Berlatihlah meditasi relaksasi (relaxing meditation). Cukup sederhana. Duduklah dalam posisi yang nyaman atau kalau memungkinkan berbaringlah. Lakukan penyapuan terhadap sekujur tubuh Anda mulai dari jidat Anda, dengan memeriksa semua titik tegang dan yang terasa agak sakit. Dengan semakin menyadari perasaan tak menyenangkan Anda akan semakin tahu bagaimana mengendurkan otot; dan ketegangan atau sakit akan memudar secara perlahan-lahan. Sapulah setiap bagian dari tubuh Anda tanpa pengecualian. Bahkan sampai bagian dalam dari tubuh Anda. Lakukanlah itu secara sangat perlahan dan penuh kesabaran, sampai ke ujung jari-jari tangan dan kaki, bagian depan dan belakang. Lakukan itu sekali dan sekali lagi.
Sebelum menjadi bhikkhu saya (Sayadaw) telah membaca banyak buku-buku meditasi. Oleh karena itu saya berpikir saya sudah tahu semuanya. Setelah menjadi bhikkhu sekitar satu tahun saya berpikir : sekarang baru saya tahu apa itu meditasi. Dan setelah menjadi bhikkhu selama tiga tahun saya berpikir : baru sekarang saya benar-benar tahu apa itu meditasi. Itu berlangsung terus. Ketika masih muda saya membaca banyak buku-buku tentang penjelajah dan saya sangat kecewa karena tidak ada lagi tempat yang tersisa yang belum dijelajahi.
Sejak berkenalan dengan dunia psikologi saya tahu bahwa inilah dunia belantara yang sudah banyak dijelajahi banyak orang. Banyak yang kembali ke dunia ini tanpa peralatan yang sesuai, dan menjadi tersesat. Saya memiliki peralatan terbaik -- Sati. Kadang kala saya merasa heran ketika menemukan banyak orang yang religius tetapi tidak tahu bahkan yang sederhana saja dari sati. Sejumlah orang mengatakan untuk pertama kalinya mereka mendengar bahwa seseorang dapat mempraktikkan penegakkan sati di mana saja kapan tak peduli apa saja yang dilakukan. Banyak orang berpikir bahwa seseorang seyogianya berlatih meditasi hanya pada saat duduk. Dan juga seseorang seyoiganya tidak melakukan apa pun ketika sedang bermeditasi. Mereka berpikir hanya itulah waktu untuk bermeditasi di mana berarti mereka tidak mau mengamati batin mereka ketika sedang berhubungan dengan orang lain. Dalam kehidupan sehari-sehari, banyak orang melakukan latihan meditasi duduk dalam jumlah banyak tetapi mereka tidak melihat keserakahan, keinginan, kemarahan, kebencain, keangkuhan, kecemburuan dan iri hati mereka. Banyak meditator tidak melihat betapa pentingnya mengamati dengan jujur kotoran batin yang muncul secara spontan dalam kehidupan sehari-sehari mereka, dalam interaksi mereka dengan orang lain. Saya amat menekankan sati ketika sedang bercakap-cakap saat itulah orang paling kerap kehilangan sati. Kebanyakan meditator memiliki jadwal waktu untuk bermeditasi. Mereka memilih-milih objek meditasi mereka (boleh-boleh saja pada tahap awal). Memilih berarti ada pengecualian (mereka meluputkan sejumlah hal), di mana seyogianya meditasi merupakan sesuatu yang mencakup semua hal. Pemahaman saya adalah orang seyogianya pertama-tama berusaha untuk menyadari kotoran batin mereka. " Bhasite sampajanakari hoti " (seseorang yang berlatih penegakkan sati berbicara dengan penuh sati.) Berbicara merupakan suatu bagian besar dari kehidupan kita. Sangat bermanfaat untuk mengembangkan sati ketika sedang berbicara. Memang itu tidak mudah tapi bukanlah suatu kemustahilan. Tegakkanlah sati terhadap apa yang Anda bicarakan, dan ketika Anda berbicara tegakkanlah sati terhadap gerakan bibir Anda, nada dan kenyaringan suara Anda, atau apa saja yang berhubungan dengan bicara. Pengalaman terpedih dalam hiudp muncul dari hubungan antar manusia. Oleh sebab itu penting sekali menegakkan sati saat berhubungan dengan orang lain. Kita seyogianya menyadari sikap kita terhadap orang yang berkontak langsung dengan kita. Mengamati sikap kita terhadap setiap hal adalah penting sekali. Jika kita tidak memiliki sikap yang benar kita akan mencipatakan banyak masalah. Menegakkan sati merupakan hal terbaik yang dapat kulakukan untuk diri saya. Jika Anda dapat mempraktikkan penegakkan sati untuk kepentingan penegakkan sati sendiri, Anda akan memahami sati lebih baik. Orang-orang yang penuh dengan keinginan dan dambaan yang bertentangan. Kebanyakan orang tidak tahu apa yang sesungguhnya ingin mereka kerjakan. Mereka bolak-balik berubah pikiran. Ketidak konsistenan sudah menjadi kelumrahan.
Batin penuh dengan penuh perasaan yang saling bertentangan. Saya tak pernah merasa bosan. Saya hidup dengan damai dan berharap mati pun dengan damai di dalam suatu hutan.
Saya mengamati batin saya. Hal- hal muncul dan lenyap. Tiada sesuatu pun yang berlangsung abadi. Bahkan yang terburuk pun tidak berlangsung lama. Oleh karena itu ketika mereka muncul saya tahu mereka akan lenyap dalam kesempatan berikut. Saya tak perlu melakukan apapun untuk membuat mereka lenyap. Saya ingin melihat mereka seakan-akan sedang meneropong sesuatu yang sangat menarik dengan miskroskop. Tetapi saat saya memfokuskan batin saya pada apapun yang muncul saya hanya melihatnya hanya sekejap saja. Lalu lenyap. Saya ingin berkata : "Tunggu sebentar, saya ingin baik-baik mengamati Anda. Bagaimanapun juga kita adalah kenalan lama." Tetapi mereka sangat takut dicermati secara seksama. Oleh karena itu sati adalah sahabat tetap saya. Saya mengamati sati, saya menegakkan sati atas sati saya. Kesadaran atas kesadaran. Yang terpenting adalah menegakkan sati. sedemikian penuh sati sehingga pemikiran berhenti dan Anda melihat apa itu kehidupan, di mana problema-problema berasal. Problema Anda datang dari batin Anda. Anda takkan memahami apa yang saya maksudkan ketika saya berkata, "problema Anda datang dari batin Anda", tetapi saat Anda mencapai suatu titik di mana Anda betul-betul memahami batin Anda secara mendalam barulah Anda akan paham. Kebijaksanaan dapat mengatasi kamma. Seseorang harus senantiasa setia terhadap apa yang sedang dipraktikkannya (Sila, penegakkan sati). Kalau tidak Anda tak dapat menghargai apa yang sedang Anda lakukan, atau menghargai diri Anda sendiri.
