Perjuangan supaya saya dapat ke panti semedi tidak bisa dikatakan mudah, selain ini adalah hasil resolusi saya tahun 2007 yang menyatakan bahwa saya ingin sekali bisa bermeditasi disana juga dikarenakan belum ada waktu yang cocok dan kondisi yang belum tepat. Tantangan terberat adalah ketika saya sudah merencanakan untuk sesuatu, biasanya bisa tidak terwujud antara lain dikarenakan :
1. terlalu banyak perencanaan sehingga hal itu membuat rencana menjadi terlalu banyak perencanaan.
2.Perasaan gelisah dan khawatir juga ikut tercampur aduk mengenai apa yang harus dipersiapkan dan apa yang belum dipersiapkan.
Sebenarnya sebelum pergi latihan meditasi di panti semedi, sudah ada pengumuman adanya latihan meditasi bersama Bhikkhu Utammo M.T yang diadakan oleh BUC pusat di facebook, pengumuman itu pun diadakan 1-2 bulan sebelum latihan.
Ketika saya mengikuti perkembangannya saya perhatikan bahwa begitu satu minggu setelah diumumkan ternyata posisi langsung penuh (peserta dibatasi 20 orang). Saya perhatikan diri saya sendiri dan menggumam di dalam hati bahwa kemungkinan kecil kalau saya ikut, rasanya tidak ada harapan.
Wah Celaka ini, saya sudah pengen sekali kesana dan kesempatan itu didepan mata saya hilang. Sama seperti kejadian tahun 2008 ketika saya sudah membeli tiket di tahun 2007 untuk berangkat di bulan agustus 2008 ke Thailand untuk bisa mendapatkan kesempatan bertemu dengan YM. Maha Boowa. Persiapan saya waktu itu satu tahun loh dan tidak bisa berangkat ketika hari H karena berhubungan dengan pekerjaan. Jadi saat itu saya jadikan pelajaran dan saya mohon kepada ko locky supaya dapat diberikan tempat lagi karena saya benar-benar ingin kesana. Lalu saya di message, di bilang “tunggu ya hen, saya Tanya bhante dulu apakah masih ada tempat atau tidak?” wah dalam hati was-was nih, kalau sampai bhante bilang ga ada tempat ya pasrah aja deh.. ternyata 1-2 hari kemudian ko locky balas bilang bisa disediakan satu tempat. YESS!!!!! Berangkat juga!!!! Langsung saya buat daftar apa yang harus saya sediakan, bahkan saya Tanya sana sini apa yang harus dipersiapkan untuk kesana (celakanya di Balikpapan belum ada yang saya kenal yang pernah kesana. Adoh!!)
Ya udah, intinya saya persiapkan semaksimal mungkin, tidak lupa memesan tiket PP. semua sudah siap dan tinggal menunggu hari keberangkatan. Semua siap sedia, ternyata 2 minggu sebelumnya saya kena penyakit radang tenggorokan, sembuh, tapi kemudian 1 minggu sebelum keberangkatan langsung kena penyakit maag terparah yang pernah saya alami.
Jadi kronologis ceritanya begini (CSI : Balikpapan :p) : mungkin penyakit udah kronis atau gimana, waktu hari sabtu pagi seminggu sebelum keberangkatan, seperti biasa saya nge-gym dulu, dan pagi hari ga makan apa-apa langsung gym sampai sore. Lalu karena ga berasa lapar yah saya biarkan, cuek aja lah (ga pernah tahu benar-benar sakit maag tuh apa). Begitu makan malam tiba, saya makan makanan berat huih sepertinya kok tidak bisa cerna makanan ini..
Dengan cueknya saya pulang dan meminum analgesic dan obat sanmag cair. Pukul 3 subuh langsung diare, pukul 5 pagi langsung ke UGD darurat di tengah kota, beli obat (yg ternyata obat keras) langsung pulang, makan sedikit langsung hajar obat, pukul 9 pagi keluarlah isi perut saya dari jam 7 malam full bonus kita bisa lihat ada sayuran dan daging-daging yang tidak tercerna.. Muantappppp!!!!!
itu terjadi hari minggu dan hari sabtu saya sudah harus berangkat ke Jakarta.. sudah dalam hati dan pikiran saya, ini rasanya benar-benar ga bisa pergi lagi sepertinya. Pasrah mode on, terus saya sambil berbaring terus berpikir keras, kenapa selalu begini? mengapa harapan tidak sesuai dengan kenyataan? Apakah karena kondisi saya tidak mendukung? Apakah saya tidak dapat melakukan sesuatu untuk hal ini? Di saat itu, di momen itu lah saya langsung bilang, bagaimanapun jadinya saya tetap harus berangkat, mau tetap sakit ga urus pokoknya berangkat. Sakit urusan nanti yang penting harus bisa berangkat.
Hari senin, selasa, rabu, itu 3 hari terparah yang tidak bisa saya lalui kalau tidak ingat tujuan untuk bermeditasi di panti semedi balerejo. Rasanya seperti tersiksa karena saya tidak bisa makan, setiap kali makan pasti muntah, makan bubur dan itu pun cuman 2-3 suap, belum lagi diare nya belum sembuh.. berat saya dari 77-76 kg langsung jadi 73 kg (program diet yang sangat tidak dianjurkan). Wah setiap malam saya berdoa atas nama ketabahan untuk menghadapi penyakit ini, pernah terlintas berdoa untuk meminta kesembuhan, tapi saya pikir kurang logis karena saya yang menyebabkan begini masa saya minta orang lain untuk menyembuhkan? Jadi saya berdoa untuk ketabahan saja. Begitu selesai berdoa yah sama aja, penyakitnya tetap ada disitu, jadi saya pikir yah sudah pokoknya ingat tujuan nya, meditasi, harus kesana!!!!
Sampai tiba hari kamis ternyata kondisi sudah baikan, bubur satu piring sudah bisa habis, langsung saja saya cek semua persiapan dan menambah apa yang kurang. Akhirnya hari jumat kondisi kembali pulih 70% dan berangkat lah saya ke Jakarta pada hari sabtu. Anda pikir halangannya sudah selesai….
Airline yang jarang telat dan hampir bisa dikatakan sering tepat waktu adalah Garuda, dan memang saya sengaja membeli tiket pergi garuda karena saya pikir ketepatan waktu nya dapat membuat saya bisa mendapatkan waktu istirahat yang lebih baik, jadi saya ambil waktu siang pukul 11 siang cek in.
Dan ternyata delay sampai pukul 17.30, okee not bad.. u think??
Sampai di Jakarta ketemu dengan sanak saudara dari bokap.. dapat ocehan dipikirnya saya mau melepas dari duniawi, dapat tentangan berat dari nenek tapi saya pelan-pelan beritahu bahwa saya Cuma berlatih meditasi aja, berlatih untuk diri sendiri bukan untuk yang aneh-aneh.. hanya berlatih untuk meningkatkan kesadaran dan bukannya lari dari kenyataan..
1. terlalu banyak perencanaan sehingga hal itu membuat rencana menjadi terlalu banyak perencanaan.
2.Perasaan gelisah dan khawatir juga ikut tercampur aduk mengenai apa yang harus dipersiapkan dan apa yang belum dipersiapkan.
Sebenarnya sebelum pergi latihan meditasi di panti semedi, sudah ada pengumuman adanya latihan meditasi bersama Bhikkhu Utammo M.T yang diadakan oleh BUC pusat di facebook, pengumuman itu pun diadakan 1-2 bulan sebelum latihan.
Ketika saya mengikuti perkembangannya saya perhatikan bahwa begitu satu minggu setelah diumumkan ternyata posisi langsung penuh (peserta dibatasi 20 orang). Saya perhatikan diri saya sendiri dan menggumam di dalam hati bahwa kemungkinan kecil kalau saya ikut, rasanya tidak ada harapan.
Kemudian beberapa minggu terakhir menjelang tanggal keberangkatan, saya diberitahu bahwa ada 4 tempat kosong dan siapa yang berminat langsung kabari, saat itu saya masih ragu dan saya berkata dalam hati yah besok saja baru saya beritahu, biarkan saya berpikir terlebih dahulu. Ternyata begitu keesokannya saya message ke BUC pusat untuk mendaftarkan diri, ternyata saya di telpon oleh salah satu pengurus (founder) ko locky dan mengatakan bahwa tempatnya sudah penuh dan saya di masukkan dalam waiting list saja kalau ada yang gagal. Okay, tidak masalah (padahal dalam hati menyesal sekali kenapa tidak langsung daftar waktu itu). 3 minggu sebelum Latihan, saya mulai gelisah, saya message terus ke BUC Pusat menanyakan kepastian karena saya belum membeli tiket dan belum siap-siap segala sesuatu. Dari ko locky, di message kalau belum ada yang cancel berarti 20 orang ini pasti berangkat.(ibarat kerikil, perjalanan untuk menuju kesana juga penuh dengan batu-batu kecil yang harus dilalui)
Wah Celaka ini, saya sudah pengen sekali kesana dan kesempatan itu didepan mata saya hilang. Sama seperti kejadian tahun 2008 ketika saya sudah membeli tiket di tahun 2007 untuk berangkat di bulan agustus 2008 ke Thailand untuk bisa mendapatkan kesempatan bertemu dengan YM. Maha Boowa. Persiapan saya waktu itu satu tahun loh dan tidak bisa berangkat ketika hari H karena berhubungan dengan pekerjaan. Jadi saat itu saya jadikan pelajaran dan saya mohon kepada ko locky supaya dapat diberikan tempat lagi karena saya benar-benar ingin kesana. Lalu saya di message, di bilang “tunggu ya hen, saya Tanya bhante dulu apakah masih ada tempat atau tidak?” wah dalam hati was-was nih, kalau sampai bhante bilang ga ada tempat ya pasrah aja deh.. ternyata 1-2 hari kemudian ko locky balas bilang bisa disediakan satu tempat. YESS!!!!! Berangkat juga!!!! Langsung saya buat daftar apa yang harus saya sediakan, bahkan saya Tanya sana sini apa yang harus dipersiapkan untuk kesana (celakanya di Balikpapan belum ada yang saya kenal yang pernah kesana. Adoh!!)
Ya udah, intinya saya persiapkan semaksimal mungkin, tidak lupa memesan tiket PP. semua sudah siap dan tinggal menunggu hari keberangkatan. Semua siap sedia, ternyata 2 minggu sebelumnya saya kena penyakit radang tenggorokan, sembuh, tapi kemudian 1 minggu sebelum keberangkatan langsung kena penyakit maag terparah yang pernah saya alami.
Jadi kronologis ceritanya begini (CSI : Balikpapan :p) : mungkin penyakit udah kronis atau gimana, waktu hari sabtu pagi seminggu sebelum keberangkatan, seperti biasa saya nge-gym dulu, dan pagi hari ga makan apa-apa langsung gym sampai sore. Lalu karena ga berasa lapar yah saya biarkan, cuek aja lah (ga pernah tahu benar-benar sakit maag tuh apa). Begitu makan malam tiba, saya makan makanan berat huih sepertinya kok tidak bisa cerna makanan ini..
Dengan cueknya saya pulang dan meminum analgesic dan obat sanmag cair. Pukul 3 subuh langsung diare, pukul 5 pagi langsung ke UGD darurat di tengah kota, beli obat (yg ternyata obat keras) langsung pulang, makan sedikit langsung hajar obat, pukul 9 pagi keluarlah isi perut saya dari jam 7 malam full bonus kita bisa lihat ada sayuran dan daging-daging yang tidak tercerna.. Muantappppp!!!!!
itu terjadi hari minggu dan hari sabtu saya sudah harus berangkat ke Jakarta.. sudah dalam hati dan pikiran saya, ini rasanya benar-benar ga bisa pergi lagi sepertinya. Pasrah mode on, terus saya sambil berbaring terus berpikir keras, kenapa selalu begini? mengapa harapan tidak sesuai dengan kenyataan? Apakah karena kondisi saya tidak mendukung? Apakah saya tidak dapat melakukan sesuatu untuk hal ini? Di saat itu, di momen itu lah saya langsung bilang, bagaimanapun jadinya saya tetap harus berangkat, mau tetap sakit ga urus pokoknya berangkat. Sakit urusan nanti yang penting harus bisa berangkat.
Hari senin, selasa, rabu, itu 3 hari terparah yang tidak bisa saya lalui kalau tidak ingat tujuan untuk bermeditasi di panti semedi balerejo. Rasanya seperti tersiksa karena saya tidak bisa makan, setiap kali makan pasti muntah, makan bubur dan itu pun cuman 2-3 suap, belum lagi diare nya belum sembuh.. berat saya dari 77-76 kg langsung jadi 73 kg (program diet yang sangat tidak dianjurkan). Wah setiap malam saya berdoa atas nama ketabahan untuk menghadapi penyakit ini, pernah terlintas berdoa untuk meminta kesembuhan, tapi saya pikir kurang logis karena saya yang menyebabkan begini masa saya minta orang lain untuk menyembuhkan? Jadi saya berdoa untuk ketabahan saja. Begitu selesai berdoa yah sama aja, penyakitnya tetap ada disitu, jadi saya pikir yah sudah pokoknya ingat tujuan nya, meditasi, harus kesana!!!!
Sampai tiba hari kamis ternyata kondisi sudah baikan, bubur satu piring sudah bisa habis, langsung saja saya cek semua persiapan dan menambah apa yang kurang. Akhirnya hari jumat kondisi kembali pulih 70% dan berangkat lah saya ke Jakarta pada hari sabtu. Anda pikir halangannya sudah selesai….
Airline yang jarang telat dan hampir bisa dikatakan sering tepat waktu adalah Garuda, dan memang saya sengaja membeli tiket pergi garuda karena saya pikir ketepatan waktu nya dapat membuat saya bisa mendapatkan waktu istirahat yang lebih baik, jadi saya ambil waktu siang pukul 11 siang cek in.
Dan ternyata delay sampai pukul 17.30, okee not bad.. u think??
Sampai di Jakarta ketemu dengan sanak saudara dari bokap.. dapat ocehan dipikirnya saya mau melepas dari duniawi, dapat tentangan berat dari nenek tapi saya pelan-pelan beritahu bahwa saya Cuma berlatih meditasi aja, berlatih untuk diri sendiri bukan untuk yang aneh-aneh.. hanya berlatih untuk meningkatkan kesadaran dan bukannya lari dari kenyataan..