Saturday, October 31, 2009

Swimming Pool

i couldn't swim, but my friends insist that i should give a try and finally can succesful swim.. haha.. lovely view...

SALJU DI MUSIM PANAS (4) - Oleh : U Jotika Sayadaw

Memahami sifat-sifat dari batin, yakini sifat-sifat dari lobha (keserakahan), dosa (kebencian), moha (kegelapan batin), mana (pembandingan), issa (iri hati), macchariya (pelit), kukkucca (penyesalan/kekhawatiran), dsb; dan juga memahami sati, samadhi (konsentrasi), panna (kebijaksanaan), metta (cinta kasih), karuna (kasih sayang) dsb, adalah jauh lebih penting daripada mencapai sejumlah pencerahan atau terbebas dari kilesa (kotoran batin). PEMAHAMAN DATANG DULUAN, PENANGGULANGAN TERJADI (MENYUSUL) SECARA ALAMIAH,BELAKANGAN. Harap sudilah mengamati apa saja yang terjadi di saat sekarang. Pertama-tama amatilah sifat-sifatnya.

Kalau Anda merasa gundah karena adanya lobha, atau dosa, atau.... Anda takkan melihatnya secara jernih karena Anda menjadi kalut, Anda memiliki dosa (ketidaksukaan). Tilik juga itu. Hanya ketika Anda bersedia menilik batin Anda tanpa merasa bersalah, tanpa keinginan untuk bertindak terhadapnya, Anda baru bakal mampu untuk melihatnya jelas. Lalu ia akan kehilangan daya atas Anda sebab sudah ditelanjangi menjadi transparan.

Janganlah menyalahkan keserakahan, keangkuhan, kemarahan dsb. Anda dapat belajar banyak dari mereka. Anda takkan tumbuh menjadi dewasa kecuali Anda dapat memahami mereka dengan baik. Hanya jika Anda dapat melihat mereka dengan batin yang jernih barulah Anda dapat memahami sifat mereka yang sesungguhnya, terutama ketiada intian (anatta) mereka.

Langkah pertama dan terpenting dalam meditasi adalah tidak mengidentifikasi diri atau menyatudirikan dengan fenomena batin (nama) dan jasmani (rupa). Itu bukanlah menanggulangi sesuatu melainkan mengatasi penyatudirian dengan proses nama-rupa. Mengapa orang-orang menjadi gundah ? Karena mereka menyatudirikan dengan nama-rupa. Jadi, bila ada keserakahan, nafsu, kemelekatan atau frustasi, kemarahan, keangkuhan, dsb, yang terpenting adalah memandang mereka sebagai fenomena alamiah tanpa menganggap sebagai sesuatu yang berhubungan dengan diri. Janganlah berusaha menanggulangi mereka.

Menjadi gundah merupakan sebuah wujud lain dari pengukuhan keakuan. Apakah ada seseorang (atta) yang menjadi gundah? Menjadi gundah hanyalah fenomena alamiah yang lain. Menjadi gundah merupakan penggelembungan keakuan. Jika batin tidak menjadi gundah, jika tidak terjadi penyatudirian dalam batin yang mengamati, yang berarti ada keseimbangan batin, batin akan mampu mengamati keserakahan dsb dengan penuh minat, tenang dan jernih, dan melihatnya sebagaimana adanya..... Suatu fenomena alamiah yang melesat cepat, tanpa subtansi, tanpa pribadi. Penyatudirian membuat semua kotoran batin menjadi lebih kuat. Tanpa penyatudirian mereka tidak begitu kuat. Seorang Sotapana masih memiliki keserakahan, kemarahan, dsb, tetapi tiada penyatudirian dengan nama-rupa, hanya Anagami dan Arahat yang terbebas dari keserakahan dan kemarahan. tetapi hanya seorang arahat yang bebas dari mana.

Kalau Anda merasa gundah karena Anda menikmati musik, Anda terlalu menuntut. Anda mengaharapkan terlalu banyak dari diri Anda. Tetapi bila Anda melihat batin yang menikmati itu dan mengamatinya dengan keseimbangan batin, hanya dengan demikianlah baru Anda melihat itu sebagaimana adanya. Kegundahan (yang merupakan dosa) adalah sahabat karib dari keserakahan dan keangkuhan. Karena Anda berpikir : SAYA SEORANG MEDITATOR oleh sebab itu tidak sepantasnyalah keserakahan atau keangkuhan muncul dalam batin saya, Anda menjadi gundah. Apabila ada keserakahan atau kenikmatan dalam bentuk apapun, berkatalah : sebentar ya, biar saya mencermati Anda. Mereka itu betul-betul menakjubkan. Keserakahan adalah tukang sulap jempolan. Pelajarilah (lihatlah) cara dia membangkitkan perasaan senang. Batin telah dikelabui keserakahan sedemikian rupa sehingga kita tidak melihatnya sebagai seorang penyulap, tetapi memandangnya sebagai aku.

Batin banyak akalnya. Ia menginginkan perubahan, sesuatu yang berbeda. Ia mendambakan hiburan, rangsangan. Kejemuan merupakan sebuah problem besar. Inilah yang dilakukan kebanyakan orang, mengejar rangsangan dari satu ke yang lainnya.

Kalau tidak waspada kita dapat menjadi sangat mudah membenarkan diri karena kita adalah meditator, atau praktisi Buddhis, atau kita mengetahui Dhamma; kita mengetahui apa yang baik dan apa yang buruk... ya MANA lagi. Saat MANA ada dalam batin Anda, sudilah meniliknya secara jelas. Jangalah berusaha untuk mengenyahkannya. Melihatnya secara jelas penting sekali. Selebihnya akan terjadi sendiri. Hanya seorang Aarahat barulah bebas murni dari mana.

Janganlah berlatih kerendahan hati, itu akan menjadi kerendahan hati yang dipaksakan . Cukup dengan menegakakan sati terhadap mana (keangkuhan). Kalau Anda dapat melihat batin Anda secara jelas, Anda akan menjadi rendah hati dengan sendirinya. Anda takkan merasa sedang berlatih kerendahan hati. Tak terasa kebanggaan diri Anda sudah berkurang.

Tanpa memahami akibat langsung dari keadaan batin kusala dan akusala takkan ada apresiasi yang nyata terhadap Dhamma. Penampakan lahiriah (formalitas) dari kesalehan dalam praktik keagamaan macam apa pun takkan pernah memberikan hasil yang mendalam dan berlangsung lama. Memahami reaksi batin terhadap setiap objek yang dialami keenam indera sangatlah penting, terutama pengaruh pandangan-pandangan dan kemelekatan terhadap mereka.

Sudah pahamkah Anda terhadap keadaan batin kusala dan akusala ? Saya (Sayadaw) pikir inilah yang paling dasar dalam praktik Dhamma. Saya tidak mau menggunakan kata-kata "baik" dan "buruk" dalam kaitan dengan kusala dan akusala. Maksud saya memahami mereka bukanlah melalui baca buku atau perenungan. Maksud saya adalah dengan segera benar-benar menemukan mereka. Melihat perbedaan kualitas batin ketika berada dalam kondisi kusala atau akusala.

Kadangkala ketika dapat melihatnya dengan jelas saya menjadi insaf bahwa sungguh tak pantas batin digayuti suasana akusala, tak peduli apa pun situasinya. Pasti ada cara yang sesuai (tanpa membuat batin digayuti suasana akusala) untuk menghadapi suatu situasi yang berat. Inilah kebijaksanaan. Mampu hidup dalam situsasi apa pun tanpa membuat batin digayuti suasana akusala. Untuk mendapatkan kebijaksanaan itu, pertama-tama kita harus secara jernih menegakkan sati terhadap reaksi batin dalam segla situasi, pada apa saja yangkita lihat, kita dengar dsb.

Penting sekali untuk melihat apa pun yang terjadi dalam batin tanpa berkeinginan mengubahnya, apakah itu akusala, tak menyenangkan, tak elok, tak dikehendaki, misalnya kemarahan, nafsu, kesangsian, keangkuhan; dan juga melihat apa pun yang menyenangkan muncul dalam batin tanpa berkeinginan untuk mengenggamnya, tanpa berusaha untuk membuatnya berlangsung lebih lama (ketenangan, kedamaian, kegiuran, kejernihan batin, dsb).

Saat batin ingin mengendalikan situasi (melawan, menghambat atau menahan apa saja yang muncul, atau menciptakan, memunculkan atau membuatnya berlangsung lebih lama) maka ia kehilangan keseimbangannya.

Melawan adalah kebencian. Menggengam adalah kemelekatan.

Namun tidak melawan bukan berarti mendorong, dan tidak menggengam pun berarti menghambat. Hanya mengamati saja, itulah sati, mengamati tanpa terlibat.

Kita begitu terbiasa melakukan sesuatu, membuat sesuatu, sehingga kita tidak tahu bagaiman hanya sekedar mengamati saja. Kita ingin mengendalikan. Kita ingin melibatkan diri. Oleh karena itu kita terbelit kesukaran. Maksud saya bukanlah : "Janganlah sampai terlibat, janganlah mengendalikan" sebab dengan demikian Anda lalu akan berusaha untuk tidak samapai terlbiat tidak mengendalikan, dima lagi-lagi merupakan suatu usaha pengendalian juga. Jadi, jika Anda berusaha mengendalikan, cukup menyadari itu saja.

Saya semakin dapat melihat bahwa tanpa sati hidup ini akan menjadi begitu dangkal. Sati memberikan kedalaman dan makna pada kehidupan.

Sungguh sulit memahami, orang mengatakan mereka ingin bahagia, tetapi mengapa mereka tidak tertarik untuk benar-benar menegakkan sati? Itu pasti karena mereka berpikir kebahagian dapat ditemukan di tempat lain, seperti kesenangan inderawi, misalnya mendapatkan apa yang Anda inginkan, menjadi orang tertentu, memegang kendali atas sejumlah kedudukan penting, mendapatkan sejumlah perasaan-perasaan senang.

Orang (Anda dan saya) menginginkan rangasangan, sesuatu yang mengairahkan. (Bagi saya, secara intelektual) Kadangkala kita ingin beristirahat; kita sudah merasa capai terhadap hal-hal yang merangsang.Lalu kita ingin berlatih mengembangakan sati, mentrentamkan batin. Kadangkala saya benar-benar capai, sama sekali tidak berminat membaca, berbicara, berpikir, membuat rencana. Lalu batin saya menjauhi hal-hal demikian. Saya dapat melihat betapa tiada berartinya semua itu, benar-benar tidak perlu. Pada saat demikian, sungguh mudah mengembangkan sati. Oleh karena itu saya berharap saya dapat kecapaian sepanjang waktu, jadi tidak apa-apa menjadi kecapaian.

Bersambung...............

Thursday, October 22, 2009

SALJU DI MUSIM PANAS (3) : U Jotika Sayadaw

Hal yang terpenting adalah menyadari batin Anda. Juga motif Anda ketika melakukan sesuatu. Kebanyakan orang tidak menyadari motif mereka ketika mereka berbicara atau melakukan sesuatu dan kebanyakan pula, ketika mereka menyadari motif mereka, mereka membenarkannya.

Latihan penegakan sati (meditasi) adalah penyadaran atas segala sesuatu yang terjadi di keenam landasan indria sepanjang waktu, sejak Anda terjaga bangun sampai saat terakhir sebelum Anda tertidur. Bukan hanya saat duduk.

Yang jauh lebih penting lagi adalah menyadari dan memahami khayalan-khayalan Anda, ide-ide yang Anda lekati,frustasi-frustasi Anda, kesepian Anda, dan perasaan apa saja lainnya, lemah atau kuat.

jika sesuatu bermanfaat bagi Anda (misalnya mencatat secara batiniah), lakukan itu. Lakukanlah dalam jangka waktu cukup lama dan lakukanlah dengan baik sehingga Anda mengetahui semua tentang kelebihan dan kekurangannya.

Meditasi merupakan kusala (kebajikan) terbaik. jika Anda sadar dan bijaksana, Anda takkan pernah menjadi pecundang. Yang ideal adalah senantiasa memiliki sati.

Saya (Sayadaw) bahagia saat saya sendirian. Bercakap-cakap amat menjemukan. Aneka hal (dan juga orang) semakin kehilangan pengaruhnya terhadap saya. Sulit untuk menceritakan perihal perasaan ini. Saya merasakan semakin ringan dalam hati saya.

Jangan terlalu serius terhadap emosi, keributan. Dan juga jangan mencoba membenarkannya. Anda sendirilah yang menjalani hidup Anda dan Anda berhak melakukan apa saja yang Anda pikir patut untuk Anda pada saat itu. Apabila Anda membuat kesalahan, petiklah pelajaran darinya.

Apabila Anda membuat kesalahan dan Anda menghadapi kesukaran, lakukanlah penelaahan tanpa mengeluh atau menyalahkan (diri Anda sendiri atau orang lain) atau melarikan diri darinya; tanpa membenarkan diri Anda atau risau terhadapnya. Apabila Anda dapat melihat ini tanpa penolakan apapun Anda akan dapat mengatasi (menjadi dewasa melalui) itu secara cepat dan mudah. Sekarang, saya menjadi semakin mahir dalam hal ini.

Hubungan antar manusia benar-benar membuat frustasi, saya telah memberitahu Anda banyak kali ; saya semakin menyendiri. Oleh sebab itu saya amat memahami apa yang Anda katakan : "Saya menarik diri ke dalam diri saya sendiri". Apabila Anda sungguh-sungguh mencermati batin Anda tanpa niat mengubahnya, itu akan menguraikan kekusutan Anda, tetapi janganlah mengamati batin Anda hanya demi menguraikan kekusutan Anda. Itu akan menimbulkan pertentangan. Lihatlah anatta (tanpa inti/aku) dalam batin Anda.

Saya semakin lelah menghadapi "sandiwara".
Pada bulan terakhir ini saya semakin banyak bermeditasi. betapa bagusnya bisa sendirian. Saya ingin semakin sedikit membaca. Sekarang saya ingin makin banyak membaca batin saya. DARI BUKU SAYA TIDAK BELAJAR APA-APA SECARA MENDALAM. HANYA KETIKA SAYA MELIHAT KEHIDUPAN BATIN SAYA SECARA JELAS BARULAH DAPAT SAYA PELAJARI SESUATU SECARA MENDALAM. Bagi seorang manusia, memahami sifat manusia pada umumnya dan memahami batinnya sendiri pada khususnya merupakan hal yang paling berguna.

Apa yang kulakukan di sini begitu penting bagi saya (maksudku menyelami batin saya) sehingga saya tak ingin menyelanya kecuali ada alasan yang layak. Dalam kenyataannya, saya ingin pergi ke tempat yang jauh lebih terpencil lagi, dan hidup menyendiri, bermeditasi sepanjang waktu, tanpa diganggu. Tiada sesuatu pun yang pantas untuk di risaukan. Anda telah membaca, Anda telah berbicara, Anda telah membincangkannya, Anda telah berpikir cukup banyak, namun Anda tetap bingung. Cukup sudah semua itu.

Kejernihan ini banyak mengurangi kemelekatan batin. Batin saya sekarang sudah jauh lebih "jernih dan tidak melekat". Saya tidak mau terusik dari ini.

Jadi, Anda tidak bingung atas kebingungan Anda? Sejumlah orang tidak tahu mereka sedang kebingungan. Mereka terlalu sibuk atau tak waras untuk merenungkan hal itu. Apa yang dapat saya beritahukan kepada Anda adalah jangan terlalu banyak berpikir dan tegakkan sati. Anda tahu, berpikir terlalu banyak semakin membuat Anda bingung.

Apabila Anda dapat menegakkan sati ketika Anda sedang sakit, Anda akan belajar sesuatu yang sangat mendalam dan berarti. Anda akan melihat betapa sendiriannya Anda dan betapa tiada artinya segala sesuatu. Bila hal yang terburuk terjadi, kita benar-benar akan sendirian. Saya semakin banyak menemukan kesendirian ini. Hanya sekelumit orang saja yang dapat menyentuh dan memahami kita. Di antara masing-masing orang ada suatu jurang besar kesalapahaman.

Sati adalah bagian dari sifat dasar kita. Itu dapat dikembangkan dengan mudah secara alamiah. Sati merupakan suatu jalan hidup. Di mana pun kita berada dan apa pun yang kita lakukan seyogianyalah kita melakukannya dengan penuh sati. Berpikir merupakan suatu rintangan besar terhadap sati. Kita seyogianya menyadari itu. Sebetulnya penting sekali menyadari pikiran. Amati batin Anda tanpa menyalahkan atau menilai. Pandanganlah itu sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, bukan milik Anda.

Dalam meditasi, lakukan apa saja yang dapat dipraktikkan secara mudah dan alamiah. Yang terpentiang adalah memiliki minat. Dan itu seyogianya dilakukan dengan "penuh minat dan bahagia". Harus muncul kepuasan dalam melakukannya. Bila sesuatu menjadi membosankan, ada suatu sikap negatif terhadapnya.

Dengan sikap negatif demikian, amat melelahkan bila dilanjutkan terus. Anda mengatakan, "saddha (keyakinan) = energi". Ya, jika Anda memiliki saddha Anda akan memiliki energi (bersemangat) dalam latihan Anda.

Jadi, apabila Anda tertarik untuk mengamati batin Anda daripada mengamati kembang kempis perut, lakukanlah itu, mengapa tidak? Batin adalah sesuatu yang paling menarik dalam kehidupan.

