Tema kali ini mengenai "memahami Kamma dengan Benar", yang dibawakan oleh YM Bhante Saddhaviro M.T.
bagi orang biasa, seringkali terdengar kisah kisah bagaimana orang yang ketiban sial sering disebut kena "kamma" atau orang yang berbuat jahat dan seringkali disebut akan kena "kamma" (akibat), lalu orang yang mendapatkan keberuntungan disebut "mendapat rejeki / hoki". menurut bhante, hal itu biasa saja bagi orang awam yang belum mengenal buddhis, tetapi yang bhante temui tidak demikian, kadang malah umat sendiri yang mengatakan demikian, nah ini tidak wajar... karena seharusnya umat buddhis harusnya sudah mengetahui, oleh karena itu maka tema kali ini di sampaikan untuk mengenalkan sekaligus menjelaskan apa arti kamma menurut Buddhis.
Bhante menjelaskan mengenai hukum-hukum yang ada di dalam Buddhis, hukum yang mengatur Biji-tumbuh2an, Cuaca, Pikiran, Dhamma dan Kamma.
nah kali ini kita bahas mengenai hukum kamma (atau menurut awam adalah hukum sebab-akibat).
ada 3 level untuk memahami kamma :
1. Kamma itu sebenarnya adalah Niat, Cetana / Kehendak. jadi apapun bentuk pikiran kita yang menjadi niat, yang baik atau yang buruk disebut Kamma karena sudah ada niat / kehendak. Niat yang baru dipikirkan itu disebut Kama Pikiran, sedangkan apabila sudah terucap disebut Kamma Ucapan, lalu apabila di lakukan itu disebut Kamma Perbuatan. Kamma tidak berat sebelah, jadi apabila ada yang berpikiran orang yang melakukan kesalahan disebut "kena kamma" itu sudah salah kaprah. kenapa? karena melakukan kebaikan juga disebut Kamma, namanya menanam kamma baik.
2. Hukum Kamma, nah kalau yang namanya hukum alam, sudah tidak bisa di otak-atik lagi, beda karena hukum tersebut memang sudah ada sejak dahulu.
untuk memahami hukum ini bhante memberikan ilustrasi yaitu, ada yang menciptakan, ada yang tidak diciptakan tetapi ada, dan ada yang tidak ada yang menciptakan dan tidak ada yang tidak menciptakan tetapi ada.
-. ada yang menciptakan, berarti meja diciptakan oleh tukang.
-. tidak ada yang diciptakan tetapi ada artinya kolong meja, kolong itu tidak ada yang menciptakan karena itu ruang kosong yang terbentuk dari hasil sebuah meja, tetapi tidak ada yang menciptakan tapi ada. nah hukum alam adalah hasil dari poin ini.
-. poin terakhir cukup mendalam, tidak ada yang menciptakan dan tidak ada yang tidak menciptakan, dalam arti Nibanna (saya tidak membahas terlalu dalam lagi, butuh diskusi yang lebih panjang dan pemahaman yang lebih mendalam)
jadi hukum kamma dapat diartikan apapun yang kamu taburkan itu lah yang akan kamu tuai.
3. buah kamma, artinya adalah hasil dari yang kita perbuat, nama lainnya akibat, konsekuensi dari apa yang kita perbuat. baik atau buruk. kalau hasilnya baik namanya buah kamma baik, kalau hasil buruk namanya buah kamma buruk.
nah, kesimpulannya setelah memahami ini semua, kita sebagai manusia seharusnya memahami bahwa apapun yang kita alami saat ini adalah hasil dari apa yang kita perbuat masa lalu sehingga ketika kita dilanda kesulitan, kesusahan, dan hal-hal yang menganggu kenyamanan kita / penderitaan, kita mestinya sudah dapat menerimanya tanpa berkeluh-kesah lagi.
lalu sesi tanya jawab,
ada yang bertanya bagaimana cara kita dapat merubah kehidupan kita, apakah kita hanya bergantung pada buah kamma kita? kalau begitu bukankah kita hanya pasrah saja, tidak berbuat apa-apa lalu hanya tinggal diam menerima semuanya.
bhante menjawab, bisa di rubah pada poin 1, karena disitulah letak kemampuan kita untuk merubah kehidupan kita, disitulah letak Niat/Kehendak kita, oleh karena itu kita harus menjaga poin 1 ini, kita harus waspada pada apapun yang terjadi di pikiran kita. kalau kita menginginkan hasil yang baik (poin 3) maka kita harus berusaha untuk menanam perbuatan baik dan itu dimulai dari pikiran kita. apa yang mau kita pikirkan, ucapkan, dan perbuat. bhante memberikan tips, dimana kalau kita mau merubah hidup kita saat ini ubahlah pada poin 1, setelah mau kita rubah, kita harus memahami, mengerti poin 2 (hukum kamma, sebab-akibat), lalu poin 3 adalah kita harus menerima-nya.
nah kebanyakan kan orang tidak bisa menerima hasil-nya, dan itulah yang membuat penderitaan, beliau menjelaskan bahwa kita harus belajar untuk menerima pada poin 3 (buah kamma) karena suka tidak suka, dia akan datang dan siapa yang berbuat dia yang akan menerima hasilnya.
ada yang bertanya, mengapa ada orang yang tidak bersalah tetapi dimaki, padahal dia tidak salah, kalau salah ya wajar kalau di marahi. bhante menjelaskan bahwa itu adalah konsekuensi hidup, itu adalah konsekuensi kita hidup sebagai manusia. 8 kondisi yang selalu akan ada yaitu suka-duka, kaya-tidak kaya, dipuji-dicela, naik jabatan/pangkat - dipecat. itu adalah konsekuensi hidup, dan kita harus menerimanya, sama seperti kita ter"lahir" sebagai manusia itu udah konsekuensi lahirnya "persoalan" menjadi seorang manusia.
lalu ada lagi yang bertanya mengenai kenapa ada orang yang baik hidup nya menderita dan kenapa ada yang tidak baik tetapi hidupnya berbahagia, lalu ada juga yang bertanya mengenai "kamma bersama" dan "kamma keturunan". bhante menjelaskan lebih dalam lagi mengenai jenis-jenis kamma, kamma menurut fungsi, kamma menurut waktu, kamma menurut beratnya. (semua ini dapat dibaca di pengenalan Abhidhamma, akan terlalu panjang untuk dibahas disini).
demikian ringkasan ceramah dhammadesana yang bertempat di kediaman Bpk. hendarto.
semoga bermanfaat.
nb : mohon maaf fotonya agak blur, karena saya tidak membawa kamera dan hanya mengandalkan dari kamera hp saya.
No comments:
Post a Comment