Dan tanpa rasa respek itu Anda takkan melakukannya dengan penuh kegembiraan, kepuasan dan berhasil-guna. Sati tidak memiliki motif atau sikap. Ia hanya melihat secara jernih, tanpa penilaian, tanpa keinginan untuk mengubahnya. Praktikkan penegakkan sati untuk melihat apa yang ada. Itu saja. Kita tidak menyadari sebagian besar dari proses yang kita sebut batin kita, dan kita telah melupakan sebagian besar pengalaman dan perasaan dan keputusan kita di masa lampau (termasuk kehidupan dan kelahiran lampau). Namun hal-hal itulah yang jamak mempengaruhi cara kita merasakan dan berpikir. Dan bagian yang kita tidak pahami secara baik itu, atau yang telah dilupakan tetapi masih merupakan bagian dari batin kita, saya sebut batin bawah sadar, sekadar untuk menantikan sebuah istilah yang lebih baik. Saya menjadi semakin menyadari sisi gelap dari batin saya, dan semakin saya dapat menerimanya, ia menjadi semakin tersingkap dan saya menjadi semakin tentram. Kita menggunakan kata-kata ketika berkomunikasi, tetapi kata-kata amat samar dalam penyampaian makna. Kebanyakan penderitaan kita merupakan ciptaan kita sendiri. Batin merupakan seorang tukang sulap ulung : Ia menciptakan penderitaan dan ia menderita karenanya; ia menciptakan kesenangan dan ia menikmatinya; ia di patuk sesekor ular ciptaan dia sendiri lalu menderita akibat racunnya. kalu ia hanya mengetahui saja dan tidak begitu banyak menciptakan penderitaan, sembilan puluh persen dari kepedihan batin takkan lagi ditemukan. Saya telah datang ke sini sehingga saya dapat memiliki waktu berlebih untuk menyelami batin dan hati saya sendiri. Saya ingin menjadi semakin mengenali diri saya untuk melihat semua motif, keinginan, dambaan, idaman yang saling bertentangan, dalam batindan hati saya. Saya ingin mengetahui semua sudut dan celah gelap dari batin saya, serta semua laba-laba, kalajengking dan ular berbisa yang merangkak dan merayap, semua singa dan elang, dsb.. Bukannya saya ingin mengusir mereka.
Saya hanya ingin menjadi sahabat baik batin saya, seorang sahabat yang ramah dan penuh pengertian. Kalau saya tidak memahami mereka secara baik, mereka takkan membiarkan saya tidur nyenyak. Saya tidak suka orang memandang saya sebagai seseorang yang tidak sesungguhnya demikian. Tetapi itu tak terelakkan. Setiap orang di dunia ini di salahpahami. Dan saya pun masih akan merasa gundah kalau mereka memahami saya secara benar. Di mana Anda hidup dan bersama siapa Anda bersahabat sangatlah penting. Sejumlah tempat dan orang membuat susasana hati Anda diliputi ketidaksukaan, dan berada dalam suasana hati demikian dalam waktu lama betul-betul dapat merusak batin Anda. Kita sangat dipengaruhi orang-orang disekitar kita secara ahlus tak kasat mata. Saya sudah mengamati batin saya cukup banyak tahun, oleh karena itu saya sangat menyadari batin saya. Saya tahu betapa batin ini bisa menjadi begitu bodoh, tolol, dungu, brengsek, tetapi karena saya menyadarinya, ia tak dapat menghayutkan saya. Saya telah melupakan kebanyakan dari apa yang kupelajari dari buku-buku. Saya tak mau mengingat terlalu banyak hal. Tetapi saya mengetahui banyak tentang diri saya, batin saya, keadaan batin saya, semua hal buruk dan konyol perihal diri saya. Saya telah diajari orang bahwa hal-hal demikian sangat memalukan, bahwa saya seyogianya merasa bersalah karena memiliki pikiran-pikiran demikian. Saya menolak mempercayai mereka. Saya tahu bahwa kita semua memiliki pikiran-pikiran demikian tetapi kebanyakan dari kita menyangkalanya. Saya takkan menceritakan kepada orang lain semua hal tentang saya. Saya menerima (saya tidak menolak) sepenuhnya diri saya, yang baik ma upun yang buruk. Memahami dan menerima diri saya memberikan saya kedamaian batin, ketentraman batin. Setiap orang membuat kesalahan.
Saya telah banyak mendalami tentang apa yang terjadi dalam batin jika seseorang membuat kesalahan, bagaimana batin ini terpanggang oleh rasa bersalah; bagaimana batin ini ingin melupakan masa lampau (secara keliru); dan terutama (secara keliru) ia mencegah seseorang merasa layak memiliki hal-hal baik dalam hidupnya (misalnya, cinta kasih, kehormatan, kebaktian, penghargaan, pandangan terang dsb.). Saya memaafkan diri saya. Dalam kondisi seperti itu, bagaimana saya dapat terhindar dari perbuatan seperti itu? Tetapi apakah saya perlu terus menerus merasa bersalah dalam sisa hidup saya? Tidak ! Saya telah menarik pelajaran dari kesalahan-kesalahan saya dan saya akan berusaha sebaik-baiknya agar tidak mengulanginya lagi. Apa lagi yang dapat saya lakukan ? Tidak ada. Menerima kebenaran akan membebaskan batin ini. Takkan ada pertumbuhan spiritual yang sesungguhnya tanpa pemahaman yang mendalam atas diri kita sendiri sebagaimana adanya. Kedamaian dan kesejahteraan sementara sangat membesarkan hati tetapi itu sendiri tak dapat mendatangkan perubahan (transformasi). Pendapat yang menyokong menawarkan rasa aman. Ya, saya bisa terus menerus merasa gundah terhadap orang-orang atas kepicikan mereka, tetapi saya tidak mau melakukan itu lagi. Saya tidak mampu mengubah mereka; saya tidak bertanggung jawab atas mereka; saya akan menolong mereka kalau saya mampu. Kebanyakan orang tidak tahu apa yang terjadi dalam batin mereka, dalam kehidupan mereka. Mereka berpikir mereka tahu tetapi sebetulnya tidak. Kebanyakan orang sangat berkondisi. Anda memerlukan kesadaran dan kejujuran luar biasa untuk mengatasi ini. Anda terkondisi dan saya pun terkondisi. Apakah kita tahu bahwa kita terkondisi? Kebanyakan pikiran dan reaksi kita adalah reflek yang terkondisi. Oleh karena itu marilah kita benahi dulu diri kita. Saat kita sudah terbebas dari keadaan demikian, saya pikir barulah kita dapat melakukan sesuatu untuk menolong orang lain agar tak terkondisi. Sepanjang kita masih gundah, kita akan menyakiti orang lain atas nama pertolongan. Penipuan diri sendiri.
Kadangkala itu bisa sedemikian menyeluruh sehingga bahkan Anda sendiri tidak tahu. Sikap defensif (membela diri) membuat Anda buta terhadap kelemahan Anda sendiri (penipuan diri sendiri). Kita menipu diri kita sendiri agar bahagia. Kadangkala sungguh menyakitkan untuk melihat kelemahan kita. Janganlah membawa-bawa semua ingatan masa lampau dan semua kesulitan masa mendatang dalam batin Anda. Jalanilah kehidupan setiap saat dengan penuh sati. Masa depan akan terjadi sebagaimana semestinya. Dengan semakin menyelami, kita semakin meninggalkan banyak kemelekatan-kemelekatan, keinginan-keinginan, mimpi-mimpi, harapan-harapan kita. Membuang aneka khayalan pada awalnya sangat menyakitkan karena ia bertalian dengan kekecewaan, tetapi belakangan ia dapat membebaskan batin ini. Orang dibuatnya semakin realistik. Kehidupan bukanlah cerita dongeng. Tidak ada itu "mereka pun hidup bahagia sejak waktu itu." dalam kehidupan nyata. Agar sesuai dengan kebenaran, kita harus berubah. Bagaikan seekor ular yang melepaskan kulitnya karena sudah terlalu ketat baginya, ktia harus melepaskan dambaan impian kita. Daripada berkeluh kesah bahwa kita kesulitan bernafas karena sudah terlalu ketat, lebih baik kita melepaskan kulit lama kita dn membiarkan yang baru tumbuh, sehingga kita dapat bernafas dengan lebih leluasa. Dan kita harus ingat kalau saatnya sudah tiba untuk melepaskannya lagi, kita seyogianya jangan merasa enggan. Melepaskan kulit lama senatiasa menyakitkan. Orang menjadi sangat rentan dan sensitif karena kulit baru belum cukup kuat untuk bersentuhan dengan lingkungannya. Bahagia berarti memilki batin yang tenang, dan penuh dengan sati, sedemikian penuh sati sehingga tidak ada pikiran, tidak ada rasa ke"aku"an. Kebahagiaan ini datang ketika semua pikiran masa lampau atau mendatang tidak ada, tiada aku. tiada kemarin, tiada esok, tiada rencana. Pada saat tiadanya konsep waktu itu pun tidak ada suatu "aku" yang mengalami kebahagiaan itu. Yang ada hanya kebahagiaan. Kebahagiaan sejati tidak memiliki suatu sebab/dalih. Ketika Anda betul-betul bahagia (tanpa rasa ke-"aku"-an) Anda tak dapat mengatakan "Saya bahagia karena......."
Kalau Anda berupaya keras untuk bahagia niscaya Anda akan mengalami kegagalan. Kebahagiaan sejati hadir tanpa diundang.
Sejak berkenalan dengan dunia psikologi saya tahu bahwa inilah dunia belantara yang sudah banyak dijelajahi banyak orang. Banyak yang kembali ke dunia ini tanpa peralatan yang sesuai, dan menjadi tersesat. Saya memiliki peralatan terbaik -- Sati. Kadang kala saya merasa heran ketika menemukan banyak orang yang religius tetapi tidak tahu bahkan yang sederhana saja dari sati. Sejumlah orang mengatakan untuk pertama kalinya mereka mendengar bahwa seseorang dapat mempraktikkan penegakkan sati di mana saja kapan tak peduli apa saja yang dilakukan. Banyak orang berpikir bahwa seseorang seyogianya berlatih meditasi hanya pada saat duduk. Dan juga seseorang seyoiganya tidak melakukan apa pun ketika sedang bermeditasi. Mereka berpikir hanya itulah waktu untuk bermeditasi di mana berarti mereka tidak mau mengamati batin mereka ketika sedang berhubungan dengan orang lain. Dalam kehidupan sehari-sehari, banyak orang melakukan latihan meditasi duduk dalam jumlah banyak tetapi mereka tidak melihat keserakahan, keinginan, kemarahan, kebencain, keangkuhan, kecemburuan dan iri hati mereka. Banyak meditator tidak melihat betapa pentingnya mengamati dengan jujur kotoran batin yang muncul secara spontan dalam kehidupan sehari-sehari mereka, dalam interaksi mereka dengan orang lain. Saya amat menekankan sati ketika sedang bercakap-cakap saat itulah orang paling kerap kehilangan sati. Kebanyakan meditator memiliki jadwal waktu untuk bermeditasi. Mereka memilih-milih objek meditasi mereka (boleh-boleh saja pada tahap awal). Memilih berarti ada pengecualian (mereka meluputkan sejumlah hal), di mana seyogianya meditasi merupakan sesuatu yang mencakup semua hal. Pemahaman saya adalah orang seyogianya pertama-tama berusaha untuk menyadari kotoran batin mereka. " Bhasite sampajanakari hoti " (seseorang yang berlatih penegakkan sati berbicara dengan penuh sati.) Berbicara merupakan suatu bagian besar dari kehidupan kita. Sangat bermanfaat untuk mengembangkan sati ketika sedang berbicara. Memang itu tidak mudah tapi bukanlah suatu kemustahilan. Tegakkanlah sati terhadap apa yang Anda bicarakan, dan ketika Anda berbicara tegakkanlah sati terhadap gerakan bibir Anda, nada dan kenyaringan suara Anda, atau apa saja yang berhubungan dengan bicara. Pengalaman terpedih dalam hiudp muncul dari hubungan antar manusia. Oleh sebab itu penting sekali menegakkan sati saat berhubungan dengan orang lain. Kita seyogianya menyadari sikap kita terhadap orang yang berkontak langsung dengan kita. Mengamati sikap kita terhadap setiap hal adalah penting sekali. Jika kita tidak memiliki sikap yang benar kita akan mencipatakan banyak masalah. Menegakkan sati merupakan hal terbaik yang dapat kulakukan untuk diri saya. Jika Anda dapat mempraktikkan penegakkan sati untuk kepentingan penegakkan sati sendiri, Anda akan memahami sati lebih baik. Orang-orang yang penuh dengan keinginan dan dambaan yang bertentangan. Kebanyakan orang tidak tahu apa yang sesungguhnya ingin mereka kerjakan. Mereka bolak-balik berubah pikiran. Ketidak konsistenan sudah menjadi kelumrahan.
Batin penuh dengan penuh perasaan yang saling bertentangan. Saya tak pernah merasa bosan. Saya hidup dengan damai dan berharap mati pun dengan damai di dalam suatu hutan.
Saya mengamati batin saya. Hal- hal muncul dan lenyap. Tiada sesuatu pun yang berlangsung abadi. Bahkan yang terburuk pun tidak berlangsung lama. Oleh karena itu ketika mereka muncul saya tahu mereka akan lenyap dalam kesempatan berikut. Saya tak perlu melakukan apapun untuk membuat mereka lenyap. Saya ingin melihat mereka seakan-akan sedang meneropong sesuatu yang sangat menarik dengan miskroskop. Tetapi saat saya memfokuskan batin saya pada apapun yang muncul saya hanya melihatnya hanya sekejap saja. Lalu lenyap. Saya ingin berkata : "Tunggu sebentar, saya ingin baik-baik mengamati Anda. Bagaimanapun juga kita adalah kenalan lama." Tetapi mereka sangat takut dicermati secara seksama. Oleh karena itu sati adalah sahabat tetap saya. Saya mengamati sati, saya menegakkan sati atas sati saya. Kesadaran atas kesadaran. Yang terpenting adalah menegakkan sati. sedemikian penuh sati sehingga pemikiran berhenti dan Anda melihat apa itu kehidupan, di mana problema-problema berasal. Problema Anda datang dari batin Anda. Anda takkan memahami apa yang saya maksudkan ketika saya berkata, "problema Anda datang dari batin Anda", tetapi saat Anda mencapai suatu titik di mana Anda betul-betul memahami batin Anda secara mendalam barulah Anda akan paham. Kebijaksanaan dapat mengatasi kamma. Seseorang harus senantiasa setia terhadap apa yang sedang dipraktikkannya (Sila, penegakkan sati). Kalau tidak Anda tak dapat menghargai apa yang sedang Anda lakukan, atau menghargai diri Anda sendiri.
Dan tanpa rasa respek itu Anda takkan melakukannya dengan penuh kegembiraan, kepuasan dan berhasil-guna. Sati tidak memiliki motif atau sikap. Ia hanya melihat secara jernih, tanpa penilaian, tanpa keinginan untuk mengubahnya. Praktikkan penegakkan sati untuk melihat apa yang ada. Itu saja. Kita tidak menyadari sebagian besar dari proses yang kita sebut batin kita, dan kita telah melupakan sebagian besar pengalaman dan perasaan dan keputusan kita di masa lampau (termasuk kehidupan dan kelahiran lampau). Namun hal-hal itulah yang jamak mempengaruhi cara kita merasakan dan berpikir. Dan bagian yang kita tidak pahami secara baik itu, atau yang telah dilupakan tetapi masih merupakan bagian dari batin kita, saya sebut batin bawah sadar, sekadar untuk menantikan sebuah istilah yang lebih baik. Saya menjadi semakin menyadari sisi gelap dari batin saya, dan semakin saya dapat menerimanya, ia menjadi semakin tersingkap dan saya menjadi semakin tentram. Kita menggunakan kata-kata ketika berkomunikasi, tetapi kata-kata amat samar dalam penyampaian makna. Kebanyakan penderitaan kita merupakan ciptaan kita sendiri. Batin merupakan seorang tukang sulap ulung : Ia menciptakan penderitaan dan ia menderita karenanya; ia menciptakan kesenangan dan ia menikmatinya; ia di patuk sesekor ular ciptaan dia sendiri lalu menderita akibat racunnya. kalu ia hanya mengetahui saja dan tidak begitu banyak menciptakan penderitaan, sembilan puluh persen dari kepedihan batin takkan lagi ditemukan. Saya telah datang ke sini sehingga saya dapat memiliki waktu berlebih untuk menyelami batin dan hati saya sendiri. Saya ingin menjadi semakin mengenali diri saya untuk melihat semua motif, keinginan, dambaan, idaman yang saling bertentangan, dalam batindan hati saya. Saya ingin mengetahui semua sudut dan celah gelap dari batin saya, serta semua laba-laba, kalajengking dan ular berbisa yang merangkak dan merayap, semua singa dan elang, dsb.. Bukannya saya ingin mengusir mereka.
Saya hanya ingin menjadi sahabat baik batin saya, seorang sahabat yang ramah dan penuh pengertian. Kalau saya tidak memahami mereka secara baik, mereka takkan membiarkan saya tidur nyenyak. Saya tidak suka orang memandang saya sebagai seseorang yang tidak sesungguhnya demikian. Tetapi itu tak terelakkan. Setiap orang di dunia ini di salahpahami. Dan saya pun masih akan merasa gundah kalau mereka memahami saya secara benar. Di mana Anda hidup dan bersama siapa Anda bersahabat sangatlah penting. Sejumlah tempat dan orang membuat susasana hati Anda diliputi ketidaksukaan, dan berada dalam suasana hati demikian dalam waktu lama betul-betul dapat merusak batin Anda. Kita sangat dipengaruhi orang-orang disekitar kita secara ahlus tak kasat mata. Saya sudah mengamati batin saya cukup banyak tahun, oleh karena itu saya sangat menyadari batin saya. Saya tahu betapa batin ini bisa menjadi begitu bodoh, tolol, dungu, brengsek, tetapi karena saya menyadarinya, ia tak dapat menghayutkan saya. Saya telah melupakan kebanyakan dari apa yang kupelajari dari buku-buku. Saya tak mau mengingat terlalu banyak hal. Tetapi saya mengetahui banyak tentang diri saya, batin saya, keadaan batin saya, semua hal buruk dan konyol perihal diri saya. Saya telah diajari orang bahwa hal-hal demikian sangat memalukan, bahwa saya seyogianya merasa bersalah karena memiliki pikiran-pikiran demikian. Saya menolak mempercayai mereka. Saya tahu bahwa kita semua memiliki pikiran-pikiran demikian tetapi kebanyakan dari kita menyangkalanya. Saya takkan menceritakan kepada orang lain semua hal tentang saya. Saya menerima (saya tidak menolak) sepenuhnya diri saya, yang baik ma upun yang buruk. Memahami dan menerima diri saya memberikan saya kedamaian batin, ketentraman batin. Setiap orang membuat kesalahan.
Saya telah banyak mendalami tentang apa yang terjadi dalam batin jika seseorang membuat kesalahan, bagaimana batin ini terpanggang oleh rasa bersalah; bagaimana batin ini ingin melupakan masa lampau (secara keliru); dan terutama (secara keliru) ia mencegah seseorang merasa layak memiliki hal-hal baik dalam hidupnya (misalnya, cinta kasih, kehormatan, kebaktian, penghargaan, pandangan terang dsb.). Saya memaafkan diri saya. Dalam kondisi seperti itu, bagaimana saya dapat terhindar dari perbuatan seperti itu? Tetapi apakah saya perlu terus menerus merasa bersalah dalam sisa hidup saya? Tidak ! Saya telah menarik pelajaran dari kesalahan-kesalahan saya dan saya akan berusaha sebaik-baiknya agar tidak mengulanginya lagi. Apa lagi yang dapat saya lakukan ? Tidak ada. Menerima kebenaran akan membebaskan batin ini. Takkan ada pertumbuhan spiritual yang sesungguhnya tanpa pemahaman yang mendalam atas diri kita sendiri sebagaimana adanya. Kedamaian dan kesejahteraan sementara sangat membesarkan hati tetapi itu sendiri tak dapat mendatangkan perubahan (transformasi). Pendapat yang menyokong menawarkan rasa aman. Ya, saya bisa terus menerus merasa gundah terhadap orang-orang atas kepicikan mereka, tetapi saya tidak mau melakukan itu lagi. Saya tidak mampu mengubah mereka; saya tidak bertanggung jawab atas mereka; saya akan menolong mereka kalau saya mampu. Kebanyakan orang tidak tahu apa yang terjadi dalam batin mereka, dalam kehidupan mereka. Mereka berpikir mereka tahu tetapi sebetulnya tidak. Kebanyakan orang sangat berkondisi. Anda memerlukan kesadaran dan kejujuran luar biasa untuk mengatasi ini. Anda terkondisi dan saya pun terkondisi. Apakah kita tahu bahwa kita terkondisi? Kebanyakan pikiran dan reaksi kita adalah reflek yang terkondisi. Oleh karena itu marilah kita benahi dulu diri kita. Saat kita sudah terbebas dari keadaan demikian, saya pikir barulah kita dapat melakukan sesuatu untuk menolong orang lain agar tak terkondisi. Sepanjang kita masih gundah, kita akan menyakiti orang lain atas nama pertolongan. Penipuan diri sendiri.
