Thursday, March 4, 2010

Sudut Pandang berbeda - Petuah yang sama

Ada seorang ayah yang menjelang ajalnya di hadapan sang Isteri berpesan DUA hal kepada 2 anak laki-lakinya :
- Pertama : Jangan pernah menagih hutang kepada orang yg berhutang kepadamu.
- Kedua : Jika pergi ke kedai berniaga jangan sampai mukanya terkena sinar matahari.

Waktu berjalan terus. Dan kenyataan terjadi, bahawa beberapa tahun setelah ayahnya meninggal dunia, anak yang sulung bertambah kaya sedang yang bongsu menjadi semakin miskin.

Pada suatu hari sang Ibu menanyakan hal itu kepada mereka.

Jawab anak yang bungsu :
“Ini kerana saya mengikuti pesan ayah. Ayah berpesan bahwa saya tidak boleh menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadaku, akibatnya modalku susut karena orang yang berhutang kepadaku tidak membayar sementara aku tidak boleh menagih”.

“Juga Ayah berpesan supaya kalau saya pergi atau pulang dari rumah ke kedai dan sebaliknya tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya saya harus naik teksi, padahal sebetulnya saya boleh berjalan kaki saja, tetapi karena pesan ayah itu, akibatnya penggunaan wangku bertambah banyak”.

Kepada anak yang sulung yang bertambah kaya, sang Ibu pun bertanya hal yang sama.
Jawab anak sulung :
“Ini semua adalah kerana saya mentaati pesan ayah. Kerana Ayah berpesan supaya saya tidak menagih kepada orang yang berhutang kepada saya, maka saya tidak pernah memberi hutang sehingga dengan demikian modal tidak susut”.

“Juga Ayah berpesan agar supaya jika saya berangkat ke kedai atau pulang dari kedai tidak boleh terkena sinar matahari, maka saya pergi ke kedai sebelum matahari terbit dan pulang sesudah matahari terbenam.
Kerananya kedai saya buka sebelum kedai lain buka, dan tutup jauh sesudah kedai yang lain tutup.”

“Sehingga kerana kebiasaan itu, orang menjadi tahu dan kedaiku menjadi laris, kerana mempunyai jam kerja lebih lama”.

MORAL CERITA:
Jika kita melihat dengan positive attitude maka segala kesulitan sebenarnya adalah sebuah perjalanan membuat kita sukses.

Live Today
- Be Happy -

berbagai sumber.

No comments: