Monday, October 29, 2012

Mengapa kita harus marah?

Tulisan ini dibuat sebagai bahan perenungan saya, jika bermanfaat bagi yang lain silakan di manfaatkan.
Sebenarnya manusia mempunyai banyak sekali jenis emosi dan itu kita juga kadang masih salah dalam mendefinisikan emosi kita. Contoh : kita sedang marah dan kesal, pernahkah kita mengetahui bahwa kenapa kita bisa marah atau kesal? Berangkat dari situlah saya mencoba untuk merenung dan mencoba untuk mengenali diri saya terlebih dahulu.

Jadi kejadian ini terjadi beberapa waktu lalu, sebenarnya ada kejadian lain yang mirip juga tetapi saya mengambil momen ini karena lebih sedikit jenis emosi nya. saat ingin ketemu dengan kolega saya, awalnya sudah buat janji tetapi diundur beberapa waktu dan terakhir tidak jadi pergi. Awalnya sih cukup kesal, Karena saya sudah mengatur waktu untuk meluangkan waktu dengan dia jauh-jauh hari sebelumnya. Karena beberapa kali sebelumnya juga sempat tidak jadi, entah saya ataupun dia sama-sama mempunyai skala prioritas yang harus di dahulukan. Kemudian kita sudah aturkan waktu untuk bertemu di waktu yang mepet itu hanya untuk sekadar menyamakan persepsi dan sudut pandang.

 
Tanpa diketahui sebabnya pada waktu yang mepet itu dia membatalkan lagi, padahal dia yang dengan getol mengajak ketemuan. Tentunya hal itu membuat saya kesal tepatnya. Nah, disini saya ingin membahas mengenai aliran marah / kesal tersebut seperti apa, saya tidak tertarik membahas mengapa dia membatalkan dengan apapun alasannya, yang terpenting adalah bagaimana saya dapat mengenali emosi saya atau tepatnya struktur sederhana dari emosi yang saya alami.

Jadi dari struktur yang diatas maka bisa dilihat bahwa sebenarnya kita marah / kesal itu ada sebabnya dan sebaiknya akan lebih baik bagi kita apabila kita mampu memahami darimana dasar atau asal mula-nya mungkin bisa memahami dan bisa meng-antisipasi apa yang muncul. Dari sini kita bisa memahami kenapa bisa muncul marah dan kesal, dan kejadian ini saya alami dalam sepersekian detik dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk merenung dan mencari tahu akar2 nya.

Bagaimana cara pencegahannya? Dimulai ketika pada poin coklat itu, yaitu ketika perasaan kecewa itu muncul (pentingnya memahami struktur dan jenis-jenis emosi kita, silakan membaca literature-literatur mengenai emosi). Kemudian memahami saja mungkin tidak cukup, kita harus belajar mengerti definisi nya terlebih dahulu baru bisa tahu bagaimana mengatasi jenis emosi nya. Seringkali kita hanya tahu hasil akhir dari emosi tersebut tetapi kurang peduli terhadap sebab munculnya emosi tersebut. Mungkin tidak tahu lebih tepatnya mengenai asal usul munculnya emosi marah, yang kita tahu kita bereaksi terhadap jenis emosi tersebut. Dibutuhkan waktu, tenaga dan upaya untuk mencoba memahami tetapi paling tidak kita bisa mencari akar permasalahan mengapa kita harus marah.

Bagi beberapa orang mungkin tidak perlu untuk mengetahui hal ini, bahkan merasa tidak ada masalah dengan hal itu. Ada yang merasa bahwa hal ini tidak perlu dibicarakan, tidak perlu dibahas, tidak perlu tahu mengenai masalah ini. Akan tetapi apabila kita tidak mencoba memahami darimana sumber emosi marah ini maka kemungkinan kejadian seperti ini juga bisa terjadi lagi, kita tidak bisa meminta orang lain untuk bersikap tepat sesuai apa yang kita inginkan. Tetapi kita dapat mencoba untuk menyesuaikan pemikiran kita, cara pandang kita terhadap masalah / kejadian tersebut.

Jenis emosi yang saya bahas adalah yang sederhana, ada yang kompleks tetapi karena waktu yang tidak cukup maka saya belum bisa membahas dikarenakan kompleksitasnya dan penyusunan alur diagramnya.

Semoga artikel yang sederhana ini dapat membantu memahami dan mengenal emosi yang kadang sering terjadi di sekeliling kita.

No comments: