Wednesday, March 16, 2011

Gudeg Jogja / Sate Ponerogo

sudah berapa lama nih tidak melakukan serangkaian tur makanan, akhirnya kemarin setelah melakukan rangkaian survei, singgah di salah satu tempat di dekat sungai ampal.

sebenarnya rumah makan ini sudah lama sekali berdiri, tetapi jika dilihat dari luar tampak sepi, sunyi. itu lah yang membuat saya ragu apakah makanan disana bisa cocok dengan lidah masyarakat balikpapan?

dengan berbekal perut keroncongan (bukan tekad atau nekad tetapi karena kelaparan) ketimbang pingsan, lebih baik mencoba. jadi lah mampir di "Gudeg Jogja" di sungai ampal. tempatnya sungguh luas, nyaman dan lega. walaupun dari luar melihat ke dalam kesannya gelap, tetapi kalau kita masuk ke dalamnya lagi ternyata pemandangan di belakangnya cukup bagus.

kemudian saya dengan teman2 langsung memesan gudeg masing-masing plus sate ayam, jika dilihat sate nya ada 3 macam bumbu, bumbu kacang halus (kacang nya ditumbuk halus kemudian ditambah santan sehingga tampak lebih kental), lalu bumbu kasar (kacang nya tidak ditumbuk halus sehingga masih ada serpihan serpihan sisa kacang) lalu saos kecap, dimana perpaduan antara bawang merah, cabe potong dan kecap manis.

yang harus saya acungin jempol adalah makanannya - gudeg - jujur saya belum pernah makan gudeg, jadi mohon pengertiannya yah, menurut saya lauk nya banyak sekali, dari ayam kari, tempe bacem, daging, telor yang direbus ....

es timun kerok ini katanya berasal dari aceh, jadi saya tertarik untuk mencobanya.. perpaduan antara sirup dan timun yang sudah di iris menjadi lembaran benang kecil.

jadi saya tergiur untuk memakannya.. nyam nyam, slurp.. soal harga sangat murah Rp. 18,000 tetapi sepadan untuk menu nya. anda tidak bisa mendapatkan makanan begini murah di balikpapan. minuman es timun kerok hanya 4 ribu. total : Rp. 22 ribu + sate ayam Rp. 18,000.

DC :
Gudeg Rp. 18,000.-
es timun kerok Rp. 4,000
sate ayam Rp. 18,000.-

rating : 7/10
place : cozy, comfort, good view



Friday, March 11, 2011

EOS 7D - Just Try

EOS 7D wow, speechless, sajikan dalam bentuk ringkasan deh, semoga bermanfaat...
dalam foto ini saya mencoba memaksa untuk menangkap pemandangan secara menyeluruh walaupun rasanya tidak mungkin, tetapi titik fokusnya adalah pada lampu gantung diatas dan ornamen roda tersebut. (Shutter 1/125, AV 3.5, ISO 1/1000, 1/200) lumayan keren sih...
waktu meditasi malam di Aula Sleeping Buddha di Mahavihara, saya mengandalkan lampu kecil yang berada dibelakang patung tersebut, tetapi kekuatan EOS 7D tidak dapat diragukan lagi, mampu menangkap cahaya walaupun kecil, kemudian tinggal tergantung settingan kita, pada shutter speed 2 detik, ISO nya diatur cukup tinggi untuk bisa mendapatkan cahaya tetapi jangan terlalu tinggi (hasil coba-coba juga jadi saya tidak ingat pada berapa ISO nya) karena hasilnya bisa-bisa malah cahaya lampu berpendar cukup tinggi dan kita tidak bisa melihat sekelilingnya, tetapi Apperture nya saya turunkan karena semakin besar A Value nya berarti membutuhkan cahaya lebih banyak untuk masuk (kok jadi bahas teorinya yach??) konsekuensinya adalah mungkin sedikit buram, tetapi terobati dengan suasana hening pada saat meditasi tersebut (orang2 lagi medi, lu kemana hen? ck ck ck malah foto)