Tuesday, May 25, 2010

Berbuat Baik Demi Perbuatan Baik itu sendiri - Pabbaja Samanera di Mahavihara Buddha Manggala Jaya

oke, mungkin dulu saya pernah membahas mengenai berbuat baik demi perbuatan baik itu sendiri dan jangan di tunda secara lisan. nah ini salah satu contoh yang terjadi pada saya dan saya tuangkan pada tulisan. hari minggu sore saya di telp menanyakan apakah saya mau untuk berbuat baik mendanakan makanan buah di pagi hari kepada bhikkhu sangha, saya tanpa terpikir langsung mengatakan iya.
akhirnya malam hari kita berbelanja untuk minuman dan buah, untuk urusan membeli sepertinya tidak menjadi halangan.



halangan terbesar adalah bangun pagi, karena harus mempersiapkan segala sesuatu (memotong buah dan menyiapkan segala sesuatu), setelah di hitung-hitung ternyata kita harus bangun jam 5.45. dengan bantuan weker dan menelpon antar sesama teman.. berharap bisa bangun sepagi itu benar-benar membutuhkan kebulatan tekad dan keyakinan yang kuat untuk bisa bangun.

akhirnya pagi hari saya dibangunkan oleh suara telpon dan suara weker alarm, dengan berat hati saya bangun dan bersih-bersih lalu bersiap-siap pergi ke vihara, setelah sampai saya melihat para samanera yang masih berlatih dan melihat waktu ternyata masih pukul 6.10 pagi, akhirnya saya lalu pergi ke dapur dan mulai mempersiapkan buah-buah.

kalau anda pikir itu sudah selesai, sebenarnya halangan selanjutnya adalah persiapannya, PISAU yang seharusnya ada di dapur, RAIB !!!! dapur ada 2 tetapi tidak ditemukan pisau satupun?? ANEH Sekali.. setelah mencari-cari dengan menggunakan tim SAR vihara (haiss lebay) ditemukan satu pisau dan satu alat pengupas, jadi pembagian tugas dilaksanakan. saya memotong dan anak vihara satunya mengupas.

kalau anda sering melihat ibu-ibu memotong, percayalah saya bukan termasuk dalam salah satu kategori yang bisa memotong dengan baik. intinya saya lakukan dan potong-potong. kemudian teman saya datang, dan segera mencari bantuan PISAU lainnya untuk dapat segera diselesaikan dengan segera.. bagaimana mungkin bisa menyelesaikan kalau memotong saja masih belum becus (laugh at myself)
memotong belimbing
at last, bisa juga akhirnya memotong dan setelah melakukan semuanya, waktu menunjukkan pukul 7 pagi dimana waktu itu sudah seharusnya dilakukan penyerahan dana makanan.

poin nya apa nie? well, sebenarnya perjuangan itu adalah sebuah proses, walaupun kita berusaha dan sudah berniat tetap saja banyak hambatannya. dan kadang hambatan atau halangan itu datang bukan karena ada yang menciptakan tetapi karena tidak tahu atau kurang informasi. loh kok bisa?

1. PISAU.. ini sebenarnya bisa di atasi kalau kita bawa pisau sendiri, kan kita berasumsi sendiri kalau pisau itu pasti ada di setiap dapur, tetapi kenyataannya PISAU itu tidak ada, (rasanya yang saya gunakan untuk memotong tidak bisa disebut pisau untuk memotong deh :) ), untungnya tim SAR vihara bisa menemukan satu pisau.

2. Memotong buah, memang tidak dibutuhkan keahlian seorang tukang koki atau ahli masak untuk memotong tetapi dikarenakan jarang memotong buah (saya tidak begitu suka makan buah). jadi dibutuhkan waktu ekstra dibandingkan orang yang sudah biasa memotong (pujian saya haturkan kepada para tukang masak dan ibu/bapak rumah tangga yang memotong) saya tidak bisa bersyukur seperti ini kalau tidak tahu bagaimana sulitnya memotong.. hahaha...

3. persiapan penyerahan, sebenarnya ini dikarenakan kebiasaan juga, bagi yang sering berdana makanan kepada bhikkhu sangha tentu lebih hafal ketimbang saya.

ya itulah segelintir cerita singkat perjuangan untuk berbuat baik.. yang terpenting adalah ketika kita melakukannya kita melakukannya untuk perbuatan baik itu sendiri.
saya pribadi tidak bisa dikatakan tahu semuanya, tetapi paling tidak hal yang paling sederhana yang menurut saya paling mudah dilakukan adalah
- MELAKUKAN PERBUATAN BAIK ITU DEMI PERBUATAN BAIK ITU SENDIRI. -

be happy and live today.

No comments: