalam futsal (seperti pemain pro aja yah pake karir.. :p), saya harus berpindah-pindah tim, jadwal yang tidak jelas dan kadang tidak cocok dengan saya, serta kesolidan tim yang belum pas di saya, (masalah gaji tidak usah di bahas, ini bukan pemain pro… boro-boro di gaji, saya mesti setor duit buat bayar lapangan.. wkwkwkw).
Setelah saya tahu mereka ada tim futsal saya ikut, dan kebetulan mereka juga ada kompetisi antar paguyuban, jadilah saya ikut bersama mereka. Butuh perjuangan juga untuk bisa masuk ke dalam tim yang sedang mereka bangun, pertama tentunya lewat seleksi dan mereka juga sudah berjalan 2 bulan sebelum saya masuk. Kedua fisik saya yang belum fit dan belum mampu mengimbangi permainan. Jadilah saya harus berjuang untuk ikut dan bermain bersama mereka. Tim nya bagus dan solid, punya pemain-pemain yang bagus, Cuma perlu di poles dan teknik sedikit, kita punya pemain yang merata di semua lini. Kekurangannya cuma satu : Kekompakan, mereka belum bisa menyatu karena yah itu tadi karena belum saling mengenal sehingga mereka merasa harus saling membuktikan.
(butuh perjuangan untuk mendapatkan yang terbaik dari diri mereka masing-masing, mereka latihan dan persiapan cukup cepat untuk membentuk satu tim)
Mereka butuh rasa penghargaan dan pengakuan, dan kita harus berikan itu kepada mereka dalam bentuk pengenalan terhadap sesama, dengan mengenal satu sama lain di harapkan mereka dapat mengerti satu sama lain dan dapat menghargai satu sama lain.
Sekarang bagaimana kita bisa menghargai dan menghormati orang lain kalau mereka belum belajar bagaimana cara nya menghargai dan menghormati orang? Ini lah dasar dan tujuan kenapa para panitia ini setengah hidup (kalau mati ga mungkin saya ada nulis blog ini...) mencoba mencari berbagai macam cara supaya lebih banyak yang bisa saling mengenal satu sama lain. Mulai dari makan bareng, nonton bareng,
karaoke bareng..
bersambung . . .
Saya pernah berorganisasi di vihara dan ini adalah level yang berbeda dengan organisasi seperti vihara / gereja, mereka sudah mempunyai suatu organisasi yang berada di naungan vihara atau gereja, bahkan mereka sudah mempunyai satu kesamaan yaitu dalam keyakinan mereka dan perbedaan mereka tidak terlalu terlihat kentara di dalam komunitas hubungan tersebut. Sedangkan level paguyuban ini dalam perspektif sederhana saya, mempunyai level yang lebih berat dan lebih sukar tapi bukan berarti TIDAK BISA, PASTI ADA JALAN KELUAR.
Masalahnya cuma satu, kita memulainya dari awal, karena Paguyuban Pintu Mas belum punya / belum aktif muda-mudi nya. Bandingkan dengan vihara (Mahavihara Buddha Manggala) mereka sudah punya patria (Pemuda Theravada Indonesia), belum lagi muda-mudi Mahavihara sendiri. Memang rumput tetangga selalu lebih hijau daripada rumput sendiri. Itu lah yang terjadi saat ini, pertama saya ikut paguyuban adalah karena ketidak-jelasan karir saya dalam futsal (seperti pemain pro aja yah pake karir.. :p), saya harus berpindah-pindah tim, jadwal yang tidak jelas dan kadang tidak cocok dengan saya, serta kesolidan tim yang belum pas di saya, (masalah gaji tidak usah di bahas, ini bukan pemain pro… boro-boro di gaji, saya mesti setor duit buat bayar lapangan.. wkwkwkw).
Setelah saya tahu mereka ada tim futsal saya ikut, dan kebetulan mereka juga ada kompetisi antar paguyuban, jadilah saya ikut bersama mereka. Butuh perjuangan juga untuk bisa masuk ke dalam tim yang sedang mereka bangun, pertama tentunya lewat seleksi dan mereka juga sudah berjalan 2 bulan sebelum saya masuk. Kedua fisik saya yang belum fit dan belum mampu mengimbangi permainan. Jadilah saya harus berjuang untuk ikut dan bermain bersama mereka. Tim nya bagus dan solid, punya pemain-pemain yang bagus, Cuma perlu di poles dan teknik sedikit, kita punya pemain yang merata di semua lini. Kekurangannya cuma satu : Kekompakan, mereka belum bisa menyatu karena yah itu tadi karena belum saling mengenal sehingga mereka merasa harus saling membuktikan.
(butuh perjuangan untuk mendapatkan yang terbaik dari diri mereka masing-masing, mereka latihan dan persiapan cukup cepat untuk membentuk satu tim)
Mereka butuh rasa penghargaan dan pengakuan, dan kita harus berikan itu kepada mereka dalam bentuk pengenalan terhadap sesama, dengan mengenal satu sama lain di harapkan mereka dapat mengerti satu sama lain dan dapat menghargai satu sama lain.
Sekarang bagaimana kita bisa menghargai dan menghormati orang lain kalau mereka belum belajar bagaimana cara nya menghargai dan menghormati orang? Ini lah dasar dan tujuan kenapa para panitia ini setengah hidup (kalau mati ga mungkin saya ada nulis blog ini...) mencoba mencari berbagai macam cara supaya lebih banyak yang bisa saling mengenal satu sama lain. Mulai dari makan bareng, nonton bareng,
karaoke bareng..
bersambung . . .
Tuesday, December 15, 2009
Sadarkah Kita ?
Sadarkah kita bahwa kita dilahirkan dengan dua mata di depan, karena seharusnya kita melihat yang ada di depan.
Kita lahir dengan dua telinga, satu di kiri dan satu di kanan sehingga kita dapat mendengar dari kedua sisi, menangkap pujian maupun kritikan, dan melihat mana yang benar.
Kita dilahirkan dengan otak tersembunyi di kepala, sehingga bagaimanapun miskinnya kita, kita tetap kaya. Tak seorangpun yang dapat mencuri isi otak kita, yang lebih berharga dari segala permata yang ada.
Kita dilahirkan dengan dua mata, dua telinga, namun cukup dengan satu mulut. Karena mulut adalah senjata yang tajam, yang dapat melukai, memfitnah, bahkan membunuh. Lebih baik sedikit bicara tapi banyak mendengar dan melihat.
Kita dilahirkan dengan satu hati, yang mengingatkan kita untuk menghargai dan memberikan cinta kasih dari dalam lubuk hati. Belajar untuk mencintai dan menikmati dicintai, tetapi jangan mengharapkan orang lain mencintai Anda dengan cara sebanyak yang sudah Anda berikan. Berikanlah cinta tanpa mengharapkan balasan, maka Anda akan menemukan bahwa hidup ini akan menjadi lebih indah.
from : mon Miel
Kita lahir dengan dua telinga, satu di kiri dan satu di kanan sehingga kita dapat mendengar dari kedua sisi, menangkap pujian maupun kritikan, dan melihat mana yang benar.
Kita dilahirkan dengan otak tersembunyi di kepala, sehingga bagaimanapun miskinnya kita, kita tetap kaya. Tak seorangpun yang dapat mencuri isi otak kita, yang lebih berharga dari segala permata yang ada.
Kita dilahirkan dengan dua mata, dua telinga, namun cukup dengan satu mulut. Karena mulut adalah senjata yang tajam, yang dapat melukai, memfitnah, bahkan membunuh. Lebih baik sedikit bicara tapi banyak mendengar dan melihat.
Kita dilahirkan dengan satu hati, yang mengingatkan kita untuk menghargai dan memberikan cinta kasih dari dalam lubuk hati. Belajar untuk mencintai dan menikmati dicintai, tetapi jangan mengharapkan orang lain mencintai Anda dengan cara sebanyak yang sudah Anda berikan. Berikanlah cinta tanpa mengharapkan balasan, maka Anda akan menemukan bahwa hidup ini akan menjadi lebih indah.
from : mon Miel
Thursday, December 3, 2009
Pengalaman - Harapan Tidak Sesuai Kenyataan.
pernah belajar bahasa perancis? saya belum pernah dan mungkin sulit untuk bisa memahaminya. saya sendiri juga entah bagaimana bisa tertarik untuk mencoba-nya. bahasa perancis juga sebenarnya masih punya rumpun dari bahasa latin jadi sebenarnya kalau belajar dari nenek moyangnya paling tidak kita bisa mengerti sedikit.
tapi bukan ini yang mau saya bahas.. pengalaman yang ingin saya bagikan adalah ujian yang diadakan kemarin, jujur saya belum pernah se-gugup ini untuk mengambil test ini. tetapi bermodalkan nekat yah saya go head aja lakukan.
yah pertama yah takut dan tidak siap sama sekali, walaupun sebagaimana siap persiapannya, saya yah tetap belum siap.
harapan saya adalah saya dapat melewatinya tanpa menemui segala kesulitan walaupun pelajarannya juga saya jarang buka, setelah pulang kerja paling udah kecapaian, tetapi ketika di tes, kenyataannya adalah saya memang belum siap.. dari perkenalan dan pertanyaannya bisa, tetapi ketika sudah sampai ke task ke 3 yah udah bener-bener lakukan yang terbaik, secara belajar kosa kata nya juga bukan di tema yang diberikan jadi ya udah pasrah.. hehe..
jadi apakah saya harus tetap memikirkannya terus menerus? menyesali bahwa tidak belajar, pada waktu itu memang tetapi cuman sebentar aja dan saya tahu percuma juga menyesali.. toh 10 menit terlama sudah terlewat..
tetap berpegangan pada Hidup Saat Ini...
tapi bukan ini yang mau saya bahas.. pengalaman yang ingin saya bagikan adalah ujian yang diadakan kemarin, jujur saya belum pernah se-gugup ini untuk mengambil test ini. tetapi bermodalkan nekat yah saya go head aja lakukan.
yah pertama yah takut dan tidak siap sama sekali, walaupun sebagaimana siap persiapannya, saya yah tetap belum siap.
harapan saya adalah saya dapat melewatinya tanpa menemui segala kesulitan walaupun pelajarannya juga saya jarang buka, setelah pulang kerja paling udah kecapaian, tetapi ketika di tes, kenyataannya adalah saya memang belum siap.. dari perkenalan dan pertanyaannya bisa, tetapi ketika sudah sampai ke task ke 3 yah udah bener-bener lakukan yang terbaik, secara belajar kosa kata nya juga bukan di tema yang diberikan jadi ya udah pasrah.. hehe..
jadi apakah saya harus tetap memikirkannya terus menerus? menyesali bahwa tidak belajar, pada waktu itu memang tetapi cuman sebentar aja dan saya tahu percuma juga menyesali.. toh 10 menit terlama sudah terlewat..
tetap berpegangan pada Hidup Saat Ini...
Wednesday, December 2, 2009
Harapan Tidak Sesuai Dengan Kenyataan..
harapan tidak sesuai dengan kenyataan, kenyataan memang tidak pernah sesuai dengan apa yang kita ingin, setiap kali kita mengharapkan sesuatu, kita berharap bahwa paling tidak target tersebut dapat di capai. tetapi apa yang terjadi ketika harapan tersebut tidak di capai?
kenyataannya anda tidak bisa mengubah kenyataan bahwa harapan anda tidak sesuai dengan hasil yang anda dapatkan? lalu apa yang harus anda lakukan? apakah kita tidak harus menetapkan target? karena khawatir kita bisa kecewa?
kenyataannya anda tidak bisa mengubah kenyataan bahwa harapan anda tidak sesuai dengan hasil yang anda dapatkan? lalu apa yang harus anda lakukan? apakah kita tidak harus menetapkan target? karena khawatir kita bisa kecewa?
tidak ada salahnya kita menetapkan target, justru target di gunakan untuk mengukur batas kemampuan kita. dengan target kita bisa tahu dimana letak kelebihan maupun kekurangan kita. yang menjadi masalah adalah ketika bagaimana kita menyikapi ketika target tersebut tidak tercapai maupun tercapai. apakah kita akan senang berlebihan atau sedih berlebihan? itu yang menjadi pokok permasalahannya...
kalau senang sih semua orang pasti ingin senang terus menerus.. tetapi kalau sedih, apakah harus terus menerus di ratapi?
masalah paling sulit adalah menetapkan target anda supaya sesuai dengan kenyataan. bukannya memaksa supaya kenyataan sesuai dengan harapan / keinginan kita, bagian tersulitny kalau sudah di lewati yang lain mah lewat atuh.. hehe.
jadi apa dunk kuncinya? kuncinya adalah MENYADARI SAAT INI kondisi nya seperti apa.. gampang yah kalau di tulisan?? bagaimana kalau di jalanin, apakah bisa? apakah penulis sudah pernah menjalaninya? jangan2 cuman bisa nulis doank nih, OmDo (Omong Doank)...
nanti saya bagi pengalaman... dalam cerita blog selanjutnya..
kalau senang sih semua orang pasti ingin senang terus menerus.. tetapi kalau sedih, apakah harus terus menerus di ratapi?
masalah paling sulit adalah menetapkan target anda supaya sesuai dengan kenyataan. bukannya memaksa supaya kenyataan sesuai dengan harapan / keinginan kita, bagian tersulitny kalau sudah di lewati yang lain mah lewat atuh.. hehe.
jadi apa dunk kuncinya? kuncinya adalah MENYADARI SAAT INI kondisi nya seperti apa.. gampang yah kalau di tulisan?? bagaimana kalau di jalanin, apakah bisa? apakah penulis sudah pernah menjalaninya? jangan2 cuman bisa nulis doank nih, OmDo (Omong Doank)...
nanti saya bagi pengalaman... dalam cerita blog selanjutnya..
Melewatkan MOMEN KEBAHAGIAAN...
apa maksudnya melewatkan momen kebahagiaan?
jadi SADARI apa yang anda lakukan Saat Ini, baik melalui Pikiran, Ucapan, Tindakan.
apapun yang dilakukan oleh orang lain, itu adalah urusan mereka sendiri. apapun yang mereka tanam begitu pula buah yang akan mereka petik. yang penting adalah diri anda sendiri, bagaimana anda menanggapinya, jangan anggap anda lebih hebat atau lebih mulia ketimbang orang lain.
SETIAP ORANG TIDAK PERNAH LUPUT DARI KESALAHAN, tetapi orang yang bisa belajar dari KESALAHAN-nya lah yang bisa maju dan Hidup Saat Ini untuk Hari Esok yang lebih baik.
Jadi Jangan Lupa HIDUP SAAT INI ...
Jika anda memikirkan kemarahan, kebencian, penyesalan, iri hati, kedengkian dan keburukan orang lain maupun diri sendiri, berarti anda telah melewatkan satu momen kebahagiaan dalam hidup anda.
ketika kita memikirkan keburukan orang lain, kemudian bergosip ria, lalu membicarakan nya di belakang orang yang bersangkutan tanpa tahu asal-usul nya, berarti kita telah kehilangan momen kebahagiaan kita sendiri. memang sepertinya anda merasa puas dan bangga bahwa anda tidak seburuk orang yang anda bicarakan tetapi bukankah manusia selalu demikian? Manusia secara tidak sadar mampu dan hebat dalam melihat kekurangan orang lain tetapi lemah di dalam melihat kekurangan di dalam diri sendiri.
secara tidak sadar, kita senang sekali membicarakan orang lain, mengapa? ini karena ada perasaan lega bahwa kita bersyukur ada yang lebih buruk daripada diri kita, seolah-olah mengasihani mereka dan bangga bahwa dirinya tidak seperti itu. masalahnya bukanlah itu, masalahnya adalah apa manfaatnya bagi anda ketika anda membicarakannya? anda senang bahwa anda telah menemukan kesalahan orang lain? kalau demikian berarti anda telah menghabiskan waktu anda untuk mencari-cari kesalahan orang, lalu waktu yang sedemikian berharganya habis untuk anda gunakan secara sia-sia.
bagi beberapa teman yang saya temui, mereka senang sekali kalau bisa membicarakan kesalahan, keburukan, kejelekan maupun kekurangan orang lain. memang sepertinya sangat asyik sekali membicarakannya. tetapi demi kebaikan diri anda sendiri, STOP!!!. kalau anda mau membicarakan orang lain bicarakan kebaikan orang lain.
sekarang coba saja kita balik situasi-nya, apa yang anda rasakan ketika anda dibicarakan oleh orang lain? pasti muncul perasaan tidak nyaman, syukur kalau anda bisa cuek tetapi sebagaimana cuek-nya pasti ada perasaan tidak nyaman. itulah yang di rasakan orang lain jika anda membicarakannya.
lalu sekarang coba situasinya anda di puji karena kebajikan anda, atau orang lain memuji anda tetapi terdengar oleh anda. anda boleh bangga, anda merasa anda telah berbuat sesuatu yang penting Saat Ini. sekarang mana yang lebih baik? dibicarakan kekurangannya atau kelebihannya? dari diri anda sendiri mana yang terdengar lebih baik?
secara tidak sadar, kita senang sekali membicarakan orang lain, mengapa? ini karena ada perasaan lega bahwa kita bersyukur ada yang lebih buruk daripada diri kita, seolah-olah mengasihani mereka dan bangga bahwa dirinya tidak seperti itu. masalahnya bukanlah itu, masalahnya adalah apa manfaatnya bagi anda ketika anda membicarakannya? anda senang bahwa anda telah menemukan kesalahan orang lain? kalau demikian berarti anda telah menghabiskan waktu anda untuk mencari-cari kesalahan orang, lalu waktu yang sedemikian berharganya habis untuk anda gunakan secara sia-sia.
bagi beberapa teman yang saya temui, mereka senang sekali kalau bisa membicarakan kesalahan, keburukan, kejelekan maupun kekurangan orang lain. memang sepertinya sangat asyik sekali membicarakannya. tetapi demi kebaikan diri anda sendiri, STOP!!!. kalau anda mau membicarakan orang lain bicarakan kebaikan orang lain.
sekarang coba saja kita balik situasi-nya, apa yang anda rasakan ketika anda dibicarakan oleh orang lain? pasti muncul perasaan tidak nyaman, syukur kalau anda bisa cuek tetapi sebagaimana cuek-nya pasti ada perasaan tidak nyaman. itulah yang di rasakan orang lain jika anda membicarakannya.
lalu sekarang coba situasinya anda di puji karena kebajikan anda, atau orang lain memuji anda tetapi terdengar oleh anda. anda boleh bangga, anda merasa anda telah berbuat sesuatu yang penting Saat Ini. sekarang mana yang lebih baik? dibicarakan kekurangannya atau kelebihannya? dari diri anda sendiri mana yang terdengar lebih baik?
jadi SADARI apa yang anda lakukan Saat Ini, baik melalui Pikiran, Ucapan, Tindakan.
apapun yang dilakukan oleh orang lain, itu adalah urusan mereka sendiri. apapun yang mereka tanam begitu pula buah yang akan mereka petik. yang penting adalah diri anda sendiri, bagaimana anda menanggapinya, jangan anggap anda lebih hebat atau lebih mulia ketimbang orang lain.
SETIAP ORANG TIDAK PERNAH LUPUT DARI KESALAHAN, tetapi orang yang bisa belajar dari KESALAHAN-nya lah yang bisa maju dan Hidup Saat Ini untuk Hari Esok yang lebih baik.
Jadi Jangan Lupa HIDUP SAAT INI ...
SALJU DI MUSIM PANAS (6) - Oleh : U Jotika Sayadaw
Berlatihlah meditasi relaksasi (relaxing meditation). Cukup sederhana. Duduklah dalam posisi yang nyaman atau kalau memungkinkan berbaringlah. Lakukan penyapuan terhadap sekujur tubuh Anda mulai dari jidat Anda, dengan memeriksa semua titik tegang dan yang terasa agak sakit. Dengan semakin menyadari perasaan tak menyenangkan Anda akan semakin tahu bagaimana mengendurkan otot; dan ketegangan atau sakit akan memudar secara perlahan-lahan. Sapulah setiap bagian dari tubuh Anda tanpa pengecualian. Bahkan sampai bagian dalam dari tubuh Anda. Lakukanlah itu secara sangat perlahan dan penuh kesabaran, sampai ke ujung jari-jari tangan dan kaki, bagian depan dan belakang. Lakukan itu sekali dan sekali lagi.
Sebelum menjadi bhikkhu saya (Sayadaw) telah membaca banyak buku-buku meditasi. Oleh karena itu saya berpikir saya sudah tahu semuanya. Setelah menjadi bhikkhu sekitar satu tahun saya berpikir : sekarang baru saya tahu apa itu meditasi. Dan setelah menjadi bhikkhu selama tiga tahun saya berpikir : baru sekarang saya benar-benar tahu apa itu meditasi. Itu berlangsung terus. Ketika masih muda saya membaca banyak buku-buku tentang penjelajah dan saya sangat kecewa karena tidak ada lagi tempat yang tersisa yang belum dijelajahi.
Sejak berkenalan dengan dunia psikologi saya tahu bahwa inilah dunia belantara yang sudah banyak dijelajahi banyak orang. Banyak yang kembali ke dunia ini tanpa peralatan yang sesuai, dan menjadi tersesat. Saya memiliki peralatan terbaik -- Sati. Kadang kala saya merasa heran ketika menemukan banyak orang yang religius tetapi tidak tahu bahkan yang sederhana saja dari sati. Sejumlah orang mengatakan untuk pertama kalinya mereka mendengar bahwa seseorang dapat mempraktikkan penegakkan sati di mana saja kapan tak peduli apa saja yang dilakukan. Banyak orang berpikir bahwa seseorang seyogianya berlatih meditasi hanya pada saat duduk. Dan juga seseorang seyoiganya tidak melakukan apa pun ketika sedang bermeditasi. Mereka berpikir hanya itulah waktu untuk bermeditasi di mana berarti mereka tidak mau mengamati batin mereka ketika sedang berhubungan dengan orang lain. Dalam kehidupan sehari-sehari, banyak orang melakukan latihan meditasi duduk dalam jumlah banyak tetapi mereka tidak melihat keserakahan, keinginan, kemarahan, kebencain, keangkuhan, kecemburuan dan iri hati mereka. Banyak meditator tidak melihat betapa pentingnya mengamati dengan jujur kotoran batin yang muncul secara spontan dalam kehidupan sehari-sehari mereka, dalam interaksi mereka dengan orang lain. Saya amat menekankan sati ketika sedang bercakap-cakap saat itulah orang paling kerap kehilangan sati. Kebanyakan meditator memiliki jadwal waktu untuk bermeditasi. Mereka memilih-milih objek meditasi mereka (boleh-boleh saja pada tahap awal). Memilih berarti ada pengecualian (mereka meluputkan sejumlah hal), di mana seyogianya meditasi merupakan sesuatu yang mencakup semua hal. Pemahaman saya adalah orang seyogianya pertama-tama berusaha untuk menyadari kotoran batin mereka. " Bhasite sampajanakari hoti " (seseorang yang berlatih penegakkan sati berbicara dengan penuh sati.) Berbicara merupakan suatu bagian besar dari kehidupan kita. Sangat bermanfaat untuk mengembangkan sati ketika sedang berbicara. Memang itu tidak mudah tapi bukanlah suatu kemustahilan. Tegakkanlah sati terhadap apa yang Anda bicarakan, dan ketika Anda berbicara tegakkanlah sati terhadap gerakan bibir Anda, nada dan kenyaringan suara Anda, atau apa saja yang berhubungan dengan bicara. Pengalaman terpedih dalam hiudp muncul dari hubungan antar manusia. Oleh sebab itu penting sekali menegakkan sati saat berhubungan dengan orang lain. Kita seyogianya menyadari sikap kita terhadap orang yang berkontak langsung dengan kita. Mengamati sikap kita terhadap setiap hal adalah penting sekali. Jika kita tidak memiliki sikap yang benar kita akan mencipatakan banyak masalah. Menegakkan sati merupakan hal terbaik yang dapat kulakukan untuk diri saya. Jika Anda dapat mempraktikkan penegakkan sati untuk kepentingan penegakkan sati sendiri, Anda akan memahami sati lebih baik. Orang-orang yang penuh dengan keinginan dan dambaan yang bertentangan. Kebanyakan orang tidak tahu apa yang sesungguhnya ingin mereka kerjakan. Mereka bolak-balik berubah pikiran. Ketidak konsistenan sudah menjadi kelumrahan.
Batin penuh dengan penuh perasaan yang saling bertentangan. Saya tak pernah merasa bosan. Saya hidup dengan damai dan berharap mati pun dengan damai di dalam suatu hutan.
Saya mengamati batin saya. Hal- hal muncul dan lenyap. Tiada sesuatu pun yang berlangsung abadi. Bahkan yang terburuk pun tidak berlangsung lama. Oleh karena itu ketika mereka muncul saya tahu mereka akan lenyap dalam kesempatan berikut. Saya tak perlu melakukan apapun untuk membuat mereka lenyap. Saya ingin melihat mereka seakan-akan sedang meneropong sesuatu yang sangat menarik dengan miskroskop. Tetapi saat saya memfokuskan batin saya pada apapun yang muncul saya hanya melihatnya hanya sekejap saja. Lalu lenyap. Saya ingin berkata : "Tunggu sebentar, saya ingin baik-baik mengamati Anda. Bagaimanapun juga kita adalah kenalan lama." Tetapi mereka sangat takut dicermati secara seksama. Oleh karena itu sati adalah sahabat tetap saya. Saya mengamati sati, saya menegakkan sati atas sati saya. Kesadaran atas kesadaran. Yang terpenting adalah menegakkan sati. sedemikian penuh sati sehingga pemikiran berhenti dan Anda melihat apa itu kehidupan, di mana problema-problema berasal. Problema Anda datang dari batin Anda. Anda takkan memahami apa yang saya maksudkan ketika saya berkata, "problema Anda datang dari batin Anda", tetapi saat Anda mencapai suatu titik di mana Anda betul-betul memahami batin Anda secara mendalam barulah Anda akan paham. Kebijaksanaan dapat mengatasi kamma. Seseorang harus senantiasa setia terhadap apa yang sedang dipraktikkannya (Sila, penegakkan sati). Kalau tidak Anda tak dapat menghargai apa yang sedang Anda lakukan, atau menghargai diri Anda sendiri.
Dan tanpa rasa respek itu Anda takkan melakukannya dengan penuh kegembiraan, kepuasan dan berhasil-guna. Sati tidak memiliki motif atau sikap. Ia hanya melihat secara jernih, tanpa penilaian, tanpa keinginan untuk mengubahnya. Praktikkan penegakkan sati untuk melihat apa yang ada. Itu saja. Kita tidak menyadari sebagian besar dari proses yang kita sebut batin kita, dan kita telah melupakan sebagian besar pengalaman dan perasaan dan keputusan kita di masa lampau (termasuk kehidupan dan kelahiran lampau). Namun hal-hal itulah yang jamak mempengaruhi cara kita merasakan dan berpikir. Dan bagian yang kita tidak pahami secara baik itu, atau yang telah dilupakan tetapi masih merupakan bagian dari batin kita, saya sebut batin bawah sadar, sekadar untuk menantikan sebuah istilah yang lebih baik. Saya menjadi semakin menyadari sisi gelap dari batin saya, dan semakin saya dapat menerimanya, ia menjadi semakin tersingkap dan saya menjadi semakin tentram. Kita menggunakan kata-kata ketika berkomunikasi, tetapi kata-kata amat samar dalam penyampaian makna. Kebanyakan penderitaan kita merupakan ciptaan kita sendiri. Batin merupakan seorang tukang sulap ulung : Ia menciptakan penderitaan dan ia menderita karenanya; ia menciptakan kesenangan dan ia menikmatinya; ia di patuk sesekor ular ciptaan dia sendiri lalu menderita akibat racunnya. kalu ia hanya mengetahui saja dan tidak begitu banyak menciptakan penderitaan, sembilan puluh persen dari kepedihan batin takkan lagi ditemukan. Saya telah datang ke sini sehingga saya dapat memiliki waktu berlebih untuk menyelami batin dan hati saya sendiri. Saya ingin menjadi semakin mengenali diri saya untuk melihat semua motif, keinginan, dambaan, idaman yang saling bertentangan, dalam batindan hati saya. Saya ingin mengetahui semua sudut dan celah gelap dari batin saya, serta semua laba-laba, kalajengking dan ular berbisa yang merangkak dan merayap, semua singa dan elang, dsb.. Bukannya saya ingin mengusir mereka.
Saya hanya ingin menjadi sahabat baik batin saya, seorang sahabat yang ramah dan penuh pengertian. Kalau saya tidak memahami mereka secara baik, mereka takkan membiarkan saya tidur nyenyak. Saya tidak suka orang memandang saya sebagai seseorang yang tidak sesungguhnya demikian. Tetapi itu tak terelakkan. Setiap orang di dunia ini di salahpahami. Dan saya pun masih akan merasa gundah kalau mereka memahami saya secara benar. Di mana Anda hidup dan bersama siapa Anda bersahabat sangatlah penting. Sejumlah tempat dan orang membuat susasana hati Anda diliputi ketidaksukaan, dan berada dalam suasana hati demikian dalam waktu lama betul-betul dapat merusak batin Anda. Kita sangat dipengaruhi orang-orang disekitar kita secara ahlus tak kasat mata. Saya sudah mengamati batin saya cukup banyak tahun, oleh karena itu saya sangat menyadari batin saya. Saya tahu betapa batin ini bisa menjadi begitu bodoh, tolol, dungu, brengsek, tetapi karena saya menyadarinya, ia tak dapat menghayutkan saya. Saya telah melupakan kebanyakan dari apa yang kupelajari dari buku-buku. Saya tak mau mengingat terlalu banyak hal. Tetapi saya mengetahui banyak tentang diri saya, batin saya, keadaan batin saya, semua hal buruk dan konyol perihal diri saya. Saya telah diajari orang bahwa hal-hal demikian sangat memalukan, bahwa saya seyogianya merasa bersalah karena memiliki pikiran-pikiran demikian. Saya menolak mempercayai mereka. Saya tahu bahwa kita semua memiliki pikiran-pikiran demikian tetapi kebanyakan dari kita menyangkalanya. Saya takkan menceritakan kepada orang lain semua hal tentang saya. Saya menerima (saya tidak menolak) sepenuhnya diri saya, yang baik ma upun yang buruk. Memahami dan menerima diri saya memberikan saya kedamaian batin, ketentraman batin. Setiap orang membuat kesalahan.
Saya telah banyak mendalami tentang apa yang terjadi dalam batin jika seseorang membuat kesalahan, bagaimana batin ini terpanggang oleh rasa bersalah; bagaimana batin ini ingin melupakan masa lampau (secara keliru); dan terutama (secara keliru) ia mencegah seseorang merasa layak memiliki hal-hal baik dalam hidupnya (misalnya, cinta kasih, kehormatan, kebaktian, penghargaan, pandangan terang dsb.). Saya memaafkan diri saya. Dalam kondisi seperti itu, bagaimana saya dapat terhindar dari perbuatan seperti itu? Tetapi apakah saya perlu terus menerus merasa bersalah dalam sisa hidup saya? Tidak ! Saya telah menarik pelajaran dari kesalahan-kesalahan saya dan saya akan berusaha sebaik-baiknya agar tidak mengulanginya lagi. Apa lagi yang dapat saya lakukan ? Tidak ada. Menerima kebenaran akan membebaskan batin ini. Takkan ada pertumbuhan spiritual yang sesungguhnya tanpa pemahaman yang mendalam atas diri kita sendiri sebagaimana adanya. Kedamaian dan kesejahteraan sementara sangat membesarkan hati tetapi itu sendiri tak dapat mendatangkan perubahan (transformasi). Pendapat yang menyokong menawarkan rasa aman. Ya, saya bisa terus menerus merasa gundah terhadap orang-orang atas kepicikan mereka, tetapi saya tidak mau melakukan itu lagi. Saya tidak mampu mengubah mereka; saya tidak bertanggung jawab atas mereka; saya akan menolong mereka kalau saya mampu. Kebanyakan orang tidak tahu apa yang terjadi dalam batin mereka, dalam kehidupan mereka. Mereka berpikir mereka tahu tetapi sebetulnya tidak. Kebanyakan orang sangat berkondisi. Anda memerlukan kesadaran dan kejujuran luar biasa untuk mengatasi ini. Anda terkondisi dan saya pun terkondisi. Apakah kita tahu bahwa kita terkondisi? Kebanyakan pikiran dan reaksi kita adalah reflek yang terkondisi. Oleh karena itu marilah kita benahi dulu diri kita. Saat kita sudah terbebas dari keadaan demikian, saya pikir barulah kita dapat melakukan sesuatu untuk menolong orang lain agar tak terkondisi. Sepanjang kita masih gundah, kita akan menyakiti orang lain atas nama pertolongan. Penipuan diri sendiri.
Kadangkala itu bisa sedemikian menyeluruh sehingga bahkan Anda sendiri tidak tahu. Sikap defensif (membela diri) membuat Anda buta terhadap kelemahan Anda sendiri (penipuan diri sendiri). Kita menipu diri kita sendiri agar bahagia. Kadangkala sungguh menyakitkan untuk melihat kelemahan kita. Janganlah membawa-bawa semua ingatan masa lampau dan semua kesulitan masa mendatang dalam batin Anda. Jalanilah kehidupan setiap saat dengan penuh sati. Masa depan akan terjadi sebagaimana semestinya. Dengan semakin menyelami, kita semakin meninggalkan banyak kemelekatan-kemelekatan, keinginan-keinginan, mimpi-mimpi, harapan-harapan kita. Membuang aneka khayalan pada awalnya sangat menyakitkan karena ia bertalian dengan kekecewaan, tetapi belakangan ia dapat membebaskan batin ini. Orang dibuatnya semakin realistik. Kehidupan bukanlah cerita dongeng. Tidak ada itu "mereka pun hidup bahagia sejak waktu itu." dalam kehidupan nyata. Agar sesuai dengan kebenaran, kita harus berubah. Bagaikan seekor ular yang melepaskan kulitnya karena sudah terlalu ketat baginya, ktia harus melepaskan dambaan impian kita. Daripada berkeluh kesah bahwa kita kesulitan bernafas karena sudah terlalu ketat, lebih baik kita melepaskan kulit lama kita dn membiarkan yang baru tumbuh, sehingga kita dapat bernafas dengan lebih leluasa. Dan kita harus ingat kalau saatnya sudah tiba untuk melepaskannya lagi, kita seyogianya jangan merasa enggan. Melepaskan kulit lama senatiasa menyakitkan. Orang menjadi sangat rentan dan sensitif karena kulit baru belum cukup kuat untuk bersentuhan dengan lingkungannya. Bahagia berarti memilki batin yang tenang, dan penuh dengan sati, sedemikian penuh sati sehingga tidak ada pikiran, tidak ada rasa ke"aku"an. Kebahagiaan ini datang ketika semua pikiran masa lampau atau mendatang tidak ada, tiada aku. tiada kemarin, tiada esok, tiada rencana. Pada saat tiadanya konsep waktu itu pun tidak ada suatu "aku" yang mengalami kebahagiaan itu. Yang ada hanya kebahagiaan. Kebahagiaan sejati tidak memiliki suatu sebab/dalih. Ketika Anda betul-betul bahagia (tanpa rasa ke-"aku"-an) Anda tak dapat mengatakan "Saya bahagia karena......."
Kalau Anda berupaya keras untuk bahagia niscaya Anda akan mengalami kegagalan. Kebahagiaan sejati hadir tanpa diundang.
Sejak berkenalan dengan dunia psikologi saya tahu bahwa inilah dunia belantara yang sudah banyak dijelajahi banyak orang. Banyak yang kembali ke dunia ini tanpa peralatan yang sesuai, dan menjadi tersesat. Saya memiliki peralatan terbaik -- Sati. Kadang kala saya merasa heran ketika menemukan banyak orang yang religius tetapi tidak tahu bahkan yang sederhana saja dari sati. Sejumlah orang mengatakan untuk pertama kalinya mereka mendengar bahwa seseorang dapat mempraktikkan penegakkan sati di mana saja kapan tak peduli apa saja yang dilakukan. Banyak orang berpikir bahwa seseorang seyogianya berlatih meditasi hanya pada saat duduk. Dan juga seseorang seyoiganya tidak melakukan apa pun ketika sedang bermeditasi. Mereka berpikir hanya itulah waktu untuk bermeditasi di mana berarti mereka tidak mau mengamati batin mereka ketika sedang berhubungan dengan orang lain. Dalam kehidupan sehari-sehari, banyak orang melakukan latihan meditasi duduk dalam jumlah banyak tetapi mereka tidak melihat keserakahan, keinginan, kemarahan, kebencain, keangkuhan, kecemburuan dan iri hati mereka. Banyak meditator tidak melihat betapa pentingnya mengamati dengan jujur kotoran batin yang muncul secara spontan dalam kehidupan sehari-sehari mereka, dalam interaksi mereka dengan orang lain. Saya amat menekankan sati ketika sedang bercakap-cakap saat itulah orang paling kerap kehilangan sati. Kebanyakan meditator memiliki jadwal waktu untuk bermeditasi. Mereka memilih-milih objek meditasi mereka (boleh-boleh saja pada tahap awal). Memilih berarti ada pengecualian (mereka meluputkan sejumlah hal), di mana seyogianya meditasi merupakan sesuatu yang mencakup semua hal. Pemahaman saya adalah orang seyogianya pertama-tama berusaha untuk menyadari kotoran batin mereka. " Bhasite sampajanakari hoti " (seseorang yang berlatih penegakkan sati berbicara dengan penuh sati.) Berbicara merupakan suatu bagian besar dari kehidupan kita. Sangat bermanfaat untuk mengembangkan sati ketika sedang berbicara. Memang itu tidak mudah tapi bukanlah suatu kemustahilan. Tegakkanlah sati terhadap apa yang Anda bicarakan, dan ketika Anda berbicara tegakkanlah sati terhadap gerakan bibir Anda, nada dan kenyaringan suara Anda, atau apa saja yang berhubungan dengan bicara. Pengalaman terpedih dalam hiudp muncul dari hubungan antar manusia. Oleh sebab itu penting sekali menegakkan sati saat berhubungan dengan orang lain. Kita seyogianya menyadari sikap kita terhadap orang yang berkontak langsung dengan kita. Mengamati sikap kita terhadap setiap hal adalah penting sekali. Jika kita tidak memiliki sikap yang benar kita akan mencipatakan banyak masalah. Menegakkan sati merupakan hal terbaik yang dapat kulakukan untuk diri saya. Jika Anda dapat mempraktikkan penegakkan sati untuk kepentingan penegakkan sati sendiri, Anda akan memahami sati lebih baik. Orang-orang yang penuh dengan keinginan dan dambaan yang bertentangan. Kebanyakan orang tidak tahu apa yang sesungguhnya ingin mereka kerjakan. Mereka bolak-balik berubah pikiran. Ketidak konsistenan sudah menjadi kelumrahan.
Batin penuh dengan penuh perasaan yang saling bertentangan. Saya tak pernah merasa bosan. Saya hidup dengan damai dan berharap mati pun dengan damai di dalam suatu hutan.
Saya mengamati batin saya. Hal- hal muncul dan lenyap. Tiada sesuatu pun yang berlangsung abadi. Bahkan yang terburuk pun tidak berlangsung lama. Oleh karena itu ketika mereka muncul saya tahu mereka akan lenyap dalam kesempatan berikut. Saya tak perlu melakukan apapun untuk membuat mereka lenyap. Saya ingin melihat mereka seakan-akan sedang meneropong sesuatu yang sangat menarik dengan miskroskop. Tetapi saat saya memfokuskan batin saya pada apapun yang muncul saya hanya melihatnya hanya sekejap saja. Lalu lenyap. Saya ingin berkata : "Tunggu sebentar, saya ingin baik-baik mengamati Anda. Bagaimanapun juga kita adalah kenalan lama." Tetapi mereka sangat takut dicermati secara seksama. Oleh karena itu sati adalah sahabat tetap saya. Saya mengamati sati, saya menegakkan sati atas sati saya. Kesadaran atas kesadaran. Yang terpenting adalah menegakkan sati. sedemikian penuh sati sehingga pemikiran berhenti dan Anda melihat apa itu kehidupan, di mana problema-problema berasal. Problema Anda datang dari batin Anda. Anda takkan memahami apa yang saya maksudkan ketika saya berkata, "problema Anda datang dari batin Anda", tetapi saat Anda mencapai suatu titik di mana Anda betul-betul memahami batin Anda secara mendalam barulah Anda akan paham. Kebijaksanaan dapat mengatasi kamma. Seseorang harus senantiasa setia terhadap apa yang sedang dipraktikkannya (Sila, penegakkan sati). Kalau tidak Anda tak dapat menghargai apa yang sedang Anda lakukan, atau menghargai diri Anda sendiri.
Dan tanpa rasa respek itu Anda takkan melakukannya dengan penuh kegembiraan, kepuasan dan berhasil-guna. Sati tidak memiliki motif atau sikap. Ia hanya melihat secara jernih, tanpa penilaian, tanpa keinginan untuk mengubahnya. Praktikkan penegakkan sati untuk melihat apa yang ada. Itu saja. Kita tidak menyadari sebagian besar dari proses yang kita sebut batin kita, dan kita telah melupakan sebagian besar pengalaman dan perasaan dan keputusan kita di masa lampau (termasuk kehidupan dan kelahiran lampau). Namun hal-hal itulah yang jamak mempengaruhi cara kita merasakan dan berpikir. Dan bagian yang kita tidak pahami secara baik itu, atau yang telah dilupakan tetapi masih merupakan bagian dari batin kita, saya sebut batin bawah sadar, sekadar untuk menantikan sebuah istilah yang lebih baik. Saya menjadi semakin menyadari sisi gelap dari batin saya, dan semakin saya dapat menerimanya, ia menjadi semakin tersingkap dan saya menjadi semakin tentram. Kita menggunakan kata-kata ketika berkomunikasi, tetapi kata-kata amat samar dalam penyampaian makna. Kebanyakan penderitaan kita merupakan ciptaan kita sendiri. Batin merupakan seorang tukang sulap ulung : Ia menciptakan penderitaan dan ia menderita karenanya; ia menciptakan kesenangan dan ia menikmatinya; ia di patuk sesekor ular ciptaan dia sendiri lalu menderita akibat racunnya. kalu ia hanya mengetahui saja dan tidak begitu banyak menciptakan penderitaan, sembilan puluh persen dari kepedihan batin takkan lagi ditemukan. Saya telah datang ke sini sehingga saya dapat memiliki waktu berlebih untuk menyelami batin dan hati saya sendiri. Saya ingin menjadi semakin mengenali diri saya untuk melihat semua motif, keinginan, dambaan, idaman yang saling bertentangan, dalam batindan hati saya. Saya ingin mengetahui semua sudut dan celah gelap dari batin saya, serta semua laba-laba, kalajengking dan ular berbisa yang merangkak dan merayap, semua singa dan elang, dsb.. Bukannya saya ingin mengusir mereka.
Saya hanya ingin menjadi sahabat baik batin saya, seorang sahabat yang ramah dan penuh pengertian. Kalau saya tidak memahami mereka secara baik, mereka takkan membiarkan saya tidur nyenyak. Saya tidak suka orang memandang saya sebagai seseorang yang tidak sesungguhnya demikian. Tetapi itu tak terelakkan. Setiap orang di dunia ini di salahpahami. Dan saya pun masih akan merasa gundah kalau mereka memahami saya secara benar. Di mana Anda hidup dan bersama siapa Anda bersahabat sangatlah penting. Sejumlah tempat dan orang membuat susasana hati Anda diliputi ketidaksukaan, dan berada dalam suasana hati demikian dalam waktu lama betul-betul dapat merusak batin Anda. Kita sangat dipengaruhi orang-orang disekitar kita secara ahlus tak kasat mata. Saya sudah mengamati batin saya cukup banyak tahun, oleh karena itu saya sangat menyadari batin saya. Saya tahu betapa batin ini bisa menjadi begitu bodoh, tolol, dungu, brengsek, tetapi karena saya menyadarinya, ia tak dapat menghayutkan saya. Saya telah melupakan kebanyakan dari apa yang kupelajari dari buku-buku. Saya tak mau mengingat terlalu banyak hal. Tetapi saya mengetahui banyak tentang diri saya, batin saya, keadaan batin saya, semua hal buruk dan konyol perihal diri saya. Saya telah diajari orang bahwa hal-hal demikian sangat memalukan, bahwa saya seyogianya merasa bersalah karena memiliki pikiran-pikiran demikian. Saya menolak mempercayai mereka. Saya tahu bahwa kita semua memiliki pikiran-pikiran demikian tetapi kebanyakan dari kita menyangkalanya. Saya takkan menceritakan kepada orang lain semua hal tentang saya. Saya menerima (saya tidak menolak) sepenuhnya diri saya, yang baik ma upun yang buruk. Memahami dan menerima diri saya memberikan saya kedamaian batin, ketentraman batin. Setiap orang membuat kesalahan.
Saya telah banyak mendalami tentang apa yang terjadi dalam batin jika seseorang membuat kesalahan, bagaimana batin ini terpanggang oleh rasa bersalah; bagaimana batin ini ingin melupakan masa lampau (secara keliru); dan terutama (secara keliru) ia mencegah seseorang merasa layak memiliki hal-hal baik dalam hidupnya (misalnya, cinta kasih, kehormatan, kebaktian, penghargaan, pandangan terang dsb.). Saya memaafkan diri saya. Dalam kondisi seperti itu, bagaimana saya dapat terhindar dari perbuatan seperti itu? Tetapi apakah saya perlu terus menerus merasa bersalah dalam sisa hidup saya? Tidak ! Saya telah menarik pelajaran dari kesalahan-kesalahan saya dan saya akan berusaha sebaik-baiknya agar tidak mengulanginya lagi. Apa lagi yang dapat saya lakukan ? Tidak ada. Menerima kebenaran akan membebaskan batin ini. Takkan ada pertumbuhan spiritual yang sesungguhnya tanpa pemahaman yang mendalam atas diri kita sendiri sebagaimana adanya. Kedamaian dan kesejahteraan sementara sangat membesarkan hati tetapi itu sendiri tak dapat mendatangkan perubahan (transformasi). Pendapat yang menyokong menawarkan rasa aman. Ya, saya bisa terus menerus merasa gundah terhadap orang-orang atas kepicikan mereka, tetapi saya tidak mau melakukan itu lagi. Saya tidak mampu mengubah mereka; saya tidak bertanggung jawab atas mereka; saya akan menolong mereka kalau saya mampu. Kebanyakan orang tidak tahu apa yang terjadi dalam batin mereka, dalam kehidupan mereka. Mereka berpikir mereka tahu tetapi sebetulnya tidak. Kebanyakan orang sangat berkondisi. Anda memerlukan kesadaran dan kejujuran luar biasa untuk mengatasi ini. Anda terkondisi dan saya pun terkondisi. Apakah kita tahu bahwa kita terkondisi? Kebanyakan pikiran dan reaksi kita adalah reflek yang terkondisi. Oleh karena itu marilah kita benahi dulu diri kita. Saat kita sudah terbebas dari keadaan demikian, saya pikir barulah kita dapat melakukan sesuatu untuk menolong orang lain agar tak terkondisi. Sepanjang kita masih gundah, kita akan menyakiti orang lain atas nama pertolongan. Penipuan diri sendiri.
Kadangkala itu bisa sedemikian menyeluruh sehingga bahkan Anda sendiri tidak tahu. Sikap defensif (membela diri) membuat Anda buta terhadap kelemahan Anda sendiri (penipuan diri sendiri). Kita menipu diri kita sendiri agar bahagia. Kadangkala sungguh menyakitkan untuk melihat kelemahan kita. Janganlah membawa-bawa semua ingatan masa lampau dan semua kesulitan masa mendatang dalam batin Anda. Jalanilah kehidupan setiap saat dengan penuh sati. Masa depan akan terjadi sebagaimana semestinya. Dengan semakin menyelami, kita semakin meninggalkan banyak kemelekatan-kemelekatan, keinginan-keinginan, mimpi-mimpi, harapan-harapan kita. Membuang aneka khayalan pada awalnya sangat menyakitkan karena ia bertalian dengan kekecewaan, tetapi belakangan ia dapat membebaskan batin ini. Orang dibuatnya semakin realistik. Kehidupan bukanlah cerita dongeng. Tidak ada itu "mereka pun hidup bahagia sejak waktu itu." dalam kehidupan nyata. Agar sesuai dengan kebenaran, kita harus berubah. Bagaikan seekor ular yang melepaskan kulitnya karena sudah terlalu ketat baginya, ktia harus melepaskan dambaan impian kita. Daripada berkeluh kesah bahwa kita kesulitan bernafas karena sudah terlalu ketat, lebih baik kita melepaskan kulit lama kita dn membiarkan yang baru tumbuh, sehingga kita dapat bernafas dengan lebih leluasa. Dan kita harus ingat kalau saatnya sudah tiba untuk melepaskannya lagi, kita seyogianya jangan merasa enggan. Melepaskan kulit lama senatiasa menyakitkan. Orang menjadi sangat rentan dan sensitif karena kulit baru belum cukup kuat untuk bersentuhan dengan lingkungannya. Bahagia berarti memilki batin yang tenang, dan penuh dengan sati, sedemikian penuh sati sehingga tidak ada pikiran, tidak ada rasa ke"aku"an. Kebahagiaan ini datang ketika semua pikiran masa lampau atau mendatang tidak ada, tiada aku. tiada kemarin, tiada esok, tiada rencana. Pada saat tiadanya konsep waktu itu pun tidak ada suatu "aku" yang mengalami kebahagiaan itu. Yang ada hanya kebahagiaan. Kebahagiaan sejati tidak memiliki suatu sebab/dalih. Ketika Anda betul-betul bahagia (tanpa rasa ke-"aku"-an) Anda tak dapat mengatakan "Saya bahagia karena......."
Kalau Anda berupaya keras untuk bahagia niscaya Anda akan mengalami kegagalan. Kebahagiaan sejati hadir tanpa diundang.
Sunday, November 22, 2009
Thursday, November 19, 2009
SALJU DI MUSIM PANAS (5) - Oleh : U Jotika Sayadaw
Penting sekali untuk menjaga kondisi dan batin sebagaimana Anda menyetel radio Anda. Hanya ketika berada dalam kondisi yang baiklah mereka baru akan menjadi peka, mampu mendeteksi frekuensi-frekuensi, getaran-getaran dan sinyal-sinyal sebagaimana mestinya.
Oleh karena itu sangat penting untuk mempelajari bagaimana jasmani dan batin Anda di pengaruhi sejumlah hal. Makanan, cuaca, latihan jasmani, percakapan, buku-buku, kesenangan indriawi. setiap hal mempengaruhi jasmani dan batin. Dan juga meditasi. MEDITASI MEMBUAT BATIN MENJADI LEBIH PEKA.
Batin gemar berdiam di masa lalu atau masa mendatang, ia menyentuh saat kini hanya sebentar saj, tidak mau berdiam di saat kini; selalu mencari objekan, menonton tv, mendengar radio atau kaset, makan, bercakap-cakap, merokok, membaca (ya, saya lupa itu__ membaca), dan apa saja. Apakah kita sungguh-sungguh menyukai sati?
Kita menggunakan sati sebagai penawar sakit. Hanya ketika hidup menjadi begitu menyakitkan barulah kita mau pergi ke suatu tempat yang sunyi dan bermeditasi. Kalau tidak kita sudah merasa cukup puas dengan aneka pengobjekan.
Orang tak dapat betul-betul bebas dari kemarahan. Kemarahan akan muncul bila ada penyebab yang memadai. Yang dapat dilakukan seseorang hanyalah melihat bahwa ada kemarahan. Melihat betapa Anda menyakiti diri Anda ketika Anda sedang gundah. Sungguh tak layak menjadi gundah terhadap apapun. Tegakkan sati. Melihat kemarahan hanya sebagai kemarahan, bukan "kemarahanku".
Janganlah berkata bahwa Anda seyogianya tidak marah, Adalah penting sekali untuk bersikap realistik. Adalah hal-hal yang ideal, tetapi kita takkan pernah menggapai hal-hal yang ideal tersebut. Itu tak berarti kita seyogianya tidak memiliki idaman. Maksudnya kita harus menyadari kemampuan kita. Jadi, jangan berkecila hati bila ada pasang surut. Berusahalah menegakkan sati semampu-mampunya. Berusahalah sekuat tenaga.
Dulu saya (Sayadaw) merasa tidak enak hati (malu) apabila membuat kesalahan (tidak berbuat sempurna). Dalam sejumlah kasus, orang lain mengharapkan terlalu banyak dari saya; dan secara tak sadar saya tergelincir masuk dalam peran yang mereka harapkan dari saya. Itu adalah hal yang mustahil, bahkan berbahaya; itu membuat saya merasa tidak mampu tetapi sekarang saya sudah belajar dari untuk menjadi diri saya.
Tegakkanlah sati, walaupun kadangkala sulit melakukannya. KETIKA ANDA BERPIKIR TAK MUNGKIN MENEGAKKAN SATI, ITULAH SAAT TERPENTING UNTUK MENEGAKKAN SATI.
Saat Anda sedang gelisah, itulah saat terpenting bagi Anda untuk bermeditasi. Ketika Anda berpikir tak mungkin bagi Anda untuk bermeditasi karena batin Anda sedang kacau balau... Itulah saat terpenting bagi Anda untuk bermeditasi.
Dalam Mahasatipatthana-Sutta, Sang Buddha bersabda :
"Vikkhitam va cittam vikkhitam cittam ti pajanati,"
(Ketika batin sedang gelisah, ia mengetahui batin sedang gelisah.)
Anda tidak diharapkan melakukan lebih dari itu.
Sang Buddha tidak mengatakan Anda seyogianya merasa bersalah atas keserakahan atau kemarahan Anda. Anda mengetahui apa yang terjadi. Jangan menipu diri Anda sendiri. Hanya itulah yang dapat Anda lakukan. Jadi tegakkanlah sati tetapi jangan menghukum diri Anda sendiri.
Bersikap menerima dan jujur merupakan hal yang terpenting.
Mengetahui keadaan batin sedang bagaimana, itu saja sudah cukup. Apabila Anda berusaha melakukan lebih dari itu, akhirnya Anda akan semakin frustasi. Tidak ada pengendalian. dan itu berarti ANATTA. "Saragam va cittam saragam cittanti pajanati."
(Ketika batin diliputi nafsu, ia mengetahui bahwa batin sedang diliputi nafsu.)... Pajanti (mengetahui dengan jelas); itu saja, tidak lebih dari itu. Memiliki batin yang tenang dan damai sepanjang waktu adalah suatu kemustahilan bagi seseorang yang berhubungan dengan begitu banyak orang setiap hari.
Saya mengetahui bagaimana bila seseorang membaca sejumlah buku Dhamma dan/atau mendengarkan sejumlah kaset Dhamma dapat membuatnya merasa bersalah. Standarnya terlalu tinggi. kita tak mampu mengapainya. Kita tak perlu merasa bersalah karena menikmati kesenangan indriawi, sebab kita kita tidak merugikan orang lain.
Lihatlah kesenangan indriawi itu nikmatnya di mana ?
"Sukham va vedanam vedayamano sukham vedanam vedayamiti pajanati" (Ketika mengalami perasaan senang ia mengetahui bahwa ia sedang mengalami perasaan senang.) Mana perlu merasa bersalah? Siapa mengajari kita untuk merasa bersalah apabila menikmati hidup kita? Cukup sudah itu!
Walaupun kita tahu sati merupakan hal terbaik yang dapat kita lakukan untuk diri kita sendiri, kita masih amat sering mengobjek. kita ingin berbagai rangsangan.
Amatilah batin Anda lihatlah apa yang sedang dilakukannya. Jika Anda memahami batin Anda , kebanyakan persoalan Anda akan lenyap karena sebagian besar persoalan diciptakan batin Anda sendiri, mereka bukanlah sesuatu yang nyata di luar batin Anda sendiri.
Usaha terbaik yang Anda lakukan adalah menerima, menyadari, mengetahui keadaan batin tanpa menyalahkan diri Anda, atau membenarkannya, tanpa keinginan untuk mengubahnya, atau melarikan diri darinya, tanpa perasaan merasa bersalah atau malu.
Tiliklah batin Anda sebagai BATIN, bukan sebagai "batinku". Sedang "Baik" atau "Buruk" pandanglah itu sebagai anatta, lihatlah ia muncul karena terpenuhi sejumlah kondisi, bukan muncul begitu saja. Bukanlah suatu makhluk hidup, bukan aku, bukan milikku. Kilesa (kotoran batin) ternyata sangat menarik.
Pengharapan merupakan sumber kekecewaan, bahkan penyebab kegelisahan batin. Kadangkala saya pikir bahwa memiliki idaman ketenangan, kedamaian dan kegiuran bisa membuat seseorang semakin frustasi.
Mereka yang hidup menyendiri mungkin mampu untuk mencapai keheningan (namun saya tidak). Begitu Anda berhubungan dengan orang lain (orang-orang yang tidak memperhatikan, yang egois, yang ingin memanfaatkan Anda), Anda akan menemukan sulit untuk mencapai keheningan.
Perlu ketenangan untuk mengembangkan pandangan terang yang mendalam; itu merupakan lawan dari kekalutan. Tidak ada salahnya memiliki sejumlah ketenangan, tetapi berhati-hatilah jangan sampai melekat padanya, kemelekatan itu berbahaya. Ketenangan membuat batin menjadi jernih. Ia menyegarkan batin dan membantu penegakkan sati.
Bersambung.....
Salam Metta,
Leo Hero (facebook)
Oleh karena itu sangat penting untuk mempelajari bagaimana jasmani dan batin Anda di pengaruhi sejumlah hal. Makanan, cuaca, latihan jasmani, percakapan, buku-buku, kesenangan indriawi. setiap hal mempengaruhi jasmani dan batin. Dan juga meditasi. MEDITASI MEMBUAT BATIN MENJADI LEBIH PEKA.
Batin gemar berdiam di masa lalu atau masa mendatang, ia menyentuh saat kini hanya sebentar saj, tidak mau berdiam di saat kini; selalu mencari objekan, menonton tv, mendengar radio atau kaset, makan, bercakap-cakap, merokok, membaca (ya, saya lupa itu__ membaca), dan apa saja. Apakah kita sungguh-sungguh menyukai sati?
Kita menggunakan sati sebagai penawar sakit. Hanya ketika hidup menjadi begitu menyakitkan barulah kita mau pergi ke suatu tempat yang sunyi dan bermeditasi. Kalau tidak kita sudah merasa cukup puas dengan aneka pengobjekan.
Orang tak dapat betul-betul bebas dari kemarahan. Kemarahan akan muncul bila ada penyebab yang memadai. Yang dapat dilakukan seseorang hanyalah melihat bahwa ada kemarahan. Melihat betapa Anda menyakiti diri Anda ketika Anda sedang gundah. Sungguh tak layak menjadi gundah terhadap apapun. Tegakkan sati. Melihat kemarahan hanya sebagai kemarahan, bukan "kemarahanku".
Janganlah berkata bahwa Anda seyogianya tidak marah, Adalah penting sekali untuk bersikap realistik. Adalah hal-hal yang ideal, tetapi kita takkan pernah menggapai hal-hal yang ideal tersebut. Itu tak berarti kita seyogianya tidak memiliki idaman. Maksudnya kita harus menyadari kemampuan kita. Jadi, jangan berkecila hati bila ada pasang surut. Berusahalah menegakkan sati semampu-mampunya. Berusahalah sekuat tenaga.
Dulu saya (Sayadaw) merasa tidak enak hati (malu) apabila membuat kesalahan (tidak berbuat sempurna). Dalam sejumlah kasus, orang lain mengharapkan terlalu banyak dari saya; dan secara tak sadar saya tergelincir masuk dalam peran yang mereka harapkan dari saya. Itu adalah hal yang mustahil, bahkan berbahaya; itu membuat saya merasa tidak mampu tetapi sekarang saya sudah belajar dari untuk menjadi diri saya.
Tegakkanlah sati, walaupun kadangkala sulit melakukannya. KETIKA ANDA BERPIKIR TAK MUNGKIN MENEGAKKAN SATI, ITULAH SAAT TERPENTING UNTUK MENEGAKKAN SATI.
Saat Anda sedang gelisah, itulah saat terpenting bagi Anda untuk bermeditasi. Ketika Anda berpikir tak mungkin bagi Anda untuk bermeditasi karena batin Anda sedang kacau balau... Itulah saat terpenting bagi Anda untuk bermeditasi.
Dalam Mahasatipatthana-Sutta, Sang Buddha bersabda :
"Vikkhitam va cittam vikkhitam cittam ti pajanati,"
(Ketika batin sedang gelisah, ia mengetahui batin sedang gelisah.)
Anda tidak diharapkan melakukan lebih dari itu.
Sang Buddha tidak mengatakan Anda seyogianya merasa bersalah atas keserakahan atau kemarahan Anda. Anda mengetahui apa yang terjadi. Jangan menipu diri Anda sendiri. Hanya itulah yang dapat Anda lakukan. Jadi tegakkanlah sati tetapi jangan menghukum diri Anda sendiri.
Bersikap menerima dan jujur merupakan hal yang terpenting.
Mengetahui keadaan batin sedang bagaimana, itu saja sudah cukup. Apabila Anda berusaha melakukan lebih dari itu, akhirnya Anda akan semakin frustasi. Tidak ada pengendalian. dan itu berarti ANATTA. "Saragam va cittam saragam cittanti pajanati."
(Ketika batin diliputi nafsu, ia mengetahui bahwa batin sedang diliputi nafsu.)... Pajanti (mengetahui dengan jelas); itu saja, tidak lebih dari itu. Memiliki batin yang tenang dan damai sepanjang waktu adalah suatu kemustahilan bagi seseorang yang berhubungan dengan begitu banyak orang setiap hari.
Saya mengetahui bagaimana bila seseorang membaca sejumlah buku Dhamma dan/atau mendengarkan sejumlah kaset Dhamma dapat membuatnya merasa bersalah. Standarnya terlalu tinggi. kita tak mampu mengapainya. Kita tak perlu merasa bersalah karena menikmati kesenangan indriawi, sebab kita kita tidak merugikan orang lain.
Lihatlah kesenangan indriawi itu nikmatnya di mana ?
"Sukham va vedanam vedayamano sukham vedanam vedayamiti pajanati" (Ketika mengalami perasaan senang ia mengetahui bahwa ia sedang mengalami perasaan senang.) Mana perlu merasa bersalah? Siapa mengajari kita untuk merasa bersalah apabila menikmati hidup kita? Cukup sudah itu!
Walaupun kita tahu sati merupakan hal terbaik yang dapat kita lakukan untuk diri kita sendiri, kita masih amat sering mengobjek. kita ingin berbagai rangsangan.
Amatilah batin Anda lihatlah apa yang sedang dilakukannya. Jika Anda memahami batin Anda , kebanyakan persoalan Anda akan lenyap karena sebagian besar persoalan diciptakan batin Anda sendiri, mereka bukanlah sesuatu yang nyata di luar batin Anda sendiri.
Usaha terbaik yang Anda lakukan adalah menerima, menyadari, mengetahui keadaan batin tanpa menyalahkan diri Anda, atau membenarkannya, tanpa keinginan untuk mengubahnya, atau melarikan diri darinya, tanpa perasaan merasa bersalah atau malu.
Tiliklah batin Anda sebagai BATIN, bukan sebagai "batinku". Sedang "Baik" atau "Buruk" pandanglah itu sebagai anatta, lihatlah ia muncul karena terpenuhi sejumlah kondisi, bukan muncul begitu saja. Bukanlah suatu makhluk hidup, bukan aku, bukan milikku. Kilesa (kotoran batin) ternyata sangat menarik.
Pengharapan merupakan sumber kekecewaan, bahkan penyebab kegelisahan batin. Kadangkala saya pikir bahwa memiliki idaman ketenangan, kedamaian dan kegiuran bisa membuat seseorang semakin frustasi.
Mereka yang hidup menyendiri mungkin mampu untuk mencapai keheningan (namun saya tidak). Begitu Anda berhubungan dengan orang lain (orang-orang yang tidak memperhatikan, yang egois, yang ingin memanfaatkan Anda), Anda akan menemukan sulit untuk mencapai keheningan.
Perlu ketenangan untuk mengembangkan pandangan terang yang mendalam; itu merupakan lawan dari kekalutan. Tidak ada salahnya memiliki sejumlah ketenangan, tetapi berhati-hatilah jangan sampai melekat padanya, kemelekatan itu berbahaya. Ketenangan membuat batin menjadi jernih. Ia menyegarkan batin dan membantu penegakkan sati.
Bersambung.....
Salam Metta,
Leo Hero (facebook)
Saturday, October 31, 2009
Swimming Pool
SALJU DI MUSIM PANAS (4) - Oleh : U Jotika Sayadaw
Memahami sifat-sifat dari batin, yakini sifat-sifat dari lobha (keserakahan), dosa (kebencian), moha (kegelapan batin), mana (pembandingan), issa (iri hati), macchariya (pelit), kukkucca (penyesalan/kekhawatiran), dsb; dan juga memahami sati, samadhi (konsentrasi), panna (kebijaksanaan), metta (cinta kasih), karuna (kasih sayang) dsb, adalah jauh lebih penting daripada mencapai sejumlah pencerahan atau terbebas dari kilesa (kotoran batin). PEMAHAMAN DATANG DULUAN, PENANGGULANGAN TERJADI (MENYUSUL) SECARA ALAMIAH,BELAKANGAN. Harap sudilah mengamati apa saja yang terjadi di saat sekarang. Pertama-tama amatilah sifat-sifatnya.
Kalau Anda merasa gundah karena adanya lobha, atau dosa, atau.... Anda takkan melihatnya secara jernih karena Anda menjadi kalut, Anda memiliki dosa (ketidaksukaan). Tilik juga itu. Hanya ketika Anda bersedia menilik batin Anda tanpa merasa bersalah, tanpa keinginan untuk bertindak terhadapnya, Anda baru bakal mampu untuk melihatnya jelas. Lalu ia akan kehilangan daya atas Anda sebab sudah ditelanjangi menjadi transparan.
Janganlah menyalahkan keserakahan, keangkuhan, kemarahan dsb. Anda dapat belajar banyak dari mereka. Anda takkan tumbuh menjadi dewasa kecuali Anda dapat memahami mereka dengan baik. Hanya jika Anda dapat melihat mereka dengan batin yang jernih barulah Anda dapat memahami sifat mereka yang sesungguhnya, terutama ketiada intian (anatta) mereka.
Langkah pertama dan terpenting dalam meditasi adalah tidak mengidentifikasi diri atau menyatudirikan dengan fenomena batin (nama) dan jasmani (rupa). Itu bukanlah menanggulangi sesuatu melainkan mengatasi penyatudirian dengan proses nama-rupa. Mengapa orang-orang menjadi gundah ? Karena mereka menyatudirikan dengan nama-rupa. Jadi, bila ada keserakahan, nafsu, kemelekatan atau frustasi, kemarahan, keangkuhan, dsb, yang terpenting adalah memandang mereka sebagai fenomena alamiah tanpa menganggap sebagai sesuatu yang berhubungan dengan diri. Janganlah berusaha menanggulangi mereka.
Menjadi gundah merupakan sebuah wujud lain dari pengukuhan keakuan. Apakah ada seseorang (atta) yang menjadi gundah? Menjadi gundah hanyalah fenomena alamiah yang lain. Menjadi gundah merupakan penggelembungan keakuan. Jika batin tidak menjadi gundah, jika tidak terjadi penyatudirian dalam batin yang mengamati, yang berarti ada keseimbangan batin, batin akan mampu mengamati keserakahan dsb dengan penuh minat, tenang dan jernih, dan melihatnya sebagaimana adanya..... Suatu fenomena alamiah yang melesat cepat, tanpa subtansi, tanpa pribadi. Penyatudirian membuat semua kotoran batin menjadi lebih kuat. Tanpa penyatudirian mereka tidak begitu kuat. Seorang Sotapana masih memiliki keserakahan, kemarahan, dsb, tetapi tiada penyatudirian dengan nama-rupa, hanya Anagami dan Arahat yang terbebas dari keserakahan dan kemarahan. tetapi hanya seorang arahat yang bebas dari mana.
