Monday, May 5, 2014

Mengenal MLM (Multi Level Marketing) . . . Part 1

Ternyata begitu banyak yang masih simpang siur mengenai MLM ini. Mungkin saya sedikit menjelaskan mengenai seluk beluk nya menurut pemahaman dan hasil penelusuran saya dari berbagai informasi yang ada. Tujuannya adalah memberikan informasi yang lebih jelas kepada masyarakat umum mengenai penjualan berjenjang / multi level marketing ini. Oke mari kita mulai, sebelum membahas MLM (Multi Level Marketing) ada baiknya kita telusuri dulu kenapa ada MLM ini sebelumnya.

Perusahaan atau enterprenuer atau seseorang yang mempunyai produk yang ingin dijual dapat memilih apakah dia akan menjual kepada perusahaan distributor (retail distributor, seperti hypermarket atau jaringan supermarket besar, bisa juga perusahaan distributor daerah yang sudah mapan di daerah tersebut).

yang kedua, dia dapat me-waralaba-kan produk tersebut kalau mempunyai sistem dalam produk yang akan digunakan yang bisa dijual. ada banyak sekali waralaba yang sudah ada dan ada yang berhasil dan ada juga yang belum berhasil.

Pilihan berikutnya adalah menyalurkannya dengan cara langsung, bisa saja dengan membuka toko sendiri dengan dibantu para marketing atau sales untuk memasarkan produknya. Nah disini muncul istilah Direct Selling (penjualan langsung) dimana sistemnya adalah menawarkan produk dari pintu ke pintu jadi kadang tidak perlu membuka banyak toko melainkan satu stockist toko saja, dan di indonesia juga banyak yang menawarkan penjualan langsung baik melalui salesman (tenaga penjual) ataupun sekarang online store (penjualan online).

Dengan berkembangnya waktu, perusahaan tentu membutuhkan produk terjual lebih banyak atau jika barangnya laku maka membutuhkan tenaga penjual yang lebih banyak. Masalahnya adalah kalau banyak tenaga penjual tentunya akan memberatkan perusahaan / entreprenuer / orang tersebut karena harus membayar gaji dan belum lagi kalau ada bulan-bulan sepi (dalam bisnis sudah pasti ada bulan sepi atau bulan yang orderan-nya sedikit atau bahkan tidak ada) sehingga akan membebankan perusahaan atau pengusaha jika mempunyai banyak tenaga penjual tetap (ada biaya overhead yang harus diperhitungkan pasti setiap bulan) salah satu caranya adalah menggunakan Direct Selling tetapi dengan sistem komisi jadi penjualan yang sederhana adalah dengan menghitung berapa jumlah unit yang terjual dikalikan berapa persen komisi per produk alhasil tenaga penjual akan lebih bersemangat untuk berjuang menjual produk lebih banyak karena insentif komisi tadi.

Tetapi apa daya, walaupun ingin berjuang dengan semangat, kita semua mempunyai batasan yaitu waktu. Anda yang seorang tenaga penjual mempunyai waktu yang sama dengan direktur maupun pemilik bisnis. Bagi beberapa tenaga penjual mulai memikirkan bahwa terkadang waktu yang harus dijelaskan kepada konsumen berbeda sehingga membutuhkan waktu yang lebih dari cukup untuk dapat meyakinkan sebelum dapat membeli produk. Dengan demikian diperlukan cara yang cerdas untuk dapat memaksimalkan penjualan produknya ini. Dan itulah muncul sistem pemasaran berjenjang atau disebut Multi Level Marketing, sistem ini awalnya di buat untuk mendukung para tenaga penjual supaya dapat memaksimalkan penjualan. Ini benar karena mereka perlu menjual lebih banyak produk untuk mendapatkan komisi / insentif yang lebih besar.

Banyak sekali sistem kompensasi MLM yang diciptakan, ada beberapa yang saya ketahui secara garis besarnya, anda juga dapat melihatnya pada penjelasan dibawah sebagai berikut : 
1. Forced Matrix Plan, sistem ini menggunakan matrix, jadi misal 5 x 7 berarti cari 5 downline pada level pertama, kemudian masing-masing dari level pertama tadi cari lagi 5 downline hingga level 7.
·         5 pada level pertama
·         25 pada level kedua
·         125 pada level ketiga
·         625 pada level ke empat
·         3,125 pada level ke lima
·         15,625 pada level ke enam
·         78,125 pada level ke tujuh.
(google Pic)

Pada sistem ini, keuntungannya adalah anda membantu downline anda sampai pada level ke tujuh, dan anda tetap mendapatkan komisinya. Kelemahannya adalah para dowline akan mengharapkan dukungan dan menjadi malas karena anda akan membantu mereka mencarikan dowline untuk mereka. 

2. Stair-Step Breakaway Plan, sepengetahuan saya adalah pada titik tertentu dari downline anda bisa saja lebih hebat dari anda dalam mendapatkan penjualan sehingga pada titik tertentu volume penjualan mereka sudah tidak dihitung kedalam volume penjualan anda melainkan anda akan mendapatkan bonus X % dari total bonus volume mereka. Kekurangannya adalah bahwa ini sistemnya lepas, jadi jika memang ada downline dibawah anda yang lebih hebat dalam volume penjualan dan kemudian pada titik tertentu mereka dapat melepaskan dari status dowline anda maka anda akan harus mencari lagi dan membangun kembali downline anda. Tidak banyak yang ingin menggunakan sistem ini tetapi sistem ini sebenarnya cukup adil karena siapapun yang hebat dalam menjual dan dalam volume penjualan tertentu maka dia mendapatkan peringkat yang kemungkinan bisa sama dengan pendahulu-nya atau uplinernya bahkan melebihinya.
(google Pic)

3. Uni-level Matrix, kurang lebih sama dengan yang poin no 1 diatas tetapi bedanya adalah kedalamannya bisa dalam sekali dan lebarnya selebar-lebarnya. Maksudnya lebar adalah anda bisa mensponsori sebanyak mungkin downline, tidak seperti pada forced matrix plan dimana ada ketentuan berapa downline dan berapa kedalaman, sedangkan sistem ini memberikan anda keleluasaan yang besar untuk mendapatkan downline anda. Jadi sepenuhnya strategi anda yang atur sendiri bersama team anda. Untuk yang satu ini kelebihan dan kekurangannya terletak pada kedalaman dan kelebaran. Kelebaran menentukan profitabiltas anda karena semua komisi akan masuk ke anda langsung sedangkan kedalaman menentukan keamanan (jangka waktu bertahannya sistem anda).

4.Binary Plan, sistem dua kaki. Sistem ini paling mudah dibentuk tetapi juga paling rapuh. Karena anda cukup mencari atau menaruh 2 downline dibawah kaki dan selanjutnya seterusnya ke bawah.
google pic
Kelebihannya adalah tingkat kecepatan komisi atau insentifnya, kekurangannya adalah biasanya tidak mendidik orang untuk berjualan produk karena biasanya para upliner sudah terlebih dahulu memberikan atau menaruh downliner lagi di bawah kaki mereka, sehingga proses perekrutan untuk menjadi tenaga penjual menjadi kurang mantap karena para upliner juga disamping membutuhkan komisi juga perlu waktu untuk mengajarkan para downliner untuk mendapatkan downlinernya lagi sehingga kemungkinan terjadi salah penggunaan sistem ini bisa cukup besar. Tetapi bukan berarti sistem ini jelek, hanya saja rapuh dalam penyalahgunaan-nya dimana akan kita bahas pada artikel berikutnya.

semoga bermanfaat.

No comments: