Monday, December 21, 2009

My Stories @ Muda-Mudi Paguyuban Pintu Mas - Part 01

Sulit sekali untuk bisa mengorganisir pemuda-pemudi yang seumuran dengan kita. Terlebih kalau mereka masing-masing masih belum saling mengenal, jadi selama kita itu kita harus berusaha untuk mengenal mereka, berusaha untuk menarik mereka masuk ke dalam lingkaran setan… eh salah lingkaran pergaulan. Dan hal ini terjadi dalam paguyuban dimana saya ikut serta, kesulitan yang muncul yang pertama kali saya lihat adalah kecenderungan masih belum saling mengenal. Dari peserta masih malu-malu atau ragu atau belum yakin bahwa ini adalah suatu wadah dimana mereka bisa saling mengenal.

Saya pernah berorganisasi di vihara dan ini adalah level yang berbeda dengan organisasi seperti vihara / gereja, mereka sudah mempunyai suatu organisasi yang berada di naungan vihara atau gereja, bahkan mereka sudah mempunyai satu kesamaan yaitu dalam keyakinan mereka dan perbedaan mereka tidak terlalu terlihat kentara di dalam komunitas hubungan tersebut. Sedangkan level paguyuban ini dalam perspektif sederhana saya, mempunyai level yang lebih berat dan lebih sukar tapi bukan berarti TIDAK BISA, PASTI ADA JALAN KELUAR.

Masalahnya cuma satu, kita memulainya dari awal, karena Paguyuban Pintu Mas belum punya / belum aktif muda-mudi nya. Bandingkan dengan vihara (Mahavihara Buddha Manggala) mereka sudah punya patria (Pemuda Theravada Indonesia), belum lagi muda-mudi Mahavihara sendiri. Memang rumput tetangga selalu lebih hijau daripada rumput sendiri. Itu lah yang terjadi saat ini, pertama saya ikut paguyuban adalah karena ketidak-jelasan karir saya dalam futsal (seperti pemain pro aja yah pake karir.. :p), saya harus berpindah-pindah tim, jadwal yang tidak jelas dan kadang tidak cocok dengan saya, serta kesolidan tim yang belum pas di saya, (masalah gaji tidak usah di bahas, ini bukan pemain pro… boro-boro di gaji, saya mesti setor duit buat bayar lapangan.. wkwkwkw).


Setelah saya tahu mereka ada tim futsal saya ikut, dan kebetulan mereka juga ada kompetisi antar paguyuban, jadilah saya ikut bersama mereka. Butuh perjuangan juga untuk bisa masuk ke dalam tim yang sedang mereka bangun, pertama tentunya lewat seleksi dan mereka juga sudah berjalan 2 bulan sebelum saya masuk. Kedua fisik saya yang belum fit dan belum mampu mengimbangi permainan. Jadilah saya harus berjuang untuk ikut dan bermain bersama mereka. Tim nya bagus dan solid, punya pemain-pemain yang bagus, Cuma perlu di poles dan teknik sedikit, kita punya pemain yang merata di semua lini. Kekurangannya cuma satu : Kekompakan, mereka belum bisa menyatu karena yah itu tadi karena belum saling mengenal sehingga mereka merasa harus saling membuktikan.
(butuh perjuangan untuk mendapatkan yang terbaik dari diri mereka masing-masing, mereka latihan dan persiapan cukup cepat untuk membentuk satu tim)

Mereka butuh rasa penghargaan dan pengakuan, dan kita harus berikan itu kepada mereka dalam bentuk pengenalan terhadap sesama, dengan mengenal satu sama lain di harapkan mereka dapat mengerti satu sama lain dan dapat menghargai satu sama lain.


Sekarang bagaimana kita bisa menghargai dan menghormati orang lain kalau mereka belum belajar bagaimana cara nya menghargai dan menghormati orang? Ini lah dasar dan tujuan kenapa para panitia ini setengah hidup (kalau mati ga mungkin saya ada nulis blog ini...) mencoba mencari berbagai macam cara supaya lebih banyak yang bisa saling mengenal satu sama lain. Mulai dari makan bareng, nonton bareng,
karaoke bareng..
bersambung . . .

No comments: