Sunday, April 8, 2012

Learn From Elders

beberapa hari yang lalu saya keluar kota, ke jakarta. dimana saya pulang untuk melakukan Qing Ming (Ceng Beng) (29-31 Mar 2012)


(ada yang posting rumah abu nya from youtube)

banyak yang suruh sebaiknya ditunda karena situasi sedang tidak baik (BBM rencana mau naik, demo mahasiswa di DPR dsb), tentunya kita ingin mencegah terjadi nya hal-hal itu. setelah tanya sana-sini dan mencari rute terbaik, akhirnya kami mampu dan berhasil untuk tetap pergi pada hari yang telah ditentukan. tahun ini adalah tahun kedua saya melakukan tradisi peringatan kepada leluhur (pada tradisi lain bisa disebut sekar).

 jadi kembali kepada topik "learn from the elders", apa nih maksudnya? kamu tidak sedang berbicara tradisi bukan? tidak, itu ada yang sudah membahasnya dan bukan pada bidang saya untuk menjelaskan tradisi itu. tradisi dilakukan dengan pengertian terlebih dahulu, disesuaikan dengan jamannya dan dengan kecocokan si pelaku.

bagi saya, bukan ritualnya yang penting tetapi pada pengenalan leluhur, rasa bakti dan jujur saya cukup lama tidak bertemu dengan kakek saya, bahkan saya belum lahir beliau sudah tidak ada, dan tidak hafal mukanya, sangking lamanya beliau sudah tiada (30 tahun). jadi saya pergi kesana dalam rangka mengenal beliau, menunjukkan rasa bakti dan berdoa (bukan meminta, seperti yang saya tahu kebanyakan yang melakukan). sisa nya ya saya cuma ikutin saja tradisinya, bagi saya tidak masalah ikut or tidak.

nenek saya yang sudah lama tidak bertemu saya, minggu kemarin kami duduk berdua saling ngobrol untuk mengenal lebih dekat. beliau sudah berumur 90 an, fantastic.. luar biasa.. saya duduk dan berbincang dengan beliau dengan beberapa orang tua, walaupun sering mengulang, saya tidak ada masalah dengan hal itu. selain melatih kesabaran juga melatih kemampuan berbicara saya, saya juga bisa mengetahui apa sih harapan yang diharapkan dari seorang yang sudah berumur cukup panjang ini (bonus kalau menurut saya). akhirnya setelah berbincang lama saya mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. tidak ada sesuatu yang INSTAN, segala sesuatu harus diperjuangkan, mie instan pun juga butuh waktu 3 menit supaya dapat dimakan, jangan lewatkan masa muda anda. karena ketika anda tua nanti, anda hanya akan berbicara mengenai penyesalan masa lalu yang tidak pernah anda lakukan.

2. BERKEMBANG, mau belajar terus, menjadi lebih baik, karena pengetahuan anda tidak akan ada habisnya kalau anda terus belajar, menjadi lebih baik tentu lebih baik timbang menjadi baik saja ( kira-kira itu yang diucapkan dalam bahasa dialek dan terjemahan bebas saya).

3. TERTAWA, salah satu contoh yang beliau berikan, masalah marah, kesal, dan benci. apa yang musti di benci, di kesalkan, dan musti marah? itu hanya malah menyakiti diri kita, kenapa? belum tentu orang yang kita marahi merasa salah, hal yang sama dengan benci dan kesal, toh kembali ke diri kita, yang dibenci dan dikesali belum tentu merasa hal yang sama. dan obat manjur nya adalah tertawa, (sesuai dengan jurnal penelitian yang ada diindia dan juga diteliti di indonesia mengenai "Terapi Ketawa" )

kenapa tertawa? karena katanya, ketika sudah seumur beliau, kita hanya akan menertawakan kejadian-kejadian masa lalu, dipikir2 kenapa mesti marah waktu itu ya, kenapa mesti benci, kenapa mesti kesal dan seterusnya. jadi beliau sering tertawa, terlebih cucunya ini (saya) ga bisa bahasa dialek hokkian terlalu dalam, jadilah dia tertawa melihat saya..

4. Jangan terlalu CEPAT MENILAI, istilah keren nya "don't judge the book from it's cover", saya ga tau mereka bercerita apa tetapi keliatannya dari yang dulu begini kemudian beberapa puluh tahun berubah jadi maksudnya adalah manusia bisa berubah (people changes) dan kita ga tahu dia berubah menjadi lebih baik atau lebih baik, tetapi intinya ya kita tidak akan pernah tahu jadi kita jangan mudah menilai (wise lesson).

5. Get Married , Having a GOOD RELATIONSHIP, hhmm, at first i disagree tidak semua orang harus menikah, tanpa menikah pun bisa, tapi setelah mendengar penjelasannya saya paham, apa alasannya atau pertimbangannya? kita kalau sendirian itu bisa, mau kemana ya enak ga ada yang urusin, mau ngapain juga seenak dirinya, tetapi sudut pandang yang lain adalah "berbagi", ketika kamu sukses tentu kamu ingin berbagi kesuksesan itu, atau ketika kamu berbahagia tentu kamu ingin berbagi kebahagiaan itu. bisa saja berbagi dengan teman bukan? bisa, teman tetapi juga ada batasan juga, tetapi orang yang paling dekat dengan kamu selain keluargamu adalah pasangan hidup mu. dia yang akan senantiasa menjaga dan mendampingi seumur hidup mu. jadi berbagi kebahagiaan adalah alasannya dan itu bisa merupakan boosting power untuk memajukan hidup dan nilai hidup anda, anda juga membentuk keluarga sendiri, keluarga kecil anda, anda harus SIAP untuk memulainya.
Tetapi INGAT hal yang sebaliknya juga bisa berlaku untuk anda, pilihan selalu ada di tangan anda.

ya sekian dulu cerita dari para sesepuh yang berhasil saya rangkum, saya cuma mendengarkan dan mencoba meresapi apa yang mereka katakan, ada sebagian yang tidak saya tangkap karena keterbatasan bahasa.. hehe..

semoga bermanfaat.

No comments: