Semua petinju profesional memiliki pelatih. Bahkan, petinju sehebat Mhd. Ali sekalipun juga memiliki pelatih. Padahal jika mereka berdua disuruh bertanding, jelas Mhd. Ali lah yg akan memenangkan pertandingan tersebut.
Mungkin kita bertanya 2x, mengapa Mhd. Ali butuh pelatih kalau jelas 2x dia lebih hebat dari pelatihnya ? Kita harus tahu bahwa Mhd. Ali butuh pelatih bukan karena pelatihnya lebih hebat, namun karena dia butuh seseorang untuk melihat hal 2x yang TIDAK DAPAT dia LIHAT SENDIRI.
Mungkin kita bertanya 2x, mengapa Mhd. Ali butuh pelatih kalau jelas 2x dia lebih hebat dari pelatihnya ? Kita harus tahu bahwa Mhd. Ali butuh pelatih bukan karena pelatihnya lebih hebat, namun karena dia butuh seseorang untuk melihat hal 2x yang TIDAK DAPAT dia LIHAT SENDIRI.
Hal yang tidak dapat dilihat dengan mata sendiri, itulah yang disebut dengan BLIND SPOT : TITIK BUTA. Kita hanya bisa melihat BLIND SPOT tersebut dengan bantuan orang lain.
Dalam hidup, kita butuh pemimpin untuk mengawal kehidupan kita, sekaligus mengingatkan kita seandainya prioritas hidup mulai bergeser. Kita butuh orang lain menasihati, mengingatkan bahkan menegur jika kita mulai melakukan sesuatu yg keliru, yg tidak disadari.
Dalam hidup, kita butuh pemimpin untuk mengawal kehidupan kita, sekaligus mengingatkan kita seandainya prioritas hidup mulai bergeser. Kita butuh orang lain menasihati, mengingatkan bahkan menegur jika kita mulai melakukan sesuatu yg keliru, yg tidak disadari.
KERENDAHAN HATI untuk menerima kritikan, nasihat dan teguran itulah yg justru menyelamatkan kita. Kita bukan manusia sempurna. Biarkan orang lain menjadi "MATA" di area BLIND SPOT sehingga kita bisa melihat apa yg tidak bisa dilihat dengan pandangan diri sendiri. (Copas dari berbagai sumber)
pengalaman saya mengatakan bahwa setiap dari diri kita butuh pelatih / mentor/ coach / guru kehidupan. mengapa? karena dalam kehidupan kita kadang merasa bahwa kita tahu segalanya, atau mengira kita berjalan di arah yang benar atau merasa benar. jadi kita butuh pembimbing yang mengatakan atau memberitahu kita apakah kita berada pada jalur yang benar atau tidak.
menurut pengalaman saya, ada 2 hal yang menjadi penghambat untuk bisa mengetahui arah yang benar atau tidak.
1. dari diri kita sendiri.
kita merasa bahwa diri kita benar dan merasa bahw akita tahu segalanya, biasanya kalau demikian kita merasa kita tidak butuh orang lain. well then, dengan demikian biasanya kita akan merasa ego dan angkuh, manusia adalah makhluk sosial jadi pada saat-saat tertentu mereka pasti membutuhkan interaksi antar sesama. bisa jadi juga karena disakiti atau terlanjut sakit hati dengan keluarga, lingkungan, atau teman sehingga kita merasa bahwa kita tidak membutuhkan mereka, sekali lagi, itu kan kita yang merasa disakiti, jadi makna yang kita berikan terhadap kejadian itu berpengaruh.. be careful in what you saw..
2. mentor / pelatih / figur yang kurang tepat.
kok bisa? iya bisa saja, kita mencari pelatih yang kurang sesuai dengan kepribadian kita, nah biasanya kita akan dibimbing tetapi hasilnya menjadi tidak maksimal, contoh : ada pelatih (coach) yang menetapkan tenggat waktu / deadline pada bebeerapa tugas yang harus dikerjakan, kalau kita adalaha tipe yang tidak bisa memakai deadline, kita akan mengalami perasaan tidak nyaman yang sangat kuat, dan itu juga berarti ada resistensi / perlawanan dari bawah sadar jadi kita harus hati-hati dengan hal ini. terlebih lagi kita sudah membayar coach tersebut sehingga merasa sayang dengan nilai yang sudah dikeluarkan.
trus bagaimana menemukan mentor yang pas / yang cocok? lihat saja hasilnya, itu cara yang paling mudah, ada beberapa proses yang dapat terlihat hasilnya secara cepat, tetapi ada juga yang membutuhkan waktu, nah dilihat hasilnya, bagaimana hasilnya apakah sebanding dengan usaha anda? kalau cepat hasilnya, berarti mungkin antara anda, mentor dan metode cepat dan bisa nyambung satu sama lain (3M).
bagaimana kalau anda merasa tidak enak untuk mengganti mentor? jangan takut, mentor/pelatih kan fungsinya untuk membantu anda, kalau tidak cocok anda tinggal menggantinya, bicarakan saja sama mereka dan mereka pasti mengerti mengenai hal ini, katakan saja bahwa kita tidak cocok karena saya merasa tidak nyaman dengan metode nya atau hal lainnya. bagaimana kalau figur? kalau figur ya tinggal anda rubah juga figur nya, cari figur lain yang dapat memotivasi anda mencapai tujuan anda.
semuanya kembali ke diri kita masing-masing kok, mau kah kita berubah menjadi pribadi yang lebih baik. eh tadi bahas blindspot kok jadi kesini? ya emang berhubungan dengan diri kita, kalau kita tidak memahami pengertian "blindspot", maka kita akan susah berkembang, kita akan merasa kita seoalah-olah paling benar, paling hebat, paling pintar dan paling-paling semuanya..
semoga bermanfaat.. semangat!!!