Berjalanlah lebih banyak dan tegakkanlah sati. Semakin Anda memikirkan bagaimana memperbaiki keadaan Anda semakin Anda menjadi tak bahagia. Selalu merencanakan masa depan "Saya akan menjadi bahagia kalau......" Tak pernah : "saya bahagia...." Cukup sudah perencanaan, perbaikan. Cukup melihat apa yang terjadi pada saat sekarang tanpa niat untuk memperbaikinya.

Saya memahami perjuangan dan derita Anda. Saya tahu Anda berusaha sekuat tenaga untuk menjadi siswa yang baik dari Sang Buddha. Itu sulit, bahkan untuk menaati Pancasila (Buddhis) saja tidak gampang. Ya, beberapa orang berpikir Sotapatti-Maggaphala tidak ada apa-apanya. Mereka tidak paham betapa luar biasanya tidak memiliki (bebas dari) pandangan salah, mengatasi kepercayaan buta terhadap upacara atau ritual keagamaan (ketakhayulan). Menyaksikan sendiri secara jelas bahwa praktik dhamma-lah merupakan satu-satunya jalan yang dapat menuntun menuju kebebasan, kebahagiaan. Mereka tidak merasa tahu betapa luar biasanya tidak memiliki sedikitpun rasa iri hati, turut bergembira atas kesejahteraan orang lain; bersama-sama menikmati apa saja yang Anda miliki bersama orang lain; dan telah mengatasi segala kesangsian atas praktik Anda (apakah jalanny sudah benar atau tidak). Betapa melegakannya bila tidak sangsi lagi terhadap jalan yang di tapakinya.

Saya dapat memahami betapa sulitnya mempraktikkan sati bagi seseorang yang kehidupannya penuh dengan kesibukan. Saya pun tidak mempunyai sati seratus persen. Akan lebih baik kalau Anda mengurangi kegiatan-kegiatan tidak perlu. Kita selalu didikte batin kita dan terpontang-panting melakukan hal-hal yang diperintahkan batin kita, namun bila kita mencermati batin kita, akan tampak bahwa sesungguhnya kita tidak perlu mempercayainya, dan kita tidak perlu sibuk sana sibuk sini bagai orang kehilangan akal untuk melakukan semua hal yang diperintahkan batin kita.

Kita telah menghabiskan begitu banyak waktu hanya untuk urusan sepele. Sang Buddha memberi nasihat : "appakicco" (sedikit urusan atau tugas)

Apabila Anda lebih cermat lagi membatasi diri, Anda akan mampu mengembangkan kesadaran yang lebih dalam lagi. Kalau Anda tak dapat memiliki sati dalam kehidupan sehari-hari Anda, Anda takkan dapat mengembangkan pemahaman terhadap kehidupan. Pemahaman terhadap kehidupan dan pemahaman terhadap Dhamma berjalan secara bersamaan. Pertama-tama jalanilah kehidupan sehari-hari Anda dengan penuh makna, secara waras.

Saya telah menemukan hanya sangat sedikit orang yang begitu berminat terhadap Dhamma seperti Anda. Kebanyakan orang bahkan tidak menyadari keadaan batin mereka sendiri. Kita semua memiliki keadaan batin yang baik (kusala) dan yang buruk (akusala). Menyadari kedua keadaan batin ini merupakan hal terutama dan terpenting untuk dilaksanakan. Kita sesungguhnya tidak mampu betul-betul mengendalikan batin ini, dan itulah sebabnya disebut anatta. Lihatlah bukan Anda yang menciptakan keadaan batin yang buruk (akusala) demikian.

Wednesday, October 21, 2009

*Terperangkap Konsep *

Seorang saudagar yang tiba di rumahnya, mendapatkan rumahnya telah dirampok dan dibakar oleh para perampok. Di pekarangan rumahnya, ia menemukan sesosok tubuh kecil yang terbakar hangus dan berpikir bahwa tubuh tsb adalah anak laki-lakinya. Ia tidak mengetahui bahwa anak laki-lakinya masih hidup. Ia juga tidak mengetahui bahwa setelah para perampok membakar habis rumahnya, mereka membawa anak tsb. Dalam kebingungannya, saudagar itu yakin bahwa tubuh yang dilihatnya adalah tubuh anaknya, sehingga ia menangis tersedu-sedu sambil memukul-mukul dada dan menarik rambutnya. Setelah itu ia melakukan upacara pembakaran mayat anaknya.