Kalau Anda merasa gundah karena Anda menikmati musik, Anda terlalu menuntut. Anda mengaharapkan terlalu banyak dari diri Anda. Tetapi bila Anda melihat batin yang menikmati itu dan mengamatinya dengan keseimbangan batin, hanya dengan demikianlah baru Anda melihat itu sebagaimana adanya. Kegundahan (yang merupakan dosa) adalah sahabat karib dari keserakahan dan keangkuhan. Karena Anda berpikir : SAYA SEORANG MEDITATOR oleh sebab itu tidak sepantasnyalah keserakahan atau keangkuhan muncul dalam batin saya, Anda menjadi gundah. Apabila ada keserakahan atau kenikmatan dalam bentuk apapun, berkatalah : sebentar ya, biar saya mencermati Anda. Mereka itu betul-betul menakjubkan. Keserakahan adalah tukang sulap jempolan. Pelajarilah (lihatlah) cara dia membangkitkan perasaan senang. Batin telah dikelabui keserakahan sedemikian rupa sehingga kita tidak melihatnya sebagai seorang penyulap, tetapi memandangnya sebagai aku.
Batin banyak akalnya. Ia menginginkan perubahan, sesuatu yang berbeda. Ia mendambakan hiburan, rangsangan. Kejemuan merupakan sebuah problem besar. Inilah yang dilakukan kebanyakan orang, mengejar rangsangan dari satu ke yang lainnya.
Kalau tidak waspada kita dapat menjadi sangat mudah membenarkan diri karena kita adalah meditator, atau praktisi Buddhis, atau kita mengetahui Dhamma; kita mengetahui apa yang baik dan apa yang buruk... ya MANA lagi. Saat MANA ada dalam batin Anda, sudilah meniliknya secara jelas. Jangalah berusaha untuk mengenyahkannya. Melihatnya secara jelas penting sekali. Selebihnya akan terjadi sendiri. Hanya seorang Aarahat barulah bebas murni dari mana.
Janganlah berlatih kerendahan hati, itu akan menjadi kerendahan hati yang dipaksakan . Cukup dengan menegakakan sati terhadap mana (keangkuhan). Kalau Anda dapat melihat batin Anda secara jelas, Anda akan menjadi rendah hati dengan sendirinya. Anda takkan merasa sedang berlatih kerendahan hati. Tak terasa kebanggaan diri Anda sudah berkurang.
Tanpa memahami akibat langsung dari keadaan batin kusala dan akusala takkan ada apresiasi yang nyata terhadap Dhamma. Penampakan lahiriah (formalitas) dari kesalehan dalam praktik keagamaan macam apa pun takkan pernah memberikan hasil yang mendalam dan berlangsung lama. Memahami reaksi batin terhadap setiap objek yang dialami keenam indera sangatlah penting, terutama pengaruh pandangan-pandangan dan kemelekatan terhadap mereka.
Sudah pahamkah Anda terhadap keadaan batin kusala dan akusala ? Saya (Sayadaw) pikir inilah yang paling dasar dalam praktik Dhamma. Saya tidak mau menggunakan kata-kata "baik" dan "buruk" dalam kaitan dengan kusala dan akusala. Maksud saya memahami mereka bukanlah melalui baca buku atau perenungan. Maksud saya adalah dengan segera benar-benar menemukan mereka. Melihat perbedaan kualitas batin ketika berada dalam kondisi kusala atau akusala.
Kadangkala ketika dapat melihatnya dengan jelas saya menjadi insaf bahwa sungguh tak pantas batin digayuti suasana akusala, tak peduli apa pun situasinya. Pasti ada cara yang sesuai (tanpa membuat batin digayuti suasana akusala) untuk menghadapi suatu situasi yang berat. Inilah kebijaksanaan. Mampu hidup dalam situsasi apa pun tanpa membuat batin digayuti suasana akusala. Untuk mendapatkan kebijaksanaan itu, pertama-tama kita harus secara jernih menegakkan sati terhadap reaksi batin dalam segla situasi, pada apa saja yangkita lihat, kita dengar dsb.
Penting sekali untuk melihat apa pun yang terjadi dalam batin tanpa berkeinginan mengubahnya, apakah itu akusala, tak menyenangkan, tak elok, tak dikehendaki, misalnya kemarahan, nafsu, kesangsian, keangkuhan; dan juga melihat apa pun yang menyenangkan muncul dalam batin tanpa berkeinginan untuk mengenggamnya, tanpa berusaha untuk membuatnya berlangsung lebih lama (ketenangan, kedamaian, kegiuran, kejernihan batin, dsb).
Saat batin ingin mengendalikan situasi (melawan, menghambat atau menahan apa saja yang muncul, atau menciptakan, memunculkan atau membuatnya berlangsung lebih lama) maka ia kehilangan keseimbangannya.
Melawan adalah kebencian. Menggengam adalah kemelekatan.
Namun tidak melawan bukan berarti mendorong, dan tidak menggengam pun berarti menghambat. Hanya mengamati saja, itulah sati, mengamati tanpa terlibat.
Kita begitu terbiasa melakukan sesuatu, membuat sesuatu, sehingga kita tidak tahu bagaiman hanya sekedar mengamati saja. Kita ingin mengendalikan. Kita ingin melibatkan diri. Oleh karena itu kita terbelit kesukaran. Maksud saya bukanlah : "Janganlah sampai terlibat, janganlah mengendalikan" sebab dengan demikian Anda lalu akan berusaha untuk tidak samapai terlbiat tidak mengendalikan, dima lagi-lagi merupakan suatu usaha pengendalian juga. Jadi, jika Anda berusaha mengendalikan, cukup menyadari itu saja.
Saya semakin dapat melihat bahwa tanpa sati hidup ini akan menjadi begitu dangkal. Sati memberikan kedalaman dan makna pada kehidupan.
Bersambung...............
Kalau Anda merasa gundah karena adanya lobha, atau dosa, atau.... Anda takkan melihatnya secara jernih karena Anda menjadi kalut, Anda memiliki dosa (ketidaksukaan). Tilik juga itu. Hanya ketika Anda bersedia menilik batin Anda tanpa merasa bersalah, tanpa keinginan untuk bertindak terhadapnya, Anda baru bakal mampu untuk melihatnya jelas. Lalu ia akan kehilangan daya atas Anda sebab sudah ditelanjangi menjadi transparan.
Janganlah menyalahkan keserakahan, keangkuhan, kemarahan dsb. Anda dapat belajar banyak dari mereka. Anda takkan tumbuh menjadi dewasa kecuali Anda dapat memahami mereka dengan baik. Hanya jika Anda dapat melihat mereka dengan batin yang jernih barulah Anda dapat memahami sifat mereka yang sesungguhnya, terutama ketiada intian (anatta) mereka.
Langkah pertama dan terpenting dalam meditasi adalah tidak mengidentifikasi diri atau menyatudirikan dengan fenomena batin (nama) dan jasmani (rupa). Itu bukanlah menanggulangi sesuatu melainkan mengatasi penyatudirian dengan proses nama-rupa. Mengapa orang-orang menjadi gundah ? Karena mereka menyatudirikan dengan nama-rupa. Jadi, bila ada keserakahan, nafsu, kemelekatan atau frustasi, kemarahan, keangkuhan, dsb, yang terpenting adalah memandang mereka sebagai fenomena alamiah tanpa menganggap sebagai sesuatu yang berhubungan dengan diri. Janganlah berusaha menanggulangi mereka.
Menjadi gundah merupakan sebuah wujud lain dari pengukuhan keakuan. Apakah ada seseorang (atta) yang menjadi gundah? Menjadi gundah hanyalah fenomena alamiah yang lain. Menjadi gundah merupakan penggelembungan keakuan. Jika batin tidak menjadi gundah, jika tidak terjadi penyatudirian dalam batin yang mengamati, yang berarti ada keseimbangan batin, batin akan mampu mengamati keserakahan dsb dengan penuh minat, tenang dan jernih, dan melihatnya sebagaimana adanya..... Suatu fenomena alamiah yang melesat cepat, tanpa subtansi, tanpa pribadi. Penyatudirian membuat semua kotoran batin menjadi lebih kuat. Tanpa penyatudirian mereka tidak begitu kuat. Seorang Sotapana masih memiliki keserakahan, kemarahan, dsb, tetapi tiada penyatudirian dengan nama-rupa, hanya Anagami dan Arahat yang terbebas dari keserakahan dan kemarahan. tetapi hanya seorang arahat yang bebas dari mana.
Kalau Anda merasa gundah karena Anda menikmati musik, Anda terlalu menuntut. Anda mengaharapkan terlalu banyak dari diri Anda. Tetapi bila Anda melihat batin yang menikmati itu dan mengamatinya dengan keseimbangan batin, hanya dengan demikianlah baru Anda melihat itu sebagaimana adanya. Kegundahan (yang merupakan dosa) adalah sahabat karib dari keserakahan dan keangkuhan. Karena Anda berpikir : SAYA SEORANG MEDITATOR oleh sebab itu tidak sepantasnyalah keserakahan atau keangkuhan muncul dalam batin saya, Anda menjadi gundah. Apabila ada keserakahan atau kenikmatan dalam bentuk apapun, berkatalah : sebentar ya, biar saya mencermati Anda. Mereka itu betul-betul menakjubkan. Keserakahan adalah tukang sulap jempolan. Pelajarilah (lihatlah) cara dia membangkitkan perasaan senang. Batin telah dikelabui keserakahan sedemikian rupa sehingga kita tidak melihatnya sebagai seorang penyulap, tetapi memandangnya sebagai aku.
Batin banyak akalnya. Ia menginginkan perubahan, sesuatu yang berbeda. Ia mendambakan hiburan, rangsangan. Kejemuan merupakan sebuah problem besar. Inilah yang dilakukan kebanyakan orang, mengejar rangsangan dari satu ke yang lainnya.
Kalau tidak waspada kita dapat menjadi sangat mudah membenarkan diri karena kita adalah meditator, atau praktisi Buddhis, atau kita mengetahui Dhamma; kita mengetahui apa yang baik dan apa yang buruk... ya MANA lagi. Saat MANA ada dalam batin Anda, sudilah meniliknya secara jelas. Jangalah berusaha untuk mengenyahkannya. Melihatnya secara jelas penting sekali. Selebihnya akan terjadi sendiri. Hanya seorang Aarahat barulah bebas murni dari mana.
Janganlah berlatih kerendahan hati, itu akan menjadi kerendahan hati yang dipaksakan . Cukup dengan menegakakan sati terhadap mana (keangkuhan). Kalau Anda dapat melihat batin Anda secara jelas, Anda akan menjadi rendah hati dengan sendirinya. Anda takkan merasa sedang berlatih kerendahan hati. Tak terasa kebanggaan diri Anda sudah berkurang.
Tanpa memahami akibat langsung dari keadaan batin kusala dan akusala takkan ada apresiasi yang nyata terhadap Dhamma. Penampakan lahiriah (formalitas) dari kesalehan dalam praktik keagamaan macam apa pun takkan pernah memberikan hasil yang mendalam dan berlangsung lama. Memahami reaksi batin terhadap setiap objek yang dialami keenam indera sangatlah penting, terutama pengaruh pandangan-pandangan dan kemelekatan terhadap mereka.
Sudah pahamkah Anda terhadap keadaan batin kusala dan akusala ? Saya (Sayadaw) pikir inilah yang paling dasar dalam praktik Dhamma. Saya tidak mau menggunakan kata-kata "baik" dan "buruk" dalam kaitan dengan kusala dan akusala. Maksud saya memahami mereka bukanlah melalui baca buku atau perenungan. Maksud saya adalah dengan segera benar-benar menemukan mereka. Melihat perbedaan kualitas batin ketika berada dalam kondisi kusala atau akusala.
Kadangkala ketika dapat melihatnya dengan jelas saya menjadi insaf bahwa sungguh tak pantas batin digayuti suasana akusala, tak peduli apa pun situasinya. Pasti ada cara yang sesuai (tanpa membuat batin digayuti suasana akusala) untuk menghadapi suatu situasi yang berat. Inilah kebijaksanaan. Mampu hidup dalam situsasi apa pun tanpa membuat batin digayuti suasana akusala. Untuk mendapatkan kebijaksanaan itu, pertama-tama kita harus secara jernih menegakkan sati terhadap reaksi batin dalam segla situasi, pada apa saja yangkita lihat, kita dengar dsb.
Penting sekali untuk melihat apa pun yang terjadi dalam batin tanpa berkeinginan mengubahnya, apakah itu akusala, tak menyenangkan, tak elok, tak dikehendaki, misalnya kemarahan, nafsu, kesangsian, keangkuhan; dan juga melihat apa pun yang menyenangkan muncul dalam batin tanpa berkeinginan untuk mengenggamnya, tanpa berusaha untuk membuatnya berlangsung lebih lama (ketenangan, kedamaian, kegiuran, kejernihan batin, dsb).
Saat batin ingin mengendalikan situasi (melawan, menghambat atau menahan apa saja yang muncul, atau menciptakan, memunculkan atau membuatnya berlangsung lebih lama) maka ia kehilangan keseimbangannya.
Melawan adalah kebencian. Menggengam adalah kemelekatan.
Namun tidak melawan bukan berarti mendorong, dan tidak menggengam pun berarti menghambat. Hanya mengamati saja, itulah sati, mengamati tanpa terlibat.
Kita begitu terbiasa melakukan sesuatu, membuat sesuatu, sehingga kita tidak tahu bagaiman hanya sekedar mengamati saja. Kita ingin mengendalikan. Kita ingin melibatkan diri. Oleh karena itu kita terbelit kesukaran. Maksud saya bukanlah : "Janganlah sampai terlibat, janganlah mengendalikan" sebab dengan demikian Anda lalu akan berusaha untuk tidak samapai terlbiat tidak mengendalikan, dima lagi-lagi merupakan suatu usaha pengendalian juga. Jadi, jika Anda berusaha mengendalikan, cukup menyadari itu saja.
Saya semakin dapat melihat bahwa tanpa sati hidup ini akan menjadi begitu dangkal. Sati memberikan kedalaman dan makna pada kehidupan.
Sungguh sulit memahami, orang mengatakan mereka ingin bahagia, tetapi mengapa mereka tidak tertarik untuk benar-benar menegakkan sati? Itu pasti karena mereka berpikir kebahagian dapat ditemukan di tempat lain, seperti kesenangan inderawi, misalnya mendapatkan apa yang Anda inginkan, menjadi orang tertentu, memegang kendali atas sejumlah kedudukan penting, mendapatkan sejumlah perasaan-perasaan senang.
Orang (Anda dan saya) menginginkan rangasangan, sesuatu yang mengairahkan. (Bagi saya, secara intelektual) Kadangkala kita ingin beristirahat; kita sudah merasa capai terhadap hal-hal yang merangsang.Lalu kita ingin berlatih mengembangakan sati, mentrentamkan batin. Kadangkala saya benar-benar capai, sama sekali tidak berminat membaca, berbicara, berpikir, membuat rencana. Lalu batin saya menjauhi hal-hal demikian. Saya dapat melihat betapa tiada berartinya semua itu, benar-benar tidak perlu. Pada saat demikian, sungguh mudah mengembangkan sati. Oleh karena itu saya berharap saya dapat kecapaian sepanjang waktu, jadi tidak apa-apa menjadi kecapaian.
Bersambung...............
Thursday, October 22, 2009
SALJU DI MUSIM PANAS (3) : U Jotika Sayadaw
Hal yang terpenting adalah menyadari batin Anda. Juga motif Anda ketika melakukan sesuatu. Kebanyakan orang tidak menyadari motif mereka ketika mereka berbicara atau melakukan sesuatu dan kebanyakan pula, ketika mereka menyadari motif mereka, mereka membenarkannya.
Latihan penegakan sati (meditasi) adalah penyadaran atas segala sesuatu yang terjadi di keenam landasan indria sepanjang waktu, sejak Anda terjaga bangun sampai saat terakhir sebelum Anda tertidur. Bukan hanya saat duduk.
Yang jauh lebih penting lagi adalah menyadari dan memahami khayalan-khayalan Anda, ide-ide yang Anda lekati,frustasi-frustasi Anda, kesepian Anda, dan perasaan apa saja lainnya, lemah atau kuat.
jika sesuatu bermanfaat bagi Anda (misalnya mencatat secara batiniah), lakukan itu. Lakukanlah dalam jangka waktu cukup lama dan lakukanlah dengan baik sehingga Anda mengetahui semua tentang kelebihan dan kekurangannya.
Meditasi merupakan kusala (kebajikan) terbaik. jika Anda sadar dan bijaksana, Anda takkan pernah menjadi pecundang. Yang ideal adalah senantiasa memiliki sati.
Saya (Sayadaw) bahagia saat saya sendirian. Bercakap-cakap amat menjemukan. Aneka hal (dan juga orang) semakin kehilangan pengaruhnya terhadap saya. Sulit untuk menceritakan perihal perasaan ini. Saya merasakan semakin ringan dalam hati saya.
Jangan terlalu serius terhadap emosi, keributan. Dan juga jangan mencoba membenarkannya. Anda sendirilah yang menjalani hidup Anda dan Anda berhak melakukan apa saja yang Anda pikir patut untuk Anda pada saat itu. Apabila Anda membuat kesalahan, petiklah pelajaran darinya.
Apabila Anda membuat kesalahan dan Anda menghadapi kesukaran, lakukanlah penelaahan tanpa mengeluh atau menyalahkan (diri Anda sendiri atau orang lain) atau melarikan diri darinya; tanpa membenarkan diri Anda atau risau terhadapnya. Apabila Anda dapat melihat ini tanpa penolakan apapun Anda akan dapat mengatasi (menjadi dewasa melalui) itu secara cepat dan mudah. Sekarang, saya menjadi semakin mahir dalam hal ini.
Hubungan antar manusia benar-benar membuat frustasi, saya telah memberitahu Anda banyak kali ; saya semakin menyendiri. Oleh sebab itu saya amat memahami apa yang Anda katakan : "Saya menarik diri ke dalam diri saya sendiri". Apabila Anda sungguh-sungguh mencermati batin Anda tanpa niat mengubahnya, itu akan menguraikan kekusutan Anda, tetapi janganlah mengamati batin Anda hanya demi menguraikan kekusutan Anda. Itu akan menimbulkan pertentangan. Lihatlah anatta (tanpa inti/aku) dalam batin Anda.
Saya semakin lelah menghadapi "sandiwara".
Pada bulan terakhir ini saya semakin banyak bermeditasi. betapa bagusnya bisa sendirian. Saya ingin semakin sedikit membaca. Sekarang saya ingin makin banyak membaca batin saya. DARI BUKU SAYA TIDAK BELAJAR APA-APA SECARA MENDALAM. HANYA KETIKA SAYA MELIHAT KEHIDUPAN BATIN SAYA SECARA JELAS BARULAH DAPAT SAYA PELAJARI SESUATU SECARA MENDALAM. Bagi seorang manusia, memahami sifat manusia pada umumnya dan memahami batinnya sendiri pada khususnya merupakan hal yang paling berguna.
Apa yang kulakukan di sini begitu penting bagi saya (maksudku menyelami batin saya) sehingga saya tak ingin menyelanya kecuali ada alasan yang layak. Dalam kenyataannya, saya ingin pergi ke tempat yang jauh lebih terpencil lagi, dan hidup menyendiri, bermeditasi sepanjang waktu, tanpa diganggu. Tiada sesuatu pun yang pantas untuk di risaukan. Anda telah membaca, Anda telah berbicara, Anda telah membincangkannya, Anda telah berpikir cukup banyak, namun Anda tetap bingung. Cukup sudah semua itu.
Kejernihan ini banyak mengurangi kemelekatan batin. Batin saya sekarang sudah jauh lebih "jernih dan tidak melekat". Saya tidak mau terusik dari ini.
Jadi, Anda tidak bingung atas kebingungan Anda? Sejumlah orang tidak tahu mereka sedang kebingungan. Mereka terlalu sibuk atau tak waras untuk merenungkan hal itu. Apa yang dapat saya beritahukan kepada Anda adalah jangan terlalu banyak berpikir dan tegakkan sati. Anda tahu, berpikir terlalu banyak semakin membuat Anda bingung.
Apabila Anda dapat menegakkan sati ketika Anda sedang sakit, Anda akan belajar sesuatu yang sangat mendalam dan berarti. Anda akan melihat betapa sendiriannya Anda dan betapa tiada artinya segala sesuatu. Bila hal yang terburuk terjadi, kita benar-benar akan sendirian. Saya semakin banyak menemukan kesendirian ini. Hanya sekelumit orang saja yang dapat menyentuh dan memahami kita. Di antara masing-masing orang ada suatu jurang besar kesalapahaman.
Sati adalah bagian dari sifat dasar kita. Itu dapat dikembangkan dengan mudah secara alamiah. Sati merupakan suatu jalan hidup. Di mana pun kita berada dan apa pun yang kita lakukan seyogianyalah kita melakukannya dengan penuh sati. Berpikir merupakan suatu rintangan besar terhadap sati. Kita seyogianya menyadari itu. Sebetulnya penting sekali menyadari pikiran. Amati batin Anda tanpa menyalahkan atau menilai. Pandanganlah itu sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, bukan milik Anda.
Dalam meditasi, lakukan apa saja yang dapat dipraktikkan secara mudah dan alamiah. Yang terpentiang adalah memiliki minat. Dan itu seyogianya dilakukan dengan "penuh minat dan bahagia". Harus muncul kepuasan dalam melakukannya. Bila sesuatu menjadi membosankan, ada suatu sikap negatif terhadapnya.
Dengan sikap negatif demikian, amat melelahkan bila dilanjutkan terus. Anda mengatakan, "saddha (keyakinan) = energi". Ya, jika Anda memiliki saddha Anda akan memiliki energi (bersemangat) dalam latihan Anda.
Jadi, apabila Anda tertarik untuk mengamati batin Anda daripada mengamati kembang kempis perut, lakukanlah itu, mengapa tidak? Batin adalah sesuatu yang paling menarik dalam kehidupan.
Berjalanlah lebih banyak dan tegakkanlah sati. Semakin Anda memikirkan bagaimana memperbaiki keadaan Anda semakin Anda menjadi tak bahagia. Selalu merencanakan masa depan "Saya akan menjadi bahagia kalau......" Tak pernah : "saya bahagia...." Cukup sudah perencanaan, perbaikan. Cukup melihat apa yang terjadi pada saat sekarang tanpa niat untuk memperbaikinya.
Saya memahami perjuangan dan derita Anda. Saya tahu Anda berusaha sekuat tenaga untuk menjadi siswa yang baik dari Sang Buddha. Itu sulit, bahkan untuk menaati Pancasila (Buddhis) saja tidak gampang. Ya, beberapa orang berpikir Sotapatti-Maggaphala tidak ada apa-apanya. Mereka tidak paham betapa luar biasanya tidak memiliki (bebas dari) pandangan salah, mengatasi kepercayaan buta terhadap upacara atau ritual keagamaan (ketakhayulan). Menyaksikan sendiri secara jelas bahwa praktik dhamma-lah merupakan satu-satunya jalan yang dapat menuntun menuju kebebasan, kebahagiaan. Mereka tidak merasa tahu betapa luar biasanya tidak memiliki sedikitpun rasa iri hati, turut bergembira atas kesejahteraan orang lain; bersama-sama menikmati apa saja yang Anda miliki bersama orang lain; dan telah mengatasi segala kesangsian atas praktik Anda (apakah jalanny sudah benar atau tidak). Betapa melegakannya bila tidak sangsi lagi terhadap jalan yang di tapakinya.
Saya dapat memahami betapa sulitnya mempraktikkan sati bagi seseorang yang kehidupannya penuh dengan kesibukan. Saya pun tidak mempunyai sati seratus persen. Akan lebih baik kalau Anda mengurangi kegiatan-kegiatan tidak perlu. Kita selalu didikte batin kita dan terpontang-panting melakukan hal-hal yang diperintahkan batin kita, namun bila kita mencermati batin kita, akan tampak bahwa sesungguhnya kita tidak perlu mempercayainya, dan kita tidak perlu sibuk sana sibuk sini bagai orang kehilangan akal untuk melakukan semua hal yang diperintahkan batin kita.
Kita telah menghabiskan begitu banyak waktu hanya untuk urusan sepele. Sang Buddha memberi nasihat : "appakicco" (sedikit urusan atau tugas)
Apabila Anda lebih cermat lagi membatasi diri, Anda akan mampu mengembangkan kesadaran yang lebih dalam lagi. Kalau Anda tak dapat memiliki sati dalam kehidupan sehari-hari Anda, Anda takkan dapat mengembangkan pemahaman terhadap kehidupan. Pemahaman terhadap kehidupan dan pemahaman terhadap Dhamma berjalan secara bersamaan. Pertama-tama jalanilah kehidupan sehari-hari Anda dengan penuh makna, secara waras.
Saya telah menemukan hanya sangat sedikit orang yang begitu berminat terhadap Dhamma seperti Anda. Kebanyakan orang bahkan tidak menyadari keadaan batin mereka sendiri. Kita semua memiliki keadaan batin yang baik (kusala) dan yang buruk (akusala). Menyadari kedua keadaan batin ini merupakan hal terutama dan terpenting untuk dilaksanakan. Kita sesungguhnya tidak mampu betul-betul mengendalikan batin ini, dan itulah sebabnya disebut anatta. Lihatlah bukan Anda yang menciptakan keadaan batin yang buruk (akusala) demikian.
Yang jauh lebih penting lagi adalah menyadari dan memahami khayalan-khayalan Anda, ide-ide yang Anda lekati,frustasi-frustasi Anda, kesepian Anda, dan perasaan apa saja lainnya, lemah atau kuat.
jika sesuatu bermanfaat bagi Anda (misalnya mencatat secara batiniah), lakukan itu. Lakukanlah dalam jangka waktu cukup lama dan lakukanlah dengan baik sehingga Anda mengetahui semua tentang kelebihan dan kekurangannya.
Meditasi merupakan kusala (kebajikan) terbaik. jika Anda sadar dan bijaksana, Anda takkan pernah menjadi pecundang. Yang ideal adalah senantiasa memiliki sati.
Saya (Sayadaw) bahagia saat saya sendirian. Bercakap-cakap amat menjemukan. Aneka hal (dan juga orang) semakin kehilangan pengaruhnya terhadap saya. Sulit untuk menceritakan perihal perasaan ini. Saya merasakan semakin ringan dalam hati saya.
Jangan terlalu serius terhadap emosi, keributan. Dan juga jangan mencoba membenarkannya. Anda sendirilah yang menjalani hidup Anda dan Anda berhak melakukan apa saja yang Anda pikir patut untuk Anda pada saat itu. Apabila Anda membuat kesalahan, petiklah pelajaran darinya.
Apabila Anda membuat kesalahan dan Anda menghadapi kesukaran, lakukanlah penelaahan tanpa mengeluh atau menyalahkan (diri Anda sendiri atau orang lain) atau melarikan diri darinya; tanpa membenarkan diri Anda atau risau terhadapnya. Apabila Anda dapat melihat ini tanpa penolakan apapun Anda akan dapat mengatasi (menjadi dewasa melalui) itu secara cepat dan mudah. Sekarang, saya menjadi semakin mahir dalam hal ini.
Hubungan antar manusia benar-benar membuat frustasi, saya telah memberitahu Anda banyak kali ; saya semakin menyendiri. Oleh sebab itu saya amat memahami apa yang Anda katakan : "Saya menarik diri ke dalam diri saya sendiri". Apabila Anda sungguh-sungguh mencermati batin Anda tanpa niat mengubahnya, itu akan menguraikan kekusutan Anda, tetapi janganlah mengamati batin Anda hanya demi menguraikan kekusutan Anda. Itu akan menimbulkan pertentangan. Lihatlah anatta (tanpa inti/aku) dalam batin Anda.
Saya semakin lelah menghadapi "sandiwara".
Pada bulan terakhir ini saya semakin banyak bermeditasi. betapa bagusnya bisa sendirian. Saya ingin semakin sedikit membaca. Sekarang saya ingin makin banyak membaca batin saya. DARI BUKU SAYA TIDAK BELAJAR APA-APA SECARA MENDALAM. HANYA KETIKA SAYA MELIHAT KEHIDUPAN BATIN SAYA SECARA JELAS BARULAH DAPAT SAYA PELAJARI SESUATU SECARA MENDALAM. Bagi seorang manusia, memahami sifat manusia pada umumnya dan memahami batinnya sendiri pada khususnya merupakan hal yang paling berguna.
Apa yang kulakukan di sini begitu penting bagi saya (maksudku menyelami batin saya) sehingga saya tak ingin menyelanya kecuali ada alasan yang layak. Dalam kenyataannya, saya ingin pergi ke tempat yang jauh lebih terpencil lagi, dan hidup menyendiri, bermeditasi sepanjang waktu, tanpa diganggu. Tiada sesuatu pun yang pantas untuk di risaukan. Anda telah membaca, Anda telah berbicara, Anda telah membincangkannya, Anda telah berpikir cukup banyak, namun Anda tetap bingung. Cukup sudah semua itu.
Kejernihan ini banyak mengurangi kemelekatan batin. Batin saya sekarang sudah jauh lebih "jernih dan tidak melekat". Saya tidak mau terusik dari ini.
Jadi, Anda tidak bingung atas kebingungan Anda? Sejumlah orang tidak tahu mereka sedang kebingungan. Mereka terlalu sibuk atau tak waras untuk merenungkan hal itu. Apa yang dapat saya beritahukan kepada Anda adalah jangan terlalu banyak berpikir dan tegakkan sati. Anda tahu, berpikir terlalu banyak semakin membuat Anda bingung.
Apabila Anda dapat menegakkan sati ketika Anda sedang sakit, Anda akan belajar sesuatu yang sangat mendalam dan berarti. Anda akan melihat betapa sendiriannya Anda dan betapa tiada artinya segala sesuatu. Bila hal yang terburuk terjadi, kita benar-benar akan sendirian. Saya semakin banyak menemukan kesendirian ini. Hanya sekelumit orang saja yang dapat menyentuh dan memahami kita. Di antara masing-masing orang ada suatu jurang besar kesalapahaman.
Sati adalah bagian dari sifat dasar kita. Itu dapat dikembangkan dengan mudah secara alamiah. Sati merupakan suatu jalan hidup. Di mana pun kita berada dan apa pun yang kita lakukan seyogianyalah kita melakukannya dengan penuh sati. Berpikir merupakan suatu rintangan besar terhadap sati. Kita seyogianya menyadari itu. Sebetulnya penting sekali menyadari pikiran. Amati batin Anda tanpa menyalahkan atau menilai. Pandanganlah itu sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, bukan milik Anda.
Dalam meditasi, lakukan apa saja yang dapat dipraktikkan secara mudah dan alamiah. Yang terpentiang adalah memiliki minat. Dan itu seyogianya dilakukan dengan "penuh minat dan bahagia". Harus muncul kepuasan dalam melakukannya. Bila sesuatu menjadi membosankan, ada suatu sikap negatif terhadapnya.
Dengan sikap negatif demikian, amat melelahkan bila dilanjutkan terus. Anda mengatakan, "saddha (keyakinan) = energi". Ya, jika Anda memiliki saddha Anda akan memiliki energi (bersemangat) dalam latihan Anda.
Jadi, apabila Anda tertarik untuk mengamati batin Anda daripada mengamati kembang kempis perut, lakukanlah itu, mengapa tidak? Batin adalah sesuatu yang paling menarik dalam kehidupan.
Berjalanlah lebih banyak dan tegakkanlah sati. Semakin Anda memikirkan bagaimana memperbaiki keadaan Anda semakin Anda menjadi tak bahagia. Selalu merencanakan masa depan "Saya akan menjadi bahagia kalau......" Tak pernah : "saya bahagia...." Cukup sudah perencanaan, perbaikan. Cukup melihat apa yang terjadi pada saat sekarang tanpa niat untuk memperbaikinya.
Saya memahami perjuangan dan derita Anda. Saya tahu Anda berusaha sekuat tenaga untuk menjadi siswa yang baik dari Sang Buddha. Itu sulit, bahkan untuk menaati Pancasila (Buddhis) saja tidak gampang. Ya, beberapa orang berpikir Sotapatti-Maggaphala tidak ada apa-apanya. Mereka tidak paham betapa luar biasanya tidak memiliki (bebas dari) pandangan salah, mengatasi kepercayaan buta terhadap upacara atau ritual keagamaan (ketakhayulan). Menyaksikan sendiri secara jelas bahwa praktik dhamma-lah merupakan satu-satunya jalan yang dapat menuntun menuju kebebasan, kebahagiaan. Mereka tidak merasa tahu betapa luar biasanya tidak memiliki sedikitpun rasa iri hati, turut bergembira atas kesejahteraan orang lain; bersama-sama menikmati apa saja yang Anda miliki bersama orang lain; dan telah mengatasi segala kesangsian atas praktik Anda (apakah jalanny sudah benar atau tidak). Betapa melegakannya bila tidak sangsi lagi terhadap jalan yang di tapakinya.
Saya dapat memahami betapa sulitnya mempraktikkan sati bagi seseorang yang kehidupannya penuh dengan kesibukan. Saya pun tidak mempunyai sati seratus persen. Akan lebih baik kalau Anda mengurangi kegiatan-kegiatan tidak perlu. Kita selalu didikte batin kita dan terpontang-panting melakukan hal-hal yang diperintahkan batin kita, namun bila kita mencermati batin kita, akan tampak bahwa sesungguhnya kita tidak perlu mempercayainya, dan kita tidak perlu sibuk sana sibuk sini bagai orang kehilangan akal untuk melakukan semua hal yang diperintahkan batin kita.
Kita telah menghabiskan begitu banyak waktu hanya untuk urusan sepele. Sang Buddha memberi nasihat : "appakicco" (sedikit urusan atau tugas)
Apabila Anda lebih cermat lagi membatasi diri, Anda akan mampu mengembangkan kesadaran yang lebih dalam lagi. Kalau Anda tak dapat memiliki sati dalam kehidupan sehari-hari Anda, Anda takkan dapat mengembangkan pemahaman terhadap kehidupan. Pemahaman terhadap kehidupan dan pemahaman terhadap Dhamma berjalan secara bersamaan. Pertama-tama jalanilah kehidupan sehari-hari Anda dengan penuh makna, secara waras.
Saya telah menemukan hanya sangat sedikit orang yang begitu berminat terhadap Dhamma seperti Anda. Kebanyakan orang bahkan tidak menyadari keadaan batin mereka sendiri. Kita semua memiliki keadaan batin yang baik (kusala) dan yang buruk (akusala). Menyadari kedua keadaan batin ini merupakan hal terutama dan terpenting untuk dilaksanakan. Kita sesungguhnya tidak mampu betul-betul mengendalikan batin ini, dan itulah sebabnya disebut anatta. Lihatlah bukan Anda yang menciptakan keadaan batin yang buruk (akusala) demikian.
Wednesday, October 21, 2009
*Terperangkap Konsep *
Seorang saudagar yang tiba di rumahnya, mendapatkan rumahnya telah dirampok dan dibakar oleh para perampok. Di pekarangan rumahnya, ia menemukan sesosok tubuh kecil yang terbakar hangus dan berpikir bahwa tubuh tsb adalah anak laki-lakinya. Ia tidak mengetahui bahwa anak laki-lakinya masih hidup. Ia juga tidak mengetahui bahwa setelah para perampok membakar habis rumahnya, mereka membawa anak tsb. Dalam kebingungannya, saudagar itu yakin bahwa tubuh yang dilihatnya adalah tubuh anaknya, sehingga ia menangis tersedu-sedu sambil memukul-mukul dada dan menarik rambutnya. Setelah itu ia melakukan upacara pembakaran mayat anaknya.
Orang ini sangat menyayangi anak laki-lakinya. Anak tsb merupakan motivator bagi dirinya. Ia sangat merindukan anaknya sehingga ia tidak bisa meninggalkan abu pembakaran mayat anaknya sekejabpun. Lalu dibuatlah sebuah tas beludru untuk meletakkan abunya. Tas tsb dibawa siang dan malam, bahkan bila sedang bekerja ataupun istirahat, tas tsb tidak pernah berpisah dengan dirinya. Suatu malam anak laki-lakinya berhasil melarikan diri dari para perampok. Anak tsb mendatangi rumah baru yang dibangun ayahnya. Pintu rumah tsb digedor anak itu dengan penuh semangat pada jam dua pagi. Ayahnya berteriak dalam kesedihan, sambil memegang tas berisi abu tsb.
"Siapa diluar?"
"Ini saya, anakmu!" anak tsb menjawab di balik pintu.
"Dasar anak nakal, kamu bukanlah anak saya. Anak saya telah meninggal tiga bulan yang lalu. Saya memiliki abunya bersama saya saat ini." Anak tsb terus menggedor pintu dan menangis. Ia meminta berulang-ulang agar diizinkan untuk masuk, tapi ayahnya tetap menolak. Saudagar ini berpegang teguh pada pendapat bahwa anaknya telah tiada dan anak nakal ini adalah orang yang tidak berperasaan yang datang ubtuk menyiksanya. Akhirnya, anak tsb pergi dan ayahnya kehilangan anaknya untuk selama-lamanya.
Buddha bersabda bahwa bila kita terperangkap akan suatu konsep dan menganggapnya sebagai "yang benar", maka kita akan kehilangan kesempatan untuk mengetahui yang sebenarnya. Bahkan jika yang sebenarnya itu muncul dan mengetuk pintu hati Anda, Anda pasti akan menolak untuk membuka diri Anda. Jadi bila Anda telah berpegang teguh pada suatu konsep tentang yang benar atau konsep tentang kondisi yang dibutuhkan untuk kebahagiaan Anda, berhati-hatilah. Latihan kewaspadaan yang pertama adalah kebebasan dari segala pandangan ;
Ini adalah latihan untuk membantu kita bebas dari kecenderungan menjadi seorang yang fanatik. Dunia kita sangat menderita karena sikap fanatisme. Latihan kewaspadaan pertama ini penting untuk membantu kita menjadi orang yang bebas, bebas dari segala macam konsep dan pendapat. Jika kita terperangkap dengan konsep dan pendapat kita, kita akan membuat diri kita dan orang yang kita cintai menderita.
(dari 'Tiada Kematian Tiada Ketakutan' karya Maha Bhikkhu Thich Nhat Hanh
hal.14-16)
Orang ini sangat menyayangi anak laki-lakinya. Anak tsb merupakan motivator bagi dirinya. Ia sangat merindukan anaknya sehingga ia tidak bisa meninggalkan abu pembakaran mayat anaknya sekejabpun. Lalu dibuatlah sebuah tas beludru untuk meletakkan abunya. Tas tsb dibawa siang dan malam, bahkan bila sedang bekerja ataupun istirahat, tas tsb tidak pernah berpisah dengan dirinya. Suatu malam anak laki-lakinya berhasil melarikan diri dari para perampok. Anak tsb mendatangi rumah baru yang dibangun ayahnya. Pintu rumah tsb digedor anak itu dengan penuh semangat pada jam dua pagi. Ayahnya berteriak dalam kesedihan, sambil memegang tas berisi abu tsb.
"Siapa diluar?"
"Ini saya, anakmu!" anak tsb menjawab di balik pintu.
"Dasar anak nakal, kamu bukanlah anak saya. Anak saya telah meninggal tiga bulan yang lalu. Saya memiliki abunya bersama saya saat ini." Anak tsb terus menggedor pintu dan menangis. Ia meminta berulang-ulang agar diizinkan untuk masuk, tapi ayahnya tetap menolak. Saudagar ini berpegang teguh pada pendapat bahwa anaknya telah tiada dan anak nakal ini adalah orang yang tidak berperasaan yang datang ubtuk menyiksanya. Akhirnya, anak tsb pergi dan ayahnya kehilangan anaknya untuk selama-lamanya.
Buddha bersabda bahwa bila kita terperangkap akan suatu konsep dan menganggapnya sebagai "yang benar", maka kita akan kehilangan kesempatan untuk mengetahui yang sebenarnya. Bahkan jika yang sebenarnya itu muncul dan mengetuk pintu hati Anda, Anda pasti akan menolak untuk membuka diri Anda. Jadi bila Anda telah berpegang teguh pada suatu konsep tentang yang benar atau konsep tentang kondisi yang dibutuhkan untuk kebahagiaan Anda, berhati-hatilah. Latihan kewaspadaan yang pertama adalah kebebasan dari segala pandangan ;
*Waspada akan penderitaan yang diakibatkan oleh fanatisme dan pikiran picik, kita ditakdirkan untuk tidak mengidolakan sesuatu ataupun terikat akan suatu doktrin, teori ataupun ideologi, bahkan yang berkenaan dengan Buddhisme. Ajaran Buddha adalah alat petunjuk untuk membantu kita belajar mengamati secara mendalam dan mengembangkan pengertian dan belas kasih kita.
Mereka bukan doktrin yang harus diperdebatkan, saling membunuh ataupun mati untuknya.*Ini adalah latihan untuk membantu kita bebas dari kecenderungan menjadi seorang yang fanatik. Dunia kita sangat menderita karena sikap fanatisme. Latihan kewaspadaan pertama ini penting untuk membantu kita menjadi orang yang bebas, bebas dari segala macam konsep dan pendapat. Jika kita terperangkap dengan konsep dan pendapat kita, kita akan membuat diri kita dan orang yang kita cintai menderita.
(dari 'Tiada Kematian Tiada Ketakutan' karya Maha Bhikkhu Thich Nhat Hanh
hal.14-16)
Subscribe to:
Posts (Atom)