Kadangkala itu bisa sedemikian menyeluruh sehingga bahkan Anda sendiri tidak tahu. Sikap defensif (membela diri) membuat Anda buta terhadap kelemahan Anda sendiri (penipuan diri sendiri). Kita menipu diri kita sendiri agar bahagia. Kadangkala sungguh menyakitkan untuk melihat kelemahan kita. Janganlah membawa-bawa semua ingatan masa lampau dan semua kesulitan masa mendatang dalam batin Anda. Jalanilah kehidupan setiap saat dengan penuh sati. Masa depan akan terjadi sebagaimana semestinya. Dengan semakin menyelami, kita semakin meninggalkan banyak kemelekatan-kemelekatan, keinginan-keinginan, mimpi-mimpi, harapan-harapan kita. Membuang aneka khayalan pada awalnya sangat menyakitkan karena ia bertalian dengan kekecewaan, tetapi belakangan ia dapat membebaskan batin ini. Orang dibuatnya semakin realistik. Kehidupan bukanlah cerita dongeng. Tidak ada itu "mereka pun hidup bahagia sejak waktu itu." dalam kehidupan nyata. Agar sesuai dengan kebenaran, kita harus berubah. Bagaikan seekor ular yang melepaskan kulitnya karena sudah terlalu ketat baginya, ktia harus melepaskan dambaan impian kita. Daripada berkeluh kesah bahwa kita kesulitan bernafas karena sudah terlalu ketat, lebih baik kita melepaskan kulit lama kita dn membiarkan yang baru tumbuh, sehingga kita dapat bernafas dengan lebih leluasa. Dan kita harus ingat kalau saatnya sudah tiba untuk melepaskannya lagi, kita seyogianya jangan merasa enggan. Melepaskan kulit lama senatiasa menyakitkan. Orang menjadi sangat rentan dan sensitif karena kulit baru belum cukup kuat untuk bersentuhan dengan lingkungannya. Bahagia berarti memilki batin yang tenang, dan penuh dengan sati, sedemikian penuh sati sehingga tidak ada pikiran, tidak ada rasa ke"aku"an. Kebahagiaan ini datang ketika semua pikiran masa lampau atau mendatang tidak ada, tiada aku. tiada kemarin, tiada esok, tiada rencana. Pada saat tiadanya konsep waktu itu pun tidak ada suatu "aku" yang mengalami kebahagiaan itu. Yang ada hanya kebahagiaan. Kebahagiaan sejati tidak memiliki suatu sebab/dalih. Ketika Anda betul-betul bahagia (tanpa rasa ke-"aku"-an) Anda tak dapat mengatakan "Saya bahagia karena......."
Kalau Anda berupaya keras untuk bahagia niscaya Anda akan mengalami kegagalan. Kebahagiaan sejati hadir tanpa diundang.
No comments:
Post a Comment