Orang ini sangat menyayangi anak laki-lakinya. Anak tsb merupakan motivator bagi dirinya. Ia sangat merindukan anaknya sehingga ia tidak bisa meninggalkan abu pembakaran mayat anaknya sekejabpun. Lalu dibuatlah sebuah tas beludru untuk meletakkan abunya. Tas tsb dibawa siang dan malam, bahkan bila sedang bekerja ataupun istirahat, tas tsb tidak pernah berpisah dengan dirinya. Suatu malam anak laki-lakinya berhasil melarikan diri dari para perampok. Anak tsb mendatangi rumah baru yang dibangun ayahnya. Pintu rumah tsb digedor anak itu dengan penuh semangat pada jam dua pagi. Ayahnya berteriak dalam kesedihan, sambil memegang tas berisi abu tsb.

"Siapa diluar?"

"Ini saya, anakmu!" anak tsb menjawab di balik pintu.

"Dasar anak nakal, kamu bukanlah anak saya. Anak saya telah meninggal tiga bulan yang lalu. Saya memiliki abunya bersama saya saat ini." Anak tsb terus menggedor pintu dan menangis. Ia meminta berulang-ulang agar diizinkan untuk masuk, tapi ayahnya tetap menolak. Saudagar ini berpegang teguh pada pendapat bahwa anaknya telah tiada dan anak nakal ini adalah orang yang tidak berperasaan yang datang ubtuk menyiksanya. Akhirnya, anak tsb pergi dan ayahnya kehilangan anaknya untuk selama-lamanya.

Buddha bersabda bahwa bila kita terperangkap akan suatu konsep dan menganggapnya sebagai "yang benar", maka kita akan kehilangan kesempatan untuk mengetahui yang sebenarnya. Bahkan jika yang sebenarnya itu muncul dan mengetuk pintu hati Anda, Anda pasti akan menolak untuk membuka diri Anda. Jadi bila Anda telah berpegang teguh pada suatu konsep tentang yang benar atau konsep tentang kondisi yang dibutuhkan untuk kebahagiaan Anda, berhati-hatilah. Latihan kewaspadaan yang pertama adalah kebebasan dari segala pandangan ;

*Waspada akan penderitaan yang diakibatkan oleh fanatisme dan pikiran picik, kita ditakdirkan untuk tidak mengidolakan sesuatu ataupun terikat akan suatu doktrin, teori ataupun ideologi, bahkan yang berkenaan dengan Buddhisme. Ajaran Buddha adalah alat petunjuk untuk membantu kita belajar mengamati secara mendalam dan mengembangkan pengertian dan belas kasih kita.
Mereka bukan doktrin yang harus diperdebatkan, saling membunuh ataupun mati untuknya.*

Ini adalah latihan untuk membantu kita bebas dari kecenderungan menjadi seorang yang fanatik. Dunia kita sangat menderita karena sikap fanatisme. Latihan kewaspadaan pertama ini penting untuk membantu kita menjadi orang yang bebas, bebas dari segala macam konsep dan pendapat. Jika kita terperangkap dengan konsep dan pendapat kita, kita akan membuat diri kita dan orang yang kita cintai menderita.

(dari 'Tiada Kematian Tiada Ketakutan' karya Maha Bhikkhu Thich Nhat Hanh
hal.14-16)

Tuesday, October 20, 2009

Vihara Tantra's B'day

on oct 10th Vihara of Tantra's is having a B'day so they having a friendly meeting at Guang Dong Building.
when we have lunch, i listen to a beautiful sound of violin, and they are pretty good playing Mozzart, and other love song.
here i am.. narsis mode on.. :)

Trying Japanese Food and then Fast Food

well several weeks ago, me and couple guys want to trying japanese food. but the boys couldn't eat something unripe food. so when we finish eating japanese food, they continue to start looking something to eat again.. and they found fast food, there they are...
after finsihing the food they continue spare their time @ score.. trying their best sh

Monday, October 19, 2009

Friday, October 16, 2009

Ajahn MUN

the book i've been reading and still reading.. wow amazing.. can not describe it..

Food Festival - Sby

this is one of the crowded place i've ever saw. we have to search and rescue (SAR) an empty table just to have a nice dinner.. at food festival-sby...
hava a nice beautiful princess to have dine with us. haha.. nice to know u jasslyn ... bright and genius girls.
pelan-pelan makannya yah... makanannya datang duluan ketimbang punya kita...

Thursday, October 1, 2009

Citilites - Sour Sally - Surabaya..

well let the picture speak for itself..
trying sour sally for the first time...