saya kutip dari facebook salah satu mentor saya dalam transformasi hidup saya. Adi W Gunawan
sangat menginspirasi silakan disimak.
"Pak Adi, saya stress dengan suami saya. Dulu
waktu menikah kami sehati, harmonis. Tapi sekarang ada perbedaan besar di
antara kami. Saya sekarang merasa nggak cocok lagi. Apa sebaiknya saya pisah
saja?"
Wah, saya tidak setuju kalau harus berpisah.
Perpisahan pasti akan meninggalkan luka, terutama bagi anak-anak. Semua pasti
ada solusi kalau kita cukup rendah hati untuk bisa mengakui kekurangan dan
keterbatasan diri. Pernikahan adalah komitmen dari kedua pihak, tidak bisa
salah satu saja. Memang, perbedaan bisa timbul seiring perjalanan waktu dan kehidupan. Dulu waktu menikah pasangan muda benar-benar sehati dan fokus untuk menyiapkan hari pernikahan ini. Mereka merencanakan dengan sangat cermat. Misalnya, kapan pernikahan dilangsungkan, pestanya di mana, siapa yang diundang, apa souvenirnya, bahkan mereka menyewa EO dan punya rundown acara yang detil.
Satu hal yang sering dilupakan yaitu hidup berumah tangga diawali justru setelah malam pertama. Dan ini yang umumnya tidak mereka rencanakan. Mereka tidak punya rundown kehidupan yang disusun dengan hati-hati, cermat, dan detil.
Di awal pernikahan suami istri fokus membangun keluarga. Pusat perhatian mereka umumnya adalah finansial, karir/usaha, materi seperti rumah, mobil, dan punya anak. Fokus ini yang menyatukan mereka.
Setelah sekian tahun menikah mereka berhasil mencapai apa yang diimpikan. Setelah itu mereka lupa membuat perencanaan baru. Di sinilah titik awal "ketidakcocokan" terjadi. Mereka tidak punya visi dan misi lanjutan. Keluarga tanpa visi dan misi yang jelas akan retak dan akhirnya runtuh. Bukankah ada tertulis, "Without vision people perish".
Orang juga sering tidak menyadari bahwa tidak ada yang statis di semesta alam ini. Semua berubah. Kita pun berubah. Bisa semakin baik, bisa juga malah mundur dan semakin buruk.
Bila sukses finansial dan materi telah berhasil diraih maka yang biasanya membuat perbedaan dan ketidakcocokan adalah terjadinya kesenjangan di aspek perkembangan diri, emosi, dan intelektual. Salah satu pasangan berkembang sangat pesat dan jauh meninggalkan pasangannya.
Pasangan yang tidak berkembang dan bertumbuh bersama akan mengalami banyak hambatan karena kesenjangan ini. Alangkah indahnya bila suami dan istri bisa bertumbuh bersama terutama di aspek mental, emosi, intelektual, dan terutama spiritual.
Jadi, bila ada masalah dengan pasangan solusinya bukan berpisah. Perpisahan adalah solusi permanen untuk masalah temporer. Solusinya adalah duduk bersama dan merencanakan kembali kehidupan ke depan secara sadar dan bijaksana. Inilah yang disebut conscious living.
semoga artikel ini bermanfaat.
sumber pic : google images
No comments:
Post